Oleh : Jannerson Girsang
Di tengah-tengah beredarnya video porno Ariel-Luna-Cut Tari yang menghebohkan, muncul video spektakuler dalam versi yang berbeda. Meski videonya mengandung "racun"—"Keong Racun", tetapi mengundang inspirasi bagi banyak orang, dan beberapa minggu terakhir mendapat liputan yang meluas di televisi, di media cetak dalam makna yang positif. Kisah mereka menjadi topik utama media sebagai sebuah trend baru.
Video yang muncul di Youtube - media untuk mengunduh (upload) video secara gratis dari file anda dan bisa di share secara online, Juni lalu, dikunjungi lebih dari dua juta orang.
Video spektakuler itu melibatkan dua mahasiswi masih-masing Jovita Adityasari ( mahasiswi Universitas Pasundan Bandung, Jawa Barat) dan Sinta Nurian-syah (mahasiswi Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung), sama-sama semester lima.
Keduanya kini secara mendadak menjadi selebriti oleh video lip-sync Keong Racun yang berkisah tentang cinta itu. Mereka diburu para netter, pengusaha hiburan, media, bukan oleh polisi seperti yang dialami pelaku video yang pertama. Di luar kesibukan keduanya sebagai mahasiswi, keduanya kini keluar masuk ruangan studio televisi, undangan show dimana-mana, wawancara televisi dan media cetak.
Apa maknanya bagi kita semua?
Internet: Melambungkan Kreativitas
Kisah Jovita Adityasari dan Sinta Nuriansyah -kemudian lebih dikenal dengan Jojo dan Sinta sangat menarik dan memberi inspirasi bagi para pengguna internet.
Prestasi Video Keong Racun tentu tidak akan terjadi tanpa bantuan teknologi internet yang dipadu dengan kreativitas yang unik dan niat baik. Normalnya, seorang penyanyi akan terkenal setelah melewati seleksi, rekaman di studio yang terpilih, didukung produser, alat rekam canggih, finansial yang besar dan lain-lain.
Kreativitas yang unik, niat baik dipadu dengan bantuan teknologi internet telah melambungkan popularitas Sinta-Jojo, yang sebelumnya hanya dua orang mahasiswi semester 5, bukan pemilik suara yang sekualitas Kris Dayanti, atau Memes, bukan pula pemilik wajah yang wah!. Mereka biasa-biasa saja.
Syahdan, keduanya secara iseng menyanyikan dan merekam lagu Keong Racun ciptaan Subur Tahroni alias Buy Akur (49), dan sudah populer di Bandung melalui seorang penyanyi bernama Lisa sejak 2008. Tentu saja belum sepopuler sekarang ini.
Sebagai mahasiswi, Sinta dan Jojo tidak memiliki alat rekam canggih, pengaturan cahaya yang rumit, kameramen yang handal. Mereka hanya memiliki kamera laptop, seperti dituturkan di berbagai media.
Dengan alat itulah mereka merekam lagu dan aksi mereka. Menyanyi di depan kamera laptop dan menghasilkan sebuah video berdurasi 5 menit 14 detik, seperti tercantum dalam Youtube.
Hasil rekaman kamera laptop ternyata dapat diunduh ke dalam jejaring sosial. "Awalnya saya pernah lihat sekilas di salah satu posting kaskus.video tentang gaya lucu dan polos dua dara asal Bandung, menurut pengakuannya video itu tadinya buat koleksi pribadi Sinta -Jojo dan temen-temen Facebook dan Twitternya, juga buat pacarnya sinta yang posisinya lagi jauh dari Bandung, tetapi dikarenakan keterbatasan ukuran video diupload ke facebook, akhirnya video di upload ke YouTube dan berhasil," demikian sebuah kesaksian pemilik blog di internet (http://asrul.blogdetik.com/kenapa-lagu-keong-racun-shinta-jojo-jadi-begitu-terkenal/#comments).
Seperti kebanyakan mahasiswa saat ini, Sinta dan Jojo, adalah pengguna Twitter dan Facebook. Mereka ingin dilihat pacar dan teman-temannya. Video Keong Racun masuk ke jaringan global, walau tidak sebagus videoklip para penyanyi tenar seperti Kris Dayanti, atau Memes. Video Keong Racun ternyata mengundang decak kagum komunitas dunia maya di seluruh dunia.
Setelah diunduh ke Youtube pada 18 Juni 2010, hingga 5 Agustus 2010 (pukul 09.34 pagi), pengunjung Video Keong Racun mencapai 2,507,646. (Silakan kunjungi: http://www.youtube.com/watch?v=VKP1t3gQ_o0). Bukti bahwa video ini diterima dunia dan menduduki ranking teratas di Youtube. Video Keong Racun yang kemudian muncul dalam berbagai versi di internet mendorong penyebaran ketenaran Keong Racun berlipat ganda.
Karya gemilang bangsa Indonesia melambung di internet, melalui sebuah video yang bernilai tinggi.
Tenar, Incaran Media dan Pengusaha
Dua orang mahasiswi yang selama ini hanya menyanyi sebatas hobby, kini menjadi selebriti yang sejajar dengan bintang-bintang ngetop lainnya.
Seluruh dunia setiap saat menyaksikan penampilan mereka dalam berbagai versi, membicarakannya dan mengulasnya di kedai-kedai kopi, meja makan, media, serta di kalangan pengusaha bisnis hiburan dan Internet.
Kompas, media terkemuka di Indonesia menampilkan kisah Keong Racun dalam berbagai penerbitannya sejak Juli lalu. "Pada Rabu sore (4/08), ’Keong Racun’ sempat menduduki posisi kedua trending topics di Twitter, mengalahkan pembicaraan soal film Last Airbender dan Inception, yang dibintangi aktor Leonardo DiCaprio itu."
Kini, Keong Racun tidak hanya konsumsi pacar dan teman-teman Sinta dan Jojo. Video itu telah menjadi komoditi hiburan, memasuki pasar global. Jadwal keduanya menjadi padat oleh undangan beberapa stasion televisi. Mereka jadi incaran pengusaha bisnis hiburan dan media.
Beberapa kali Sinta dan Jojo muncul di televisi. Terakhir, tadi malam (4 Agustus 2010) penulis menyaksikan penampilan Keong Racun di Trans-7, salah satu dari sekian penampilan mereka di televisi.
Konon, Charly "ST 12" -manajemen show terkenal, mengatur jadwal show mereka yang kian padat. Mungkin saja mereka tidak ingin mengikuti jejak penyanyi yang gagal, karena tidak memanfaatkan manajemen untuk mengatur dirinya. Sebuah ketenaran harus dikelola dengan baik, agar dapat berkesinambungan dan memberikan makna yang lebih berarti.
Keberhasilan Sinta dan Jojo memang bukan yang pertama kali mengalami sukses seperti ini. Sebelumnya,pernah Hdialami para penyanyi lainnya di luar negeri. Pembaca mungkin ingat kisah Charice Pempego dari Filippina dan Justin Bieber dari Kanada.
Charice Pempengco, penyanyi remaja asal Filipina menanjak begitu cepat di tingkat internasional karena videonya ditemukan Ellen DeGeneres lewat Youtube. Gara-gara muncul di acara talkshow Ellen pada akhir Desember 2007, Charice diundang Oprah Winfrey lantas dipromotori David Foster, Charice melenggang sebagai penyanyi dunia. Usianya baru 18 tahun, dan Charice menjadi penyanyi Asia pertama yang masuk top 10 Billboard 200. Justin Bieber remaja 16 tahun yang membukukan platinum untuk album My World di AS dan Kanada.
Kisah dua mojang Priangan ini menjadi sebuah pelajaran berharga bagi para pembaca dan mereka yang tertarik untuk sukses menggunakan teknologi internet. Para remaja, pemuda Indonesia, para ilmuwan, politisi, teruslah berkreasi, masukilah dunia maya dengan kreasi yang positif. Semoga sukses Sinta dan Jojo menjadi inspirasi bagi kita semua. ***
Penulis adalah biographer, pengguna beberapa jejaring sosial, pemilik blog : http://www.harangan-sitora.blogspot.com. Tinggal di Medan. (Artikel ini dimuat di Harian Analisa, 10 Agustus 2010).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar