My 500 Words

Senin, 18 Juli 2011

PM Perempuan Pertama di Thailand Yingluck Shinawatra

Oleh : Jannerson Girsang

 
 Sumber foto: www.analisadaily.com


Sejak memenangkan pemilu 3 Juli 2011 lalu, sosok Yingluck Shinawatra—perempuan Thailand berusia 44 tahun itu sontak menjadi pusat perhatian dunia. Kemenangannya dalam pemilu tersebut menghantarnya menjadi perdana menteri perempuan pertama di negeri Gajah Putih itu.

Yingluck Shinawatra sebelumnya hanya dikenal dalam dunia bisnis. Kini dia berhasil menambah panjang daftar perempuan ASEAN menjabat kepala negara, dan mengisi kekosongan setelah masa jabatan presiden Arroyo, presiden pilipina berakhir 2010 lalu.

Dari Bisnis ke Politik

Hingga awal tahun ini, nama Yingluck Shinawatra tidak begitu dikenal bahkan di dunia politik Thailand sendiri. Namanya merebak ketika Partai Pheu Thailand (Pheu Thai Party) mencalonkannya menjadi Perdana Menteri Mei 2011 lalu.

Perempuan berwajah menarik ini memperoleh pendidikan di bidang Administrasi Publik yang diperolehnya di dua univeritas: gelar sarjana muda dari Chiang Mai University pada 1988 dan master dari Kentucky State University, Amerika Serikat pada 1991. Dia mengawali kariernya sebagai seorang sales dan marketing di Shinawatra Directories Co., Ltd., sebuah perusahaan direktori telepon yang didirikan AT&T International. Catatan lengkap kariernya bisnisnya bisa dilihat di http://investing.businessweek.com.

Pada 1994, Yingluck menjabat general manager Rainbow Media, anak perusahaan International Broadcasting Corporation (yang di kemudian hari menjadi TrueVisions).

Tangungjawab Yingluck lebih besar lagi dalam perusahaan keluarga setelah abangnya Thaksin terjun ke politik, setelah terpilih menjadi anggota parlemen pada 1994. Pada 2001, Thaksin terpilih menjadi perdana menteri Thailand. Yingluck meninggalkan jabatannya sebagai Deputy CEO IBC pada 2002, dan menjabat CEO Advanced Info Service (AIS), operator telepon genggam terbesar di Thailand. Sesudah penjualan Shin Corporation (induk perusahaan AIS) ke Temasek Holdings, Yingluck mengundurkan diri dari AIS, tetapi masih menjabat Managing Director SC Asset Co Ltd, perusahaan pengembangan property keluarga Shinawatra.

Pada 2006, krisis politik melanda negaranya. Abangnya Taksin Shinawatra diadili secara in absentia dengan tuduhan korupsi. Thaksin melarikan diri ke luar negeri (Kini berdiam di Abu Dhabi). Partai Kekuatan Rakyat (People Power Party)—partai pendukung Taksin, dibubarkan dan dewan eksekutif dilarang dari kegiatan politik oleh Mahkamah Konstitusi, pada 2 Desember 2008.

Lantas, mantan mayoritas anggota parlemen dari Partai Kekuatan Rakyat bergabung dengan Pheu Thai Party yang didirikan pada 20 September 2008, beberapa bulan sebelum pelarangan itu dikeluarkan pemerintah yang berkuasa.
Sebelumnya, Yingluck tidak berminat terjun di politik, terutama karena kasus abangnya Thaksin. Tak heran, ketika Pheu Thai Party memintanya memimpin partai dia menolak, menyatakan bahwa ia tidak ingin menjadi Perdana Menteri dan ingin fokus pada bisnis Akhirnya Yongyuth Wichaidit, mantan anggota parlemen Thailand, memimpin partai baru itu.

Menurut situs http://www.cbc.ca/new, pada 2009, Yingluck sudah disebut-sebut sebagai pewaris politik Thaksin abangnya kandungnya itu. Namun, situs itu mencatat: "Dia menunggu sampai Mei tahun ini untuk membuat lompatan ke dalam politik, dengan sasaran jabatan perdana menteri". Gayung bersambut!. Pada bulan Mei 2011, Pheu Thai Party, partai yang dekat dengan Thaksin, mencalonkan Yingluck sebagai calon Perdana Menteri dalam pemilu 2011.

Yingluck maju bertarung dalam Pemilu negeri itu pada 3 Juli 2011 dan memenangkan 265 kursi dari 500 kursi parlemen. Sementara, Partai Demokrat yang berkuasa hanya mampu merebut 160 suara. Dengan tingkat partisipasi 65,99% (hampir 31 juta pemilih), partainya memenangkan lebih dari setengah. kursi di parlemen.

Prestasi seperti ini adalah kejadian kedua, setelah pada tahun 2005 kemenangan lebih dari separuh kursi di parlemen oleh Partai Thaksin Thai Rak Thai. Berbagai komentar muncul ke permukaan.Mulai dari kedekatannya dengan abangnya Thaksin dan juga kemampuan dirinya. "There is no doubt that Yingluck Shinawatra won this election because she is Thaksin’s sister," kata Andrew Walker, pengamat politik Thailand dari Australian National University Canberra kepada ABC News.

Faktor kedekatannya dengan abang kandungnya tanpa didukung kemampuannya sendiri kemenangan mustahil diperoleh. Yingluck menawarkan rekonsiliasi dan tema-tema kerakyatan dengan cara yang sederhana saja dan tidak muluk-muluk. Targetnya realistis dan terukur, mudah ditangkap masyarakat banyak.

Yingluck menggambarkan visi 2020 untuk pengentasan kemiskinan di negeri berpenduduk 60 juta lebih dengan GDP lebih 122 milIar dolar AS itu. Di antaranya, dia berjanji mengurangi pajak pendapatan perusahaan dari 30% menjadi 23% dan kemudian 20% pada tahun 2013 dan menaikkan upah minimum 300 baht per hari dan upah minimum untuk lulusan universitas menjadi 15.000 baht per bulan.

Kebijakan pertaniannya diantaranya meningkatkan arus kas operasi dan menyediakan pinjaman kepada petani sampai 70% dari pendapatan yang diharapkan, berdasarkan jaminan harga beras 15.000 baht/ton. Rencananya juga akan menyediakan gratis Wi-Fi dan sebuah PC tablet untuk setiap anak sekolah. (Thai Rak Thai Partai pernah merencanakan menyediakan satu laptop per anak, tetapi dibatalkan setelah kudeta militer tahun 2006).

Tema kampanye yang sederhana dan penampilan Yingluck yang menarik (good feeling), sikapnya yang santai, panggung tempat kampanye yang ditata dengan baik menjadi perpaduan yang mendekatkan pesannya dekat dengan rakyat.
"Tidak diragukan lagi dia mendapatkan sambutan kegembiraan atas gagasan Thailand memiliki seorang perdana menteri perempuan, calon dengan hal-hal yang baru, cukup muda dan menarik, dan karena Demokrat menjalankan kampanye yang loyo," kata pengamat Thailand, Michael Montesano yang dimuat dalam The Bangkok Post, 4 Juli 2011.

Sementara, Perdana Menteri sebelumnya Abhisit Vejjajiva, menurut Pattnapong Chantranontwong, Editor the Bangkok Post, seperti dikutip Harian Sidney Morning Herald, tidak berhasil mengesankan para pemilih karena kegagalan mereka menangani masalah kekurangan bahan-bahan pokok dan kesulitan yang dihadapi rakyat di tingkat grass roots. Sebuah pelajaran bagi pemerintahan yang fokus pada pencitraan!.

Good Feeling, Orientasi Visi, Kerja Keras

Ibu satu anak laki-laki bernama Supasek ini lahir Chiang Mai, Thailand, 21 Juni 1967. Dia merupakan anak bungsu dari sembilan bersaudara dalam sebuah keluarga turunan China di Chiang Mai bagian Utara. Kakeknya Seng Sae Khu berasal dari Guangdong yang tiba di Thailand pada 1860 dan kemudian bertempat tinggal di Chiang Mai sejak 1908. Salah seorang di antara saudaranya, adalah Thaksin Shinawatra, Perdana Menteri Thailand yang digulingkan lewat sebuah kudeta militer lima tahun silam.

Yingluck menggambarkan hubungannya dengan abang kandungnya itu dalam hubungan pengalaman bersama dalam mengelola perusahaan. "Kami sama dalam arti bahwa saya telah belajar dari dia dalam bisnis dan saya memahami visi, bagaimana dia memecahkan masalah dan caranya membangun semuanya dari awal," ujar Yingluck kepada AFP pada kampanye, seperti dikutip China Post.

Pengalaman politiknya yang masih seumur jagung memang masih perlu diuji. Yingluck harus mampu menepis anggapan bahwa kemenangan Yingluck karena kedekatannya dengan abang kandungnya Thaksin Shinawatra dan dia hanya sebagai boneka.

"Ms Yingluck is a new face in politics and this is her first time running in an election, but because it looks as if she will become prime minister, she will have to prove herself as a capable leader of the new government and not just a puppet with her elder brother Thaksin pulling the strings," komentar sebuah artikel berjudul Yingluck Must Keep Promises di Harian The Bangkok Post yang dipublikasikan sehari setelah pemilu digelar

Yingluck menggambarkan hubungannya dengan abang kandungnya itu dalam hubungan abang adik secara professional. "Kami sama dalam arti bahwa saya telah belajar dari dia dalam bisnis dan saya memahami visi, bagaimana dia memecahkan masalah dan caranya membangun semuanya dari awal," ujar ibu dari satu anak laki-laki ini, kepada AFP pada kampanye, seperti dikutip China Post.

Di mata Yinglick, keraguan orang atas pengalaman politiknya yang masih seumur jagung, bukan hal yang mengganggu. "Baik, kami sudah memerankan banyak politik sejak lama, sehingga saya tidak berfikir orang Thai memerlukan saya hanya bergabung dengan politik dan memainkan politik dalam kehidupan sehari-hari. Mereka memerlukan saya melaksanakan dan memecahkan persoalan negara, mencari solusi masalah,"ujarnya kepada Australian Broadcasting Coorporation, semasa kampanye.

Memiliki pengalaman manajemen dan sedikit pengalaman politik, Yingluck memiliki kecantikan dan karisma. Menurut beberapa pengamat hal ini sanggup menampilkan good feeling, memunculkan perasaan positif dalam hati rakyat Thailand. Dan ini jauh lebih penting ketimbang kepintaran intelektual atau kepandaian berdebat sang kandidat.

Selain itu, Yingluck, didampingi suaminya Anusorn Amornchat. Dia adalah adik kandung dari Yaowapa Wongsawat, istri Somchai Wongsawat, mantan Perdana Menteri Thailand. Anusorn adalah mantan President and Executive Director M-Link Asia Corp. Public Co. Ltd. M-Link Asia Corporation Public Company Limited adalah perusahaan yang berbasis di Thailand yang melakukan distribusi peralatan telekomunikasi dan telepon mobile. Yingluck dan Anusorn adalah pasangan berbahagia yang dikarunia seorang anak bernama Supasek Amornchat berusia 9 tahun. Sebuah modal besar bagi Yingluck menjalankan tugasnya sebagai Perdana Menteri.

Terpilihnya Yingluck mengisi kekosongan perempuan dalam tampuk kekuasaan tertinggi di Negara anggota ASEAN, setelah Arroyo mengakhiri masa jabatan presidennya 2010 lalu. Dia menjadi perempuan yang menjadi kepala pemerintahan ke empat di wilayah ini, setelah Presiden Filippina Corazon Aquino pada (1986), Gloria Arroyo Macapagal 20 Januari 2001, dan Megawati Soekarno dari Indonesia (20 Juli 2001). Meski fakta menunjukkan bahwa pemimpin-pemimpin di atas berasal dari keluarga pemimpin terkenal, bukan berarti, para perempuan dari rakyat biasa tidak punya peluang.

Semoga kemenangan Yingluck kiranya menjadi inspirasi bagi kaum perempuan di Indonesia.

Penulis Biografi, Tinggal di Medan.

Dimuat di Harian Analisa, 18 Juli 2011

Rabu, 13 Juli 2011

Dua Tahun Meraup Jutaan Dolar ; Amanda Hocking, Sukses Penulis Self Publishing


Cetak Email


Jannerson Girsang


Karya-karya Anda masih menghadapi masalah untuk dipublikasikan karena ditolak penerbit-penerbit besar?. Jangan putus asa! Pengalaman yang sama juga dialami para penulis sukses.

Salah seorang di antaranya adalah Amanda Hocking, seorang penulis fiksi paranormal best seller Amerika yang meraup jutaan dolar dari penjualan buku-bukunya. Padahal, sampai Februari 2010, Amanda masih menerima surat penolakan dari penerbit.

Bosan menghadapi reaksi para penerbit-penerbit itu, penulis kelahiran Minnesota, Amerika Serikat 12 Juli 1984 ini memilih menerbitkan sendiri (self-publishing) buku-bukunya. Self-publishing adalah kegiatan penerbitan karya-karya sendiri.

Kaya Hanya dalam Dua Tahun

Memasuki usianya 26 tahun, Amanda melejit menjadi seorang penulis Amerika yang kaya. Status penulis buku best seller itu dicapainya hanya dalam kurun dua tahun. Seperti ditulis Wikipedia, pada 24 Maret 2011 Amanda menerima US$2 juta, dari 4 buku yang diterbitkan oleh St. Martin's Press untuk sebuah seri paranormal muda-dewasa yang dikenal dengan Watersong.

Hingga Maret 2011, sebelum memperoleh "durian runtuh" dari St Martin’s Press itu, Amanda Hocking telah menjual sekitar satu juta kopi dari sembilan bukunya, novel bertema fiksi dewasa-muda paranormal. Novelnya yang diterbitkan sendiri diantaranya: My Blood Approves series (My Blood Approves, 2010, Flutter, 2010, Wisdom, 2010, Letters to Elise (novella, 2010), Trylle Trilogy (Switched (2010), Torn (2010), Ascend (2011), Hollowland (2010). Pada bulan Pebruari 2011, Trylle Trilogy ditawarkan untuk dijadikan film, yang dikerjakan Terri Tatchell sebagai penulis screenplaynya.

The New York Times edisi 17 Juni 2011 mencatat bahwa prestasi Amanda ini adalah sesuatu yang sebelumnya tidak pernah dialami penulis yang menerbitkan sendiri tulisannya. Anda bisa bayangkan penghasilan seorang penulis yang professional seperti Amanda dan masa depannya sebagai penulis. Bisa menyamai pendapatan para atlet atau artis film tenar.

Jangan Bangga Hanya Pintar Menulis

Sebelum mencapai puncak ketenarannya, Amanda mengalami pahitnya seorang penulis. Menapaki tangga menuju sukses sebagai penulis, Amanda mengawali reputasinya sebagai penulis dengan novel pertamanya Dreams I Can’t Remember, yang ditulisnya pada saat dia masih berusia 17 tahun.

Sesudah itu dia terus menulis dan karya-karyanya terus bergulir. Sayangnya tidak sebuah penerbitpun mampu melihat potensi karyanya itu, alias tidak mau menerbitkan atau mencetaknya.

Kepada The New York Times Amanda mengatakan dia pernah mengirimkan karya-karyanya ke sekitar 50 agen penerbitan melalui Google dan "Writer’s Market". Tetapi semua menolaknya.

Menulis tanpa mendapat penghasilan yang memadai, tentu tidak akan mampu melanggengkan keinginannya menjadi penulis besar. Untuk berjuang mempertahankan hidupnya, anak dari keluarga broken home ini, sempat bekerja di sebuah perusahaan. Di tempat pekerjaannya dia berkenalan dengan seorang pria, yang kemudian meninggalkannya. Lalu, Amanda berhenti bekerja.

Lantas, Amanda belajar topik-topik yang dibutuhkan pembaca dengan mengunjungi rak-rak buku di toko-toko buku. Menulis buku kembali menjadi fokus kegiatannya, bahkan kalau sebelumnya kegiatan menulis hanya sebagai hobby, kemudian dia menjadikan menulis sebagai kegiatan utama dan menghasilkan karya-karya yang siap menjadi best seller di pasaran.

Hingga di kemudian hari sebuah inspirasi muncul. Peristiwa itu terjadi pada bulan Januari 2009. Saat itu Amanda mengamati klip di YouTube Blink-182 Mark Hoppus yang bercerita tentang Fall Out Boy Pete Wentz. Meski klipnya cukup pendek dan sederhana, Hoppus yang kisahnya mampu mendorong semua anak-anak di luar sana untuk membuat impian mereka menjadi kenyataan. Itu jugalah yang merubah kehidupan Amanda.

Dalam kisahnya, Amanda pernah mengalami rasa putus asa, karena tak menerima apa-apa selain penolakan dari penerbit. "Ada beberapa hari dimana saya sudah seperti: menyerah. Ini mengerikan. Aku tidak akan pernah mampu melakukannya. Saya mengirim surat terakhir saya kepada mereka pada akhir tahun itu (2009)" ujarnya kepada Strawberry Saroyan yang menulis kisah Amanda dalam artikel berjudul Story Seller (Penjual Cerita) yang dimuat di The New York Times edisi 17 Juni 2011. Terakhir karyanya ditolak penerbit pada bulan Februari 2010.

Jangan hanya pintar menulis, terbitkan tulisan Anda!. Jangan menyerah hanya karena ditolak penerbit. Bukan hanya satu jalan ke Roma. Begitulah kira-kira nasehat dari Amanda.

Dua bulan kemudian, Amanda mulai menerbitkan sendiri (self-publishing) novel-novelnya sebagai e-books, persisnya April 2010. Saat itu Hocking mengunggah (upload) novelnya berjudul "My Blood Approves" ke Amazon—toko online terbesar di dunia. Bulan berikutnya, Amanda mengunggahnya ke Smashwords, yakni layanan yang membuat buku-bukunya tidak hanya cocok (kompatibel) dengan Nook tetapi juga dengan perangkat yang kurang populer seperti BeBook dan Kobo.

Hari pertama, Amanda berhasil menjual lima buku dan hari-hari berikutnya jumlahnya sama. "Saya membuang waktu terlalu lama," katanya.

Untuk meningkatkan penjualannya, kemudian dia mengunggah novelnya yang lain dan berhasil menjual sebanyak 36 buku setiap hari pada bulan Mei. "Ini mengejutkan. Aku mengambil alih dunia." ujarnya
Hari-hari berikutnya penjualannya terus meningkat menjadi seratusan buku sehari. Pada bulan Juni tahun 2010, Amanda menjual sebanyak 6.000 buku; Juli 10,000. Penjualan mulai meledak Januari 2011, saat penjualannya melebihi 100,000 eksemplar. Saat ini dia menjual 9,000 buku sehari.

Kisah sukses Amanda mengingatkan bahwa penulis tidak cukup hanya memiliki kelihaian mengolah kata-kata menjadi kalimat, kalimat menjadi paragraf, menyusun paragraf menjadi artikel atau buku yang utuh.

Lebih dari itu, penulis harus mampu menulis topik yang diminati serta melakukan pemasaran sendiri tulisannya. Tentunya, penulis harus memiliki kreativitas serta semangat baja. Kalau Amanda Hocking bisa, kenapa kita juga bisa!. Para penulis sudah di daerah sudah saatnya memulainya dan saling bertukar pengalaman.

Untuk lebih memahami penerbitan sendiri, anda bisa mengakses Amanda Hocking melalui:http://amandahock ing.blogspot.com/, langkah-langkah self-publishing: : http://iwananashaya. multiply.com/journal/item/842 dan kisah sukses penerbit mandiri di Indonesia, Jed Revolutia dapat dilihat dalam: http://www.revolutia. info/. Di Indonesia, para penulis self publishing sudah mulai muncul: di antaranya: Jed Revolutia memanfaatkan jasa perusahaan online http://www.nulisbuku.com untuk memasarkan bukunya You Are LikeAble.***

Penulis adalah penulis Biografi, Tinggal di Medan.

Dimuat di Harian Analisa Cetak, 13 Juli 2011. 

Selasa, 05 Juli 2011

Christine Lagarde, Perempuan Pertama Direktur IMF

Cetak Email
Oleh : Jannerson Girsang *)

Makin terbukti bahwa batas prestasi perempuan adalah ruang antara langit dan bumi. Dalam mencapai jabatan puncak, perempuan memang butuh kerja keras, waktu dan tentunya dukungan system.

28 Juni lalu, Christine Lagarde—perempuan Prancis terpilih menjadi Direktur—jabatan puncak di organisasi internasional itu, setelah 66 tahun posisi puncak lembaga yang beranggotakan lebih dari 180 negara itu dipegang kaum laki-laki.

IMF adalah lembaga dunia yang bertanggungjawab dalam mengatur sistem finansial global dan menyediakan pinjaman kepada negara anggotanya untuk membantu masalah-masalah keseimbangan neraca keuangan masing-masing negara

Menarik menyimak kesan Christine Lagarde saat diwawancarai untuk menetapkan dirinya terpilih sebagai Direktur IMF. Dia diwawancarai 24 orang laki-laki anggota Board lembaga itu, melawan saingannya seorang bankir laki-laki dari Meksiko.

"Saat saya diwawancara selama tiga jam oleh 24 orang laki-laki, saya pikir baik dimana sesuatu sedang berubah sedikit," ujarnya kepada para wartawan yang mengerubutinya, usai dirinya terpilih sebagai Direktur IMF.

Di tengah-tengah pewawancara—yang semuanya laki-laki, Christine berhasil menyisikan saingan tunggalnya Agustin Carstens, Gubernur Bank of Mexico, dengan dukungan negara-negara ekonomi yang baru bangkit. Ibu dua anak itu menggantikan Direktur IMF sebelumnya, Dominique Strauss-Kahn, yang mengundurkan diri. Dominique Strauss-Kahn ditahan di Amerika karena terkait kasus seksual. Walau kemudian dia menyanggah semua tuduhan atas dirinya.

Kombinasi Hati dan Profesionalisme

Schwab, pendiri dan eksekutif Forum Ekonomi Dunia (World Economic Forum) dalam mediaonline www. time.com: April 29, 2010, mengungkapkan bahwa Christine Lagarde memiliki pengalaman internasional yang luar biasa dan keberhasilan tertinggi di bidang profesi hukum, ditambah dengan masuknya dirinya ke panggung politik, membekalinya sebagai seorang menteri keuangan perempuan yang paling berbakat-reputasi diperkuat oleh nilai-nilai dan keyakinan personal yang kuat. "Kombinasi hati dan profesionalisme membuat dia seorang pemimpin yang luar biasa," ujar Schwab.

Perjalanan karier Christine memang cukup menarik. Christine Lagarde yang memiliki nama lengkap Christinee Madeleine Odette Lagarde, dilahirkan di Paris pada 1 Januari 1956. Lulus dari Le Havre and Bethesda (Md USA) di Holton Arms School. Kemudian dia memperoleh gelar Master of Arts dan sarjana di bidang Hukum dan Sosial.

Jauh dari keahlian sebagai ekonom yang biasa bagi para pejabat IMF, Christine Lagarde di awal kariernya pernah menekuni pekerjaan sebaga pengajar, kemudian bergabung dengan biro hukum internasional Baker & McKenzie yang berbasis di Chicago. Pada 1995, dia diangkat menjadi anggota Komite Eksekutif biro hukum tersebut. Lantas, pada 1999 menjadi Komite Eksekutif.

Pada 2004 dia menjadi Ketua Global Strategy (Chairman of the Global Strategic Committee). Karier gemilangnya tercipta saat dia memimpin Baker & McKenzie. Pada 2004 dia berhasil meningkatkan pendapatan kotor sebesar 50%, membukukan pendapatan US$ 1.3 miliar.

Pada 2005, Perdana Menteri Prancis Dominique de VILLEPIN mengundangnya bergabung dengan pemerintahannya pada Juni 2005. Christine Lagarde menyumbangkan keahliannya untuk mengabdi pada negaranya, sebagai Menteri Perdagangan.

Lantas, di masa pemerintahan Nicolas Sarkozy, dia diangkat sebagai Menteri Pertanian, dan kemudian menjadi Menteri Keuangan pada reshuffle kabinet Prancis pada Juni 2007dan menjadi Menteri Keuangan Perempuan Pertama di Prancis, dan dikenal sebagai perempuan pertama yang pernah menjabat menteri Urusan Ekonomi dalam kelompok ekonomi G8—Prancis, Jerman, Italia, Inggeris, Jepang, Amerika Serikat, Kanada dan Russia.

Menarik Perhatian Media

Kemampuannya sebagai negosiator ulung dan kelihaiannya sebagai tokoh perempuan yang menonjol, menarik perhatian media. Itulah salah satu keunggulan orang yang dianggap mewakili elit Eropa ini, sehingga Christine dikenal secara luas.

Terpilihnya Christin menarik perhatian media di dalam dan di luar negeri. Harian yang terbit di Medan, seperti Harian Analisa (30 Juni 2011) dan media lainnya menempatkan berita terpilihnya Christine Lagarde dalam ruang yang cukup strategis.

Harian The New York Times menggambarkan Christine Lagarde sebagai orang terdepan dalam penyelesaian krisis di Junani, Irlandia dan Portugal. "As the finance minister of one of Europe’s most powerful economies, Ms. Lagarde has been at the forefront of efforts to contain the European debt crisis, which has led Greece, then Ireland and Portugal, to seek bailouts to help them pay their huge sovereign debts,"demikian dikutip dari harian yang berbasis di New York itu dalam edisi online 28 Juni 2011.

Beberapa penghargaan media diperolehnya dari hasil jerih payahnya. Pada 16 November 2009, The Financial Times memilihnya sebagai menteri keuangan terbaik di kalangan negara-negara yang menggunakan mata uang Euro Pada 2009, majalah Forbes menempatkan Lagarde di tempat ke-17 sebagai perempuan yang paling berkuasa di dunia.

Renungan

Bagi perempuan Indonesia, prestasi Christine Lagarde setidaknya menjadi sebuah pelajaran betapa sebuah kedudukan memerlukan profesionalisme, kerja keras dan kemampuan mendulang dukungan semua pihak. Tidak saja untuk jabatan tingkat dunia, juga di tingkat nasional maupun daerah.

Christine menapaki kariernya dari bawah. Mulai dari seorang pengacara, pemimpin perusahaan yang sukses, kemudian memasuki birokrasi dan prestasinya dikenal dunia internasional.

Sekedar informasi, dalam bursa pencalonan Direktur IMF, berbagai media sempat menyebut nama seorang tokoh perempuan Indonesia, mantan Menteri Keuangan Indonesia Sri Mulyani sebagai salah seorang calon kuat Direktur IMF dari Asia.

"Dua kandidat yang potensial adalah Menteri Keuangan Singapura Tharman Shanmugaratnam dan Sri Mulyani Indrawati," katan Korn Chatikavanij, Menteri Keuangan Thailand, seperti dikutip Asia Wall Street Journal 19 Mei 2011.

Semoga dalam pertaruang jabatan inernasional ke depan—tidak saja dalam IMF tentunya, para wanita Indonesia tidak tinggal diam. Mereka harus bersuara tentang rekan-rekannya yang menonjol. Nama Sri Mulyani, meski hanya turut meramaikan bursa calon, tetapi setidaknya sudah diperhitungkan dalam kancah perebutan kepemimpinan skala dunia. Ini hanya sebuah contoh di IMF. Banyak lagi bidang lain yang perlu mendapat perhatian kaum perempuan Indonesia.***

Penulis Biografi, tinggal di Medan

Sumber: www.analisadaily.com, Analisa Cetak: 5 Juli 2011 hal 25.

Minggu, 03 Juli 2011

Tinjau Biografi: Panangian pun; Berjuang di Alam Otoriter


PDF Cetak Email
Oleh: Ris Pasha
Judul : Berjuang di Alam Otoriter
Editor : Idris Pasaribu
Co. Editor : M. Djadijono
Tebal : xxii + 263 hlm
Ukuran : 15 mm × 21 mm
Penerbit : KSI medan publishing
Designe Grafis : Heri Suherman
Cetakan : Pertama, Medan Juni 2011
Kategori Buku : Biografi
ISBN : 978-602-99375-0-3




KERJA KERAS, jujur dan tulus serta memiliki eksistensi yang kuat, rasanya sangat jarang ditemui bagi kebanyakan masyarakat Indoensia. Tidak demikian halnya dengan Dokter Panangian Siregar, yang sejak kecil mempunyai dua cita-cita sekaligus, yakni menjadi Perwira Angkatan Laut dan menjadi dokter, apakah itu dokter ahli kandungan (obesteri dan ginekologi) atau ahli bedah.

Banyak hal memnnarik yang dikemukakan dalam buku ini. Sejak kecil Panangian sudah dihadapkan pilihan yang sulit. Sebagai anak guru tamatan kolonial Belanda, berkeinginan keras untuk sekolah dan belajar. Ibunya selalu ketat dalam disiplin belajar, hingga Panangian selalu tampil sebagai anak pintar di kelasnya.

Ketika kelas empat SR, dia ikut jual asongan di Tarutung. Karena pakaiannya yang selalu bersih dan rapi, dagangannya selalu laris, sebab banyak yang simpati padanya. Dia dagang asongan untuk iseng saja, sementara teman-temannya untuk mendapatkan uang agar bisa sekolah. Jika temjannya tidak sekolah, maka dia kehilangan teman akrab. Akhirnya dia memilih berhenti asongan untuk dirinya, tapi secara bergiliran dioa asong jualan teman-temannya, agar mnereka bisa bayar uang sekolah dan mereka tetap akrab.

Pilihan kedua, ketika masih SMA di Balige, dia sejak SR, SMP dan SMA tetap anak termuda di sekolahnya. Kawan-kawannya ada bahkan empat tahu di atasnya. Saat dia mau ikut berkelahi membela teman-temannya, teman-temannya mengatakan, biar kami saja, sebab kau anak guru. Nanti apa kata orang, seorang anak guru berkelahi. Panangian pun diam, padahal dia ingin membantu teman-temannya.

Demikian halnya ketika dia masuk Fakultas Kedokteran USU dia juga termuda, hingga banyak yang menganggap dia masih SMA. Di saat ini dia dihadapkan lagi dengan pilihan berat. Dia mendapat bea siswa dari pemerintah. Di tingkat IV dia melamar Angkatan Laut dan dites, kemudian diterima. Dua cita-cita, jadi dokter dan Angkatan Laut, sudah di pelupuk mata. Karena jujurnya, dalam lamarannya Panangian menyatakan dia sedang ikatan Dinas di Fakultas Kedokteran USU, hingga pihak Angkatan Laut mengatakan, agar Panangian mencabut ikatan dinasnya dari Departemen Pendidikan Pengajaran & Kebudajaan (PP&K), sebab Angkatan Laut tidak mau merampas anak negara dari departemen lain. Ketkika itu, Ikatan dinas dianggap sebagai anak negara.

Panangian berpikir, dia harus mundur, agar ranking yang dibawahnya bisa naik ke atas, sebab Panangian melihat ranking yang dibawahnya, sangat membutuhkan ikatan dinas itu.

Begitu tamat menjadi dokter, Panangian langsung masuk ke organisasi Ikatan Sarjana Rakyatr (ISRI) di bawah onderbouw Partai Nasional Indonesia. Kemudian dia ditempatkan di Sidikalang sebagai dokter kabupaten (Dokabu) di kabupaten yang baru dimekarkan dari Tapanuli Utara. Sekaligus dia diangkat pula menjadi direktur RSU Sidikalang. Dia dokter tunggal di sana. Panangian harus meminjamkan uang hasil prakteknya kepada RSU, agar pasien yang dirawat bisa makan.

Huru-hara politik pun terjadi. G.30.s/PKI terjadi. Sebelumnya dia sudah menajdi anggota PNI yang juga menjadi Ketua Cabang Kesatuan BHuruh Kesehatan - Buruh Marhaenis (KB.Kes-BM) Cabang Dairi. Saat itu pemerintah Orde Baru berupaya keras menghabisi PNI yang nota bene membawa ajaran Marhaenisme sebagai ideologi politiknya.

Panangian pun diangkat menjadi Ketua Tjabang (DPTj) PNI Dairi. Tentu dengan pergulatan yang hebat. Semua keluarga besar Panangian menentangnya. Kenapa harus masuk PNI yang akan dimusnahkan oleh pemerintah Orde Baru. Kenapa tidak memilih SOKSI, Gosgoro atau MKGR kemudian berada dalam satu kekuatan Sekber Golkar. Hanya kepada ayahnya yang juga kader militan PNI Panangian memberikan penjelasan. Jikka dia tidak berada di PNI, maka Marhaenisme akan punah. Ayahnya pun memberikan kekuatan padanya.

Saat ASU dan Osa-Usep bertikai, lagi-lagi Panangian berada pada pilihan berat. Naluri politiknya mengatakan, dia harus berada pada barian Osa-Usep, kalau Marhaenisme mau dipertahankan. Bukankah Bung Karno mengatakan: Supel dalam taktis, teguh dalam prinsip?.

Dalam kepemimpinannya, Panangian tidak mau membedakan mana ASU mana Osa-Usep. Kembali dia berpegang kepada apa yang diucapkan oleh Bung Karno; siapa yang berprestasi berhak maju.
Dari sanalah Panangian menjadi anggota DPRD-GR Tingkat-I Sumatera Utara. Kemudian menjadi anggota DPRD Sumut setelah Pemilu 1971. Tahu 1973, dia kembali lagi dihadapkan pada pilihan. Harus,kah dia ikut dalam Fusi PDI atau tidak? Kembali naluri politiknya dan logikanya bermain. Akhirnya Panangian memutuskan untuk ikut berfusi. Lagi-lagi dengan alasan, jika semua orang PNI menentang fusi, maka unsur PNI dalam PDI tidak ada lagi. Hanya ada Parkindo, IKPI, Parttai Katolik dan Murba. Dengan demikian habislah sudah Marhaenisme di bumi Indonesia.

Panangian pun menjadi salah seorang tokoh fusi PDI di Sumatera Utara. Dia mengajak kawan-kawannya di PNI untuk ikut Fusi. Kalau sudah fusi tidak ada lagi perbedaan Asu dan Osa-Usep. PNI akan kokoh dalam PDI. Saat itu orang-orang PNI sendiri yang mengisyukan, kalau Panangian dan kawan-kawannya termasuk Abdullah Eteng, kaki tangan orde baru dan menerima banyak uang dari Orde Baru.

Tahun 1981, lagi-lagi Panangian dihadapkan pada dua pilihan berat. Ayah angkatnya Abdullah Eteng yang keras dalam berbagai statemen politiknya harus direcall. Tak ada orang Sumatera Utara yang berani menggantikan Abdullah Eteng, karena rakyat akan marah. DPP PDI sendiri tak mampu mengatasinya. Akhirnya Panangian dimintakan untuk menggantikan Abdullah Eteng. Banyak yang memberikan masukan kepada DPP, kalau Panangian yang menggantikan ayah angkat, maka Abdullah Eteng tidak akan marah.
Panangian datang ke rumah dinas DPR-RI menjenguk ayahandanya sembari ingin menyampaikan pesan DPP PDI. Begitu Panangian berada di ambang pintu, langsung Abdullah Eteng mengatakan: "Untung kau datang. Kau harus menggantikan aku di DPR-RI. Lusa aku mau berangkat pulang ke Medan, Panangian meneteskan airmata saat dilantik jadi anggota DPR-RI. Dalam benaknhya terbayang, bagaimana kejamnya penguassa menghancurkan karier ayah angkatnya itu. Ketika itu, Panangian terpikir, penguasa merasa menang atas PAW itu.

Apa yang terjadi? Empat hari Panangian dilantik menggantikan Abdullah Eteng, dengan diplomasi blak-blakan, Panangian empat kali lebih keras mengeluarkan statemen politiknya di DPR-RI. Panangian menyoroti tajam soal kesehatan di Indonesia. Soal obat-obatan dan soal honor dan kesejahteraan medis dan paramedis.

Pada saat orang sangat takut menyoroti pemerintahan orde baru, terlebih pada Pemilu 19 87, Panangian dimana-mana berbicara lantang, agar kekuasaan orde baru harus direbut. PDI harus berkuasa. Sayang tak ada media yangberani menuliskan pidato Panangian yang selalu blak-blakan itu.

Sejak tahun 1987, Panangian sjudah menyoroti PT. Inti Indorayon Utama, dikmana saat itu tak satu LSM pun berani menyorotinya. Saat Panangian dilantiok jadi Menteri Lingkungan hdiup seperti apa yang dikatakan oleh Drs. Soerjadi Ketua Umum DPP PDI, Habibir Presiden RI saat itu yang memberikan penguatan untuk PT IIU selaku Ketua BPPI, justru Panangian menentangnya. Banyak Departemen terkait meminta agar Meneg Lingkungan Hidup memberikan reklomendasi, agar PT IIU aktif kembali. Panangian bertahan tidak akan memberikan rekomendasi untuk PT IIU.

Demikian juga dalam peristiwa 27 Julki 1996 perebutan kantor DPP-PDI, Panangian menyatakan tidak ada seorang pun kader PDI hasil Kongres Medan yang terlibat dalam peristiwa itu. Untuk itu, Panangian menentang pemerintah, agar kasus itu harus sampai ke pengadilan, agar duduk persoalannya bisa jelas. Jangan maling teriak maling, kata Panangian.

Panangian terkenal sebagai seorang politisi yang blak-blakan, tidak mau tedeng aling-aling. Keras seperti guru tunggalnya Abdullah Eteng.

Kini Panangian sudah 75 tahun dan dia pensiun dari panggung politik, namun analisa politiknya masih tetap tajam. Panangian seorang yang rakus akan buku-buku. Perpustakaan pribadinya penuh dengan buku.

(Sumber:Harian Analisa, Cetak Edisi Minggu 3 Juli 2011)