My 500 Words

Minggu, 19 Februari 2012

In Memoriam Whitney Houston: Ketenaran, Harta tak Menjamin Kebahagiaan (Analisa 18 Pebruari 2012)

Oleh: Jannerson Girsang
 
Sumber foto: jackandjillpolitics.com

Meninggalnya Whitney Houston, pemegang 6 gelar Grammy Award, serta penjualan albumnya mencapai 170 juta keping, di bak mandi kamar hotel Beverly Hill Hotel sungguh tragis dan memprihatinkan! Sebuah pelajaran berharga dari kehidupan bintang, di luar gemerlapnya kesuksesan mereka. Harta, ketenaran tidak menjamin manusia hidup bahagia.

Dunia Bersedih

Sabtu sore, 11 Pebruari 2012 (Waktu Amerika Serikat), saat para aktor dan aktris serta industri musik bersiap-siap dan berkumpul di pusat kota Los Angeles untuk penyerahan Grammy Award, Whitney ditemukan tewas di bak mandi Beverly Hill Hotel. Kabarnya, dia berada di Hotel tersebut dalam persiapan menghadiri acara Grammy Award beberapa jam sesudah dia meninggal. Seluruh dunia bersedih!

Beberapa jam setelah kematiannya, acara Grammy Award 2012 digelar, dimana seharusnya Whitney Houston berada. Tapi apa hendak dikata, jasadnya sudah tak bernyawa, dan sedang diperiksa pihak kepolisian untuk mengetahui penyebab kematiannya.

Para hadirin dengan hikmat mengikuti acara khusus yang digelar untuk mengenang Whitney. Melalui layar televisi, dalam siaran ulang acara itu, saya menyaksikan Finalis American Idol dengan rasa haru menyanyikan lagu I Will Always Love You. Suasana hening, dan sedih terpancar di wajah para penyanyi, penulis lagu, dan pengusaha industri musik. Clive Davis, pendiri Arista Record, perusahaan yang membesarkan nama Houston memberi sambutan dengan terbata-bata.

Televisi-televisi di dunia, termasuk televisi Indonesia menyiarkan lagu I Will Always Love You serta beberapa lagu hit Whitney lainnya mengiringi kematiannya. Para penggemarnya mengadakan acara-acara Tribute to Whitney Houston.

Dari Indonesia, penyanyi Titi Dwijayanti alias Titi DJ mengaku karier musiknya banyak dipengaruhi kehadiran Whitney Houston. "Whitney juga sosok yang sangat memengaruhi saya. Seorang penyanyi yang benar-benar menjadi panutan. Dalam awal karier saya sering banget nyanyiin (lagu) Whitney Houston," ucapnya kepada kompas.com.

Ketenaran dan Harta

Penyanyi kelahiran New Jersey, Amerika Serikat, 9 Agustus 1963, yang dujuluki "The Voice" itu memiliki jangkauan suara 5 oktaf, kemampuan penyanyi pop-gospel yang bersuara indah dan kuat. Menyanyi dengan suara tinggi, menampilkan gaya dan mode pakaian trendi, gemerlap lampu dengan panggung mewah, dan puluhan penari latar mengiringinya membuat kagum penonton dalam setiap penampilannya.

Debutnya dimulai dengan album pertama pada 1985 dengan label "Whitney" disusul dengan Whitney (1987), I"m Your Baby Tonight (1990), My Love Is Your Love (1998), Just Whitney (2002), One Wish : The Holiday Album (2003) dan I Look to You (2009).

Pelantun lagu legendaris I Will Always Love You ini menapaki sukses demi sukses dalam kariernya sebagai penyanyi solo. Menurut Wikipedia, album debutnya menangguk penjualan tertinggi sebagai seorang penyanyi solo, yang menduduki peringkat 1 di tangga lagu Billboard 200. Ia juga memegang 7 buah single peringkat 1 di tangga Billboard Hot 100, mematahkan rekor 6 kali yang dipegang The Beatles dan Bee Gees.

Bisa dibayangkan berapa pendapatan Whitney. Kontraknya bernilai jutaan dollar, bahkan dikabarkan pada 2001 Whitney menandatangani kontrak rekaman terbesar sepanjang sejarah senilai US$ 100juta atau saat ini sekitar Rp 898 miliar.

Tragisnya, di akhir hidupnya media-media memberitakan Whitney Houston sedang menuju kebangkrutan.

Harta, Ketenaran, Membuat Susah

Kematian Whitney Houston menguak ke permukaan betapa beratnya kehidupan kaum jet set seperti Whitney Houston. Dia bahkan tidak bisa melepaskan diri dari kebiasaan buruknya selama bertahun-tahun.

Banyak pihak mengaitkan kematiannya dengan kebiasaan menggunakan obat-obat terlarang, meski pihak kepolisian Amerika Serikat belum mengumumkan hasil penyelidikan secara resmi. Sesudah otopsi hari Minggu lalu, hingga artikel ini ditulis, pihak kepolisian Amerika belum mengumumkan penyebab kematiannya.

Belajar dari pengalaman Whitney, ternyata mempertahankan dan menyesuaikan diri dengan kehidupan di posisi puncak tidak mudah. Apa yang dialami Whitney digambarkan Mar Mark Peterson di The New York Times (edisi 14 Pebruari 2012).

"When her greatest years were behind her, she remained in the public eye as something thornier — a drug addict and a casualty of the tabloid and reality-television era, ill-equipped for ever-increasing levels of scrutiny. Ms. Houston’s fall attracted so much notice because she had so far to go, down from the clouds into the abyss,"

Selain itu, kehidupan pasangan Whitney Houston dan Bobby Brown tidak berjalan mulus. Pernikahannya dengan penyanyi R & B Bobby Brown yang dilangsungkan pada 1992 itu, menghasilkan seorang putri bernama Bobbi Kristina. Kristina sekarang memulai karier menyanyinya dan kerap tampil bersama ibunya.

Mar Mark Peterson dalam artikelnya di The New York Times (edisi 14 Pebruari 2012) menyebutkan Bobby Brown adalah anak R & B yang berperangai buruk. Keduanya memiliki banyak perbedaan. Houston digambarkan "keras dan agung", sementara Brown digambarkan "berkeringat dan bau amis".

Setelah menjalani perkawinan selama 15 tahun pasangan ini harus mengakhirinya dengan perceraian. Whitney mengajukan cerai pada 2006, dan mereka resmi bercerai pada 2007.

Kesamaan mereka hanya pada penggunaan obat-obat terlarang. Dalam acara Oprah Winfrey Show September 2009, seperti banyak dikutip media, Whitney mengakui menggunakan obat-obatan terlarang bersama mantan suaminya Bobby Brown.

Renungan

Kematian Whitney menambah deretan artis-artis yang meninggal di usia di bawah 50-an—dikaitkan dengan obat-obat terlarang. Sebut saja Amy Winehouse, penyanyi Soul asal Inggris ini meninggal 23 Juli 2011 karena keracunan alkohol pada usia 27 tahun, Michael Jackson, raja pop yang meninggal di usia ke-50 tahun pada Juni 2009, karena overdosis bius propofol dan obat penenang, Elvis Presley, Agustus 1977 meninggal dalam usia 42 tahun, karena overdosis narkoba.

Celine Dion, pelantun lagu My Heart Will Go On, bintang berdarah Prancis-Kanada berusia 43 mengungkapkan keresahannya atas makin panjangnya selebriti top yang hidupnya berakhir karena penyalahgunaan obat terlarang. "Sayang sekali narkoba, orang jahat, dan pengaruh buruk telah merenggut impiannya, keibuannya,"ujar Celine Dion seperti dikutip Antara.

Dia menambahkan, "Ketika memikirkan Elvis Presley, Marilyn Monroe, Amy Winehouse, Michael Jackson.... (mereka) lari pada narkoba untuk berbagai alasan - karena stres, pengaruh buruk, atau apapun." ujar Celine Dion.

Kehidupan Whitney Houston memberi kita pelajaran betapa posisi di puncak ketenaran yang tidak didukung "karakter bintang" akan membuat kehidupan kacau. Persaingan, gaya hidup, karier meredup banyak membawa orang lari ke narkoba—sang pembunuh berdarah dingin itu.

Peringatan bagi kalangan artis, pilot, para elit, orang-orang kaya yang susah hati untuk tidak mendekati barang haram itu. Mahatma Gandhi memberi kita definisi hidup bahagia. "Happiness is when what you think, what you say, and what you do are in harmony". Apa yang kita pikirkan, ucapkan, lakukan selalu hamonis. Sudahkah kita melakukannya?

Whitney telah meninggalkan kita untuk selama-lamanya. Lagu-lagunya akan abadi di hati kita. Namun, pengalaman pahit hidupnya menjadi peringatan berharga bagi umat manusia. Selamat jalan Whitney, pergilah dengan damai!. "We Always Love You"!

Tidak ada komentar: