My 500 Words

Rabu, 22 Oktober 2014

REVOLUSI MENTAL: Mimpi Merubah Dunia, Awali Perubahan Diri Sendiri

Oleh: Jannerson Girsang

Bermimpi merubah orang lain, merubah negara?.

Jangan kawan, tidak usah mengharapkan orang lain berubah, apalagi memaksakan mereka berubah. Kitalah yang lebih dulu berubah.

Ayat emas kita mengatakan: "Sebagaimana kamu menginginkan orang lain berbuat kepadamu, perbuatlah demikian kepada mereka, sebab itulah hukum tertinggi dari taurat dan hukum para nabi"

Sebagaimana kamu menginginkan orang lain berubah, berubahlah seperti perubahan yang Anda harapkan.  Kalau Anda ingin orang lain berubah, maka ubahlah diri Anda lebih dahulu. Jadilah teladan!. Sebab yang lain menginginkan teladan, bukan perintah atau kata-kata.

Itulah Jokowi kita. Dia yang merubah diri lebih dahulu, memberi teladan dan orang lain  mengikutinya.

Jokowi tidak meminta Prabowo atau Abu Rizal Bakrie berubah, tetapi Jokowilah yang terlebih dahulu memberi teladan. Memaafkan, merajut kembali luka lama.Menyembuhkan!

Tindakan-tindakan kecil yang  baru menuju kebaikan., kejujuran sekecil apapun yang kita lakukan, akan menarik orang lain untuk melakukan hal yang sama.

Ingat!. Anda hanya bisa menjadi diri Anda, tidak bisa menjadi orang lain.

Anda bisa mencaplok kata-kata orang lain, perbuatan orang lain menjadi perbuatan Anda, tetapi pada akhirnya Anda akan kecewa. Sebab itu bukan diri Anda, bukan perbuatan Anda. Anda sendiri tidak menikmatinya, tidak akan mampu bersyukur!

Ketika Anda merasa sudah berhasil, Anda sendiri tidak akan menikmatinya, tidak akan mampu bersyukur! Kecewa melihat diri sendiri, kecewa melihat orang lain.

Berbuat satu kebaikan yang jujur dengan identitas Anda sendiri, lebih berharga dari seribu kata-kata kebaikan, kejujuran milik orang lain.

Jangan bermimpi merubah orang lain, merubah bangsa, merubah dunia. Lakukan perubahan dari diri sendiri.

Revolusi Mental.

Medan, 22 Oktober 2014

Senin, 20 Oktober 2014

Menyaksikan Peralihan Pemerintahan Damai di Indonesia (9)

Presiden baru Jokowi melepas mantan Presiden SBY. "Semoga Bapak diberi Barokah, kesehatan dan umur yang panjang," katanya. SBY menyambut dengan tepuk tangan dan diikuti para hadirin.

Menyaksikan Peralihan Pemerintahan Damai Indonesia (8)

Oleh: Jannerson Girsang

"Bubarkan," kata Presiden Baru, Jokowi. Masih terasa kaku. Baru pertama kali mengucapkannya sebagai Presiden yang baru dilantik beberapa jam yang lalu. Upacara penyambutan hanya berlangsung 1-2 menit. Cepat sekali.



Presiden baru Jokowi berbincang dengan mantan Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono. Tidak terdengar suara apa yang mereka bicarakan.
Saya menyarankan : Pak Jokowi nggak usah tiru deh SBY yang membiarkan pengusutan Soeharto berjalan, padahal hasilnya tidak ada bagi rakyat.

Maafkan semuanya, seperti Anda memaafkan Prabowo yang sudah mengobok-obok Anda di masa lalu. Dendam hanya akan menghasilkan kesusahan bagi diri Bapak dan kami rakyat bapak.

Kalaupun SBY memiliki kesalahan biarlah beliau bertanggungjawab kepada Tuhan. Nggak usah capek deh mengutak-atik kesalahan Presiden lama. Capek, dan pendukungnya kan banyak juga. Lima tahun ke depan kerjakan tugas-tugas yang langsung dirasakan rakyat Indonesia.
Mulai era baru, pemikiran baru dan tindakan-tindakan baru.


Upacara Pelepasan SBY. Terharu....."..pemimpin itu datang dan pergi" kata SBY.

Menyaksikan Peralihan Pemerintahan Damai di Indonesia (7)

Upacara penyambutan Presiden baru berlangsung di Istana Merdeka
Upacara penyambutan Presiden baru sudah berlangsung

Menyaksikan Peralihan Pemerintahan Damai di Indonesia (6)

Presiden baru Indonesia, Jokowi tiba di istana

Mantan Presiden SBY menyambut Presiden Baru Jokowi di Istana Merdeka

Menyaksikan Peralihan Pemerintahan Damai di Indonesia (5)

Menyaksikan Peralihan Pemerintahan Damai di Indonesia (3)

Oleh: Jannerson Girsang

Presiden baru Republik Indonesia berfoto bersama Ketua MPR RI
































Menyaksikan Peralihan Pemerintahan Damai di Indonesia (2)

Oleh: Jannerson Girsang 

Joko Widodo menyampaikan pidato pertama sebagai Presiden RI ke-7. Joko Widodo (Jokowi), setelah menyapa dan menyebut nama mantan Presiden dan Wakil Presiden yang sempat memimpin Indonesia, Jokowi tak lupa menyapa Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
"Yang saya hormati rekan dan sahabat saya Bapak Prabowo Subianto," kata Jokowi saat membuka pidato pertamanya di gedung MPR/DPR Jakarta, Senin (20/10/2014). Prabowo langsung berdiri di tempatnya dan memberi hormat dengan tangan kanan di keningnya. Merinding...terharu melihatnya!. 

Oh Jokowi, oh Prabowo, berdamailah untuk Indonesia Raya!

"Kita tidak bisa besar dalam keterbelahan dan perpecahan. Pemerintahan saya akan memastikan setiap rakyat di seluruh pelosok tanah air merasalan pelayanan pemerintahan".

"Inilah momen sejarah kita bergerak bersama".
Amin Pak Jokowi!. Kami semua berharap niat bapak akan terwujud lima tahun ke depan. "Revolusi Mental"
Doa untuk Presiden Baru oleh Lukman Hakim Saefuddin, Menteri Agama RI masa Pemerintahan SBY
Doa untuk Presiden Baru oleh Lukman Hakim Saefuddin, Menteri Agama RI masa Pemerintahan SBY

Sidang Parpurna selesai dan ditutup pukul 11.10, Presidenku sekarang Ir H. Joko Widodo. Semua meninggalkan ruang Sidang. Era Baru Indonesia

 Sidang Parpurna selesai dan ditutup pukul 11.10, Presidenku sekarang Ir H. Joko Widodo. Semua meninggalkan ruang Sidang. Era Baru Indonesia

Menyaksikan Peralihan Pemerintahan Indonesia yang Damai (1)

Oleh: Jannerson Girsang

Pagi hari Senin, 20 Oktober 2014 merupakan hari bersejarah bagi Indonesia. Sebuah acara penting berlangsung di Gedung DPR/MPR RI, Senayan Jakarta.

Bagi saya rakyat Indonesia yang tinggal dengan jarak udara sekitar 1300 km dari Ibu Kota Republik Indonesia, Jakarta, televisi merupakan media yang paling tepat menyaksikan even bersejarah ini secara langsung (real time).

Untuk mengabadikan peristiwa penting ini saya membuat foto-foto  momen-momen yang menurutku penting dari televisi favoritku Metro TV.

Foto-foto kupetik melalui black barry dan kuposting ke FB agar lebih banyak teman-teman setanah air, baik yang berada di Indonesia dan luar negeri yang menyaksikannya.

Foto-foto yang anda nikmati beserta cerita ringkasnya saya ambil dari FB saya untuk dokumentasi ke depan. Hal ini cukup penting, karena saya baru menyaksikan kejadian seperti ini untuk pertama kali sepanjang sejarah Indonesia.

Presiden yang digantikan hadir dan menandatangani berita acara serah terima jabatan Presiden. Ini tidak terjadi di masa pemerintahan mantan Presiden Megawati, maupun mantan Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono.

Inilah transisi pemerintahan yang damai, dan harus menjadi teladan bagi para presiden Indonesia di masa-masa mendatang.

Belum pernah terjadi. Jokowi Presiden Baru dan SBY presiden yang akan menyerahkan jabatan berjalan bersama memasuki ruangan Sidang Paripurna Pelantikan Presiden Baru Indonesia, Joko Widodo (Jokowi)


Ketua MPR RI menilai peristiwa pelantikan Jokowi menjadi Presiden ke 7 Republik Indonesia sebagai sebuah "tinta emas" sejarah bangsa ini "Hari ini kita menorehkan tinta emas perjalanan sejarah bangsa ini. Kita mampu melaksanakan peralihan kekuasaan secara damai dan bermartabat" ujar Zulkifli Hasan, Ketua MPR RI, sesaat setelah membuka Sidang Paripurna Pelantikan Presiden Baru Indonesia, Joko Widodo.
"Hari ini kita menorehkan tinta emas perjalanan sejarah bangsa ini. Kita mampu melaksanakan peralihan kekuasaan secara damai dan bermartabat" ujar Zulkifli Hasan, Ketua MPR RI,  sesaat setelah membuka Sidang Paripurna Pelantikan Presiden Baru Indonesia, Joko Widodo.


SBY dan JOKOWI. Masa lalu dan Masa depan Indonesia! Masa lalu sebagai pelajaran.

Jangan ulangi kesalahan masa lalu, lanjutkan hal-hal yang sudah baik. Mencari-cari kesalahan pemimpin yang lama hanya buang-buang energi.

Bertahun-tahun kita membuang energi, waktu dan dana membuktikan Presiden Soeharto adalah seorang koruptor, tetapi semua sia-sia. Bekerjalah membangun rakyat, jangan buang waktu dan energi mencari-cari kesalahan. Kita bukan manusia yang sempurna, mari kita maafkan kesalahan menatap masa depan yang baru.   

Hilangkan kebiasaan mencaci maki pemimpin lama dan memuja-muja pemimpin baru. SBY adalah mantan Presiden yang harus dihormat.  

Sabtu, 04 Oktober 2014

KECEWA DENGAN DPR-RI?

Oleh: Jannerson Girsang

Kalau sangat kecewa melihat tingkah DPR-RI kita sekarang ini, Anda masih normal. Kalau Anda senang, berarti Anda sudah abnormal. Mari kita sama-sama belajar dari pengalaman pahit ini.


Siang ini saya membaca sebuah Media lokal dengan Tajuk berjudul: "Tak Perlu Takut dengan 
Anggota DPR".

Begitu seramkah rakyat Indonesia sekarang, memilih wakilnya yang seram, dan membuat dirinya takut dengan wakil-wakilnya sendiri?.

Anggota DPR-RI model begini kerjanya cuma menakut-nakuti, menghalang-halangi pekerjaan pemerintah yang tidak sesuai dengan keinginan kelompoknya, memaksakan kehendak, "asbun"

Kita juga punya DPR-RI yang belum "ngeh" jadi anggota DPR. Saya tadi sangat kecewa ketika sebuah stasiun televisi mewawancarai dua orang artis yang terpilih menjadi anggota DPR-RI. Untuk memahami apa hak dan kewajiban DPR saja tidak tau.

"Hak dan Kewajiban DPR?. Oh ya ada tertulis di buku panduan DPR yang kami pelajari di Lemhanas. Ada..ada," katanya tertawa, tanpa merasa malu. Anang Hermansyah, pencipta lagu dan penyanyi terkenal, ketika ditanya hak dan kewajibannya sebagai anggota DPR, cuma mampu menjawab: "Maksudnya apa?"

Saya kahwatir, anggota DPR begini nantinya akan jadi pengarang lagu, penyanyi dan berbisnis hiburan. Stress pekerjaan, stress jadi anggota DPR, akhirnya keanggotaan DPRnya hanya "sampingan".

Pengamatan saya, pernah ada seorang pembawa acara yang jadi anggota DPR-RI periode (2009-2014), kerjanya terus aja menjadi MC dimana-mana. Tak sadar dia sudah menduduki jabatan terhormat. Tak ada satu katapun keluar dari mulutnya tentang suara rakyat. Untungnya dia tidak terpilih lagi. Dia terhindar dari stress.


Lainnya, ada anggota DPR-RI yang membuat keanggotaannya menjadi alat, status, alat korupsi.
Ada pula anggota DPR-RI yang ngomong, setelah koalisinya gagal menempatkan anggotanya merebut pimpinan. "Kita serahkan rakyat untuk protes".

Wah, udah rakyat susah memilihnya, susah pula lagi setelah terpilih. Apa kerjanya di Senayan, kalau tugasnya gagal, suruh rakyat yang menyelesaikan?

Kecewa!. Kata pendetaku, Rajinlah Beribadah. Hikmah sebuah kesalahan bersama. Mari perbaiki bersama, jangan jatuh ke lobang yang sama!.

Lima tahun ke depan menjadi pelajaran penting bagi rakyat Indonesia dalam memilih wakil-wakilnya. Jangan sampai memilih Monster-monster yang menakutkan, orang menjadi anggota DPR sebagai sampingan, atau mereka yang tidak mengerti tugasnya!

Medan, 4 Oktober 2014