My 500 Words

Jumat, 03 Juli 2009

Menulislah!, Maka engkau akan abadi.!


RESENSI BUKU

“Lewat Tanya Jawab Anda Bisa Menulis”

Oleh: Jannerson Girsang.

Ali Murthado, penulis buku motivasi penulisan, “Menulis di Surat Kabar Gampang” dan “Menghasilkan Uang Lewat Tulisan”, kembali meluncurkan buku barunya ”Lewat Tanya Jawab Anda Bisa Menulis Artikel” di Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah, 1 Juli 2009 lalu. Buku yang diterbitkan Wal Ashri Publishing ini merupakan kumpulan tanya jawab seputar motivasi penulisan artikel di media.

Buku setebal 115 halaman ini mengarahkan Anda menumbuhkan motivasi memulai menulis di media, sekaligus menghasilkan uang. Penulis yakin, salah satu peluang yang saat ini dilirik adalah menulis di media cetak maupun elektronik.

Jika Anda terbelenggu menulis karena alasan kemampuan bahasa, pengetahuan tulis menulis, tidak memiliki hasil observasi yang lengkap, tidak punya bakat menulis. Jangan frustrasi!. Buku ini menjawab masalah anda. Karena ternyata, masalahnya menulis bukan soal itu!

Tokh, sebanyak apapun anda mengetahui teknik menulis, tetapi ”Anda sendiri belum tergerak untuk menulis, sama saja itu hanya mimpi”, demikian ditegaskan dalam bab Pendahuluan buku ini. Lakukan menulis. Action!. Baru lengkapi diri Anda dengan teori atau informasi yang berhubungan dengan artikel yang akan anda tulis. Motivasi, kemauan menulis dan disiplin. Itulah kuncinya!.

Penjelasan dengan gaya Dialog—yang merupakan ciri khas buku ini dimulai dari Bab II hingga Bab VII. Membaca bab-bab ini anda akan termotivasi dalam mengatasi masalah Persiapan Menemukan Ide, Mulai Menulis, Mengikat Makna, Kesulitan yang Sering Terjadi, Mengutip Sumber dan Hambatan Menulis.

Bagian paling akhir Bab Penutup, menyajikan 4 contoh artikel yakni Artikel Umum, Artikel Agama, Artikel Iptek, Artikel Wisata, memudahkan Anda melihat model dan memilih topik artikel yang dipilih memulai menulis.

Secara umum, buku ini cukup memenuhi unsur-unsur mencerdaskan, mencerahkan, sekaligus memotivasi pembaca memulai menulis. Namun, mengingat bahasanya yang terkesan sedikit ”intelek” walau disajikan dengan gaya populer, kami menyarankan buku ini adalah bacaan bagi para mahasiswa.

Tak lupa, beberapa kritik disajikan disini dalam rangka perbaikan buku ini. Masih ditemukan kealpaan dalam pekerjaan pencetakan. Dalam buku yang kami pegang terdapat 2 halaman 82. Sebaliknya, bagian VIII: sub bab Penutup dalam daftar isi ditunjuk pada halaman 87, ternyata tidak tercantum dan tidak terdapat di halaman manapun. Sayang sekali, bio data penulis yang sebenarnya bisa menjadi salah satu sumber inspirasi dan motivasi bagi pembaca tidak dicantumkan di bagian belakang buku. Selain itu, terdapat halaman-halam kosong sebelum dan sesudah bab pembatas. Sebaiknya halaman-halaman tersebut diisi gambar atau teks.
Terlepas kekurangan kecil buku ini, di tengah-tengah langkanya buku tentang motivasi penulisan yang ditulis putra-putri Sumatera Utara saat ini, kehadiran buku ini layaknya ”oase” di gurun pasir. Kegigihan dan konsistensi penulisnya memproduksi buku-buku jenis ini, pantas diacungi jempol!.

Menulislah!, Maka engkau akan abadi.!. Selamat membaca!

TOKOH WARTAWAN DI INDONESIA


RESENSI JAGAT WARTAWAN INDONESIA

Membuat profil 111 orang wartawan yang berusia 60 tahun pada suatu masa dengan rata-rata 6-7 halaman setiap profil bukan hal yang mudah. Sebuah hasil kerja keras yang menuntut ketekunan dan kesabaran. Hasil karya ini kemudian dibukukan dalam “Jagat Wartawan Indonesia” setebal 633 halaman dan diterbitkan pada 1980.

Mengenai jumlah 111 orang wartawan ini, menurut penulisnya bukan jumlah yang tepat, karena berbagai alasan. ”Barang tentu jumlah kaum wartawan yang kini (1980) berusia lebih dari 60 tahun atau yang telah wafat, bukan hanya mereka yang namanya tertera di dalam buku ini saja. Ada kalanya mereka itu alamatnya memang tidak diketahui penulis; adapula yang meskipun namanya dikenal, tetapi biodata yang ada pada penyusun sangat minim sekali, ..semisal Amir Hassan Bondan, Mohammad Horman, Housman Babu, A. Acil, A.A Hamidhan dan masih sederetan nama lagi”.

Sekedar mengingatkan, buku ini mungkin sudah tidak ada di toko buku lagi. Kami sendiri memperolehnya di toko buku loak di Titigantung Medan beberapa tahun lalu.  Menurut pendapat saya, buku ini adalah karya seorang wartawan yang pantas diacungi jempol dan seharusnya diterbitkan ulang atau dilengkapi dengan tokoh-tokoh wartawan generasi berikutnya. Sebagaimana pesan penulisnya : ”Kepada rekan-rekanku kaum wartawan generasi penerus”, maka adalah tanggungjawab wartawan lain untuk melengkapi dan melanjutkan tugas yang telah dirintis IN Soebagio ini.

Tidak mungkin menyebut ringkasan prodil satu per satu nama-nama dalam buku ini. Sekedar memberitahukan nama-nama yang ditulis, kami menyanjikan nama-nama wartawan yang diurut sesuai dengan urutan abjad dalam daftar isi buku. Ke-111 nama wartawan tersebut adalah: Abdul Hakim, Abdul Hamid, Abdul Muis, Abdul Rivai, Abdurrachman Baswedan, Abdulwahab Djojowirono, Abisin Abbas (Andjar Asmara), Adam Malik, Ahmad Sumadi Bratakuntjara, Ahmad Zainuddin Palindih, Ajat Djajaningrat, Albert Manumpak Sipahutar, Amarullah Ombak Lubis, Anwar Tjokroaminoto, Arif Lubis,
Arsyad Manan, Asa Bafagih, Asmara Hadi, Atje Bastaman, Bakrie Soeraatmaja, Bambang Sindhu, Bintarti, Bramono, Brotokesowo, Burhanuddin Muhammad Diah,
Drajat Harjakusumah, Darmawijaya, Darmosoegito, Didid Soekardi, Djamaluddin Adinegoro, Djawoto, Douwes Dekker Danudirja Setiabudhi, Elon Muhammad Dahlan, Enggak Bahau’ddin, Firdaus Harun al Rasyid, Goh Tjing Hok, Gusti Majur, SH, Hasbullah Parinduri, Horas Siregar, Husein Sutan Muhammad Noor, Ibnu Muhammad Arifin, Imam Supardi, Inyo Beng Goat, Joenoes Dirk Syaranamual, Joesoef Sou’yb, Karkono Partokusumo, Kasoema, Madikin Wonohito, Mangaraja Hezekiel Manullang, Mashoed Harjakoesuma, Marbangun Harjowirogo, Marco Kertodikromo, Mintardjo Tirtohatmojo, Mohammad Ali, Mohammad Ali Kamah, Mohammad Djamil Gelar Maharadja Ihutan, Mohammad Isnaeni, Mohammad Koerdie, Muhammad Radjab Soetan Maradjo, Mohammad Said, Mohammad Sofwan Hadi, Muhammad Yunan Nasution, Mohammed Basri, M. Tabrani, Muhammad Dimyati, Oemar Dachlan, Ot Pattimaipau, Pancratius Wardoyo, Pandu Kartawiguna, Parada Harahap, Petrus Kanisius Ojong, Rasuna Said, Rivai Marlaut, Ronggo Danukusumo, Sadono Dibyowirojo, Saeroen, Sajuti Melik, Sam Ratulangi, Samawi, Saruhum Hasibuan, Sjamsuddin Sutan Makmur, Sjarif Sulaiman, Soebekti, Soedarjo Tjokrosisworo, Soemantoro, Soemarto Dojodihardjo, Soemarto Frans Mendur, Soenarjo Prawiro Hadinoto, Soendoro Tirto Siwojo, Soepeno Hadisiswojo, Soerono Wirohardjono, Soetomo (mBah Tom), Soetomo Satiman, Soetopowonobojo, Sosrokartono, Suardhy Suryaningrat, Sumanang, Surastri Karma Trimurti, Sutan Mangaradja Sajuthi Lubis, Tadjib Ermadi, Taher Tjindarboemi, Telogomadigondo (Tm Gondo), Tengku Sjahril, Tirtoadisoerjo, Usmar Ismail, Wage Rudolf Soepratman, Wali al-Fatah, Winarno Hendronoto, Wongsokusumo Misralani, Yusuf Abdullah Puar, Zainal Abidin Ahmad.

Ketekunan dan kegigihan seorang IN Soebagio mendokumentasikan rekan-rekannya sendiri sesama wartawan adalah pekerjaan langka, yang mungkin sampai sekarang belum ada tandingannya. Soebagio In sendiri adalah seorang yang setia menekuni pekerjaannya sebagai wartawan hingga akhir khayatnya. Pria kelahiran Blitar 5 Juli 1924 ini adalah seorang penulis sejak jaman Jepang dan kemudian menjadi wartawan di berbagai surat kabar dan majalah. Diantaranya Pandji Poestaka, majalah Api Merdeka, Djiwa Islam, Menara Merdeka, Djajabaja, Pantja Raja, Suara Muda, Sedar, Minggu Pagi, Wakil Pemimpin Redaksi Penyebar Semangat, Antara, Kedaulatan Rakyat, Harian Umum, Surabaya Post, Liberal, Nasional dan lain-lain. Sejak 1958, dia kemudian menjadi Kepala Perpustakaan dan Dokumentasi Antara. (Buku ini pernah diresensi Atmakusumah di Majalah Tempo pada era 80-an).


Wartawan Baru Sempurna setelah Menulis Buku.


Ali Murthado (Kiri) dan Rizal Surya (Kanan)

Di tengah-tengah rendahnya minat penulisan buku oleh wartawan daerah di Provinsi Sumatera Utara, dua orang wartawan muda meluncurkan buku. Atas undangan salah seorang penulis, kami menghadiri acara tersebut. Kedua buku tersebut adalah ”Lewat Tanya Jawab Anda Bisa Menulis Artikel” karya Ali Murthado dan ”Tulisan Ringan Seorang Jurnalis” karya Rizal Surya. Kedua penulis itu, sehari-harinya adalah wartawan Analisa—media terbesar di pulau Sumatera yang terbit di Medan. Menurut H. Soffyan, penulisan buku adalah kesempurnaan seorang wartawan dalam menekuni dunia jurnalistik.

Tulisan Ringan Seorang Jurnalis : Pileg 2009, dinilai beberapa pembanding mampu memberikan pencerahan kepada setiap orang tentang pemilu legislatif yang baru berlangsung April lalu dan menjadi satu pemikiran aktual bagi pelaku politik dan masyarakat dalam menyikapi pemilu legislatif mendatang. Para pembanding mengatakan penulis buku ini paham terhadap hal-hal yang terjadi di sekelilingnya. Dia mencatat sejarah pertama kalinya pemenang caleg dari etnis Tionghoa dengan menempatkan 11 etnis tersebut duduk di lembaga legislatif di Sumatera Utara—salah satu dari 33 provinsi di Indonesia yang berpenduduk lebih dari 12 juta jiwa itu. Sementara buku ”Lewat Tanya Jawab Anda Bisa Menulis Artikel”, adalah sebuah pengalaman penulis yang dinilai mampu memberikan bimbingan bagi penulisan artikel pemula di media.

Peluncuran buku dilakukan di Aula Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi (BPAD) Sumut, Jalan Brigjen Katamso Medan, Rabu, Juli 2009. BPAD bekerja sama dengan Lembaga Baca Tulis (eLBeTe).
Beritanya lengkap bisa dibaca di Harian Analisa 2 Juli 2009 dan www.analisadaily.com