Oleh : Jannerson Girsang
12 November 2009, sekitar jam 08.00 pagi. Telepon genggam saya berbunyi, ada sms masuk. Teman saya Eliakim Sitorus—seorang sosiolog dari Jakarta menelepon. Saya senang, karena sudah lama kami tidak bertemu. Dia menyuruh saya membuka smsnya. Setelah saya buka, isinya sungguh mengagetkan. ”Ada di internet mencatut namamu, kau di England (UK) mau pinjam duit 2000 Pound Sterling. Tentu aku tidak percaya”, katanya dalam sms itu. Ternyata emailku jannerson_girsang@yahoo.com di hack oleh seseorang yang mengaku bertempat tinggal di Inggeris.
Telepon genggamku berdering beberapa kali pagi itu. Dari Jakarta tulang saya Maruli Situngkir mengirim sms. Bunyinya :”Pagi, kalau ada waktu tlg call”. Saya menduga, pasti soal yang sama. Ketika saya telepon dia bilang : ”Saya terkejut, saya sempat juga berfikir mengirimkannya,” kata tulang saya yang baik hati ini.
Dina Lumbantobing, salah seorang aktivis perempuan di Sumatera Utara juga menelepon saya. ”Lagi dimana?. Saya baca email pagi ini, kok bisa seperti itu. Tapi biasanya itu,” kata menaruh simpati. Teman saya yang lain, Norma Hutagalung, juga menelepon saya dengan nada yang sama. Bahkan Kukun, teman saya di Pramindo yang menikah dengan orang Perancis dan tinggal di Paris juga menerima email yang sama.
Saya sedih, karena email yang biasa kugunakan mengirim berita damai, berita pencerahan, kini digunakan untuk menipu.
Lantas, saya minta Norma dan Eliakim mengirimkan lengkap isi email ”siluman” yang masuk ke email mereka.
Menunggu email mereka tiba, saya mencoba membuka email jannerson_girsang@yahoo.com yang sudah saya gunakan sejak 2001 itu. Setelah memasukkan user name dan password seperti biasa, email saya tidak bisa menyahut lagi dengan ramah. Malah saya menemukan sapaan yang bagiku sangat kasar. Your Account has been expired. Saya langsung panik. Terus terang, sejak 1995 saya menggunakan email, baru kali ini mengalami seperti ini. Saya terpikir, bagaimana dengan link-link saya yang selama ini terhubung dengan email itu?.
Beberapa saat kemudian, email dari Eliakim dan Norma masuk ke email alternatif saya. Ternyata saudara saya Irene Girsang yang tinggal di Wuppertal, juga memforward email itu.
Anda mungkin biasa menerima email seperti itu, dan saya juga. Tetapi, kalau nama anda tercantum sebagai pengirim, sungguh membuat pikiran tidak tenang. Apa lagi saya bukannya melek internet, hanya user saja. Banyak hal yang membuat saya khawatir.
Bayangkan, dalam email itu, saya adalah seorang peneliti di Munchester University yang seolah baru dirampok dan ingin meminjam (loan) 2000 Pound Sterling.
Saya merasa agak aneh, karena email tersebut tidak memberitahukan nomor rekening, alamat yang jelas, bagaimana orang bisa mengirimkan uangnya?. Bodoh juga para hacker. Teman-teman saya itu bukan orang bodoh. Pasti tidak akan ada yang menanggapinya, apalagi menaruh belas kasihan.
Hacker yang mengaku dirinya dari negara maju ternyata masih berfikiran kerdil dengan membabtis saya seolah turut menjadi seorang pengemis ”ala abad internet”.
Memutar kembali memori, saya jadi teringat apa yang saya lakukan dua belas jam sebelumnya. Ke alamat email saya di atas masuk sebuah email seolah-olah berasal dari Yahoo Verification. Isinya meminta saya mengisi user name, password, lokasi dan saya lupa ada satu lagi. Terus ada satu kalimat yang mengatakan kira-kira begini. ”Kalau anda tidak update dalam 72 jam, maka anda akan kehilangan nomor account anda”. Ini yang membuat saya langsung mengisinya dan mengirimkannya.
Saya betul-betul merasa aneh, masih ada orang di dunia ini yang kerjanya jadi pengecut. Dia tidak sadar bahwa dengan berbuat demikian, banyak orang menjadi korban. Termasuk saya sendiri. Bukannya saya takut tercemar, karena bukan seorang yang terkenal seperti Barack Obama. Saya hanya orang kecil yang menginginkan perdamaian, tidak saling merendahkan dan memimpikan banyak orang jujur. Tidak seperti para hacker yang suka menipu.
Yang membuat saya sedih adalah email itu sejak 2001 kugunakan sebagai penyampai berita damai ke seluruh penjuru dunia ini. Tapi, kini harus mengakhiri hidupnya dengan cara yang tragis. Email yang telah berjasa mengirim berita gempa dan tsunami di Nias dari 2005-2006, mengirim bahan penulisan biografi dan otobiografi, menjalin hubungan dengan ribuan umat pencinta damai di seluruh dunia.
Tetapi harus lenyap begitu saja oleh orang iseng--hacker gila. Saya harus membuka email baru, mengisi lagi ratusan alamat yang hilang. Mereka yang tidak sempat kuhubungi, akan kehilangan kontak dan bisa sampai mereka meninggal tidak akan bertemu lagi. Betapa kejamnya para hacker ini!
Blog ini www.harangan-sitora.blogspot.com dan blog saya satu lagi memang akan ikut dalam missi gila par ahacker itu. Dua blog saya selalu saya cantumkan di bagian alamat dan nama saya di email itu. Blog ini diciptakan untuk memberikan pencerahan, mudah-mudahan dibaca oleh hacker email saya dan mau dengan sukarela mengembalikannya. Saya berharap, kiranya orang yang mengakhiri nyawa email saya sadar dan bertobat.
Bagi rekan-rekan saya di dalam maupun di luar negeri yang hari ini terganggu dengan email jannerson_girsang@yahoo.com, saya memohon maaf yang sebesar-besarnya. Email itu tidak lagi saya cantumkan dalam profil saya di blog ini. Anda juga tidak usah menghubungi saya melalui email itu, karena hacker sudah menguasainya.
Bagi anda yang mengalami seperti sial yang saya alami di atas bisa belajar dan menghubungi http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20090927200159AAP8yUv. Di sana anda akan dilayani menjawab agar jangan terkena hacker email dan memberi jawaban mengatasinya. Ingat sandi keamanan anda. Saya lupa sandi keamanan, sehingga tidak bisa mereset lagi pasword.
Para hacker kasihanilah kami, gunakanlah nurani anda, resapilah perasan kami pemilik email yang cinta damai ini. Bagi rekan-rekan saya yang ahli IT dan ingin membantu saya mengembalikan email itu, bisa disampaikan melalui kolom komentar blog ini.
Bagi email kesayanganku, jannerson_girsang@yahoo.com, selamat mengakhiri hidupmu. Semoga kau nyaman di tangan para hacker. Aku tidak akan melupakan sumbanganmu yang besar bagiku selama delapan tahun lebih.
2 komentar:
Bos, coba saja masuk ke adminnya email tersebut dan ganti lagi passwordnya, harusnya aman
Thank Makjen. Saya udah coba, tapi tidak bisa lagi. Thanks for your symphaty
Posting Komentar