Oleh: Jannerson Girsang
The life of the dead is placed in the memory
of the living. (Marcus Tullius Cicero).
Dalam dua bulan
terakhir ini saya kehilangan beberapa teman yang banyak mewarnai kehidupan
saya. Hari ini aku begitu sedih, karena aku kehilangan Floriana Tobing, yang meninggal di RS Elizabeth Medan, 30 Maret 2013, dalam usia 82 tahun.
Untungnya, saya sudah menulis pengalaman hidupnya Berdoa dan Menabur Kasih. Meski dia sudah pergi, saya masih bisa membaca kenangan berharga dari dirinya.
Untungnya, saya sudah menulis pengalaman hidupnya Berdoa dan Menabur Kasih. Meski dia sudah pergi, saya masih bisa membaca kenangan berharga dari dirinya.
Kematian seorang teman memutus hubungan saya secara fisik dan rohani dengan mereka. Saya tidak lagi merasakan perasaan mereka, demikian
sebaliknya. Tidak ada lagi komunikasi timbal balik.
Kematian
berarti terputusnya komunikasi, dan lambat laun sejalan waktu kita akan
melupakan mereka. Waktu cenderung melupakan, karena komunikasi adalah darah
dari sebuah persahabatan, bukti bahwa
kita masih menyayangi seseorang.
Bagi sebagian
orang mendirikan makam yang bagus, dan melakukan ziarah dalam waktu-waktu
tertentu. Tetapi, itu hanya bangunan fisik yang mudah hancur. Ketika makam
seseorang jauh dari tempat tinggal,
maka tidak ada lagi komunikasi yang bisa dilakukan. Apalagi keadaan ekonomi
tidak memungkinkan untuk mengunjunginya. Banyak makam yang sudah tidak dirawat lagi dan akhirnya hilang begitu saja.
Bukti-bukti
sudah banyak. Tidak sedikit di dunia ini
seorang anak tidak tau sekedar nama seorang kakek neneknya, apalagi mengetahui
keteladanan mereka.
Begitukah
akhir hubungan kita dengan orang-orang yang sudah meninggal. Sayang sekali!. Apa
yang bisa menghubungkan kita dengan keluarga atau rekan kita yang sudah
meninggal?.
Salah satunya adalah
mencatat kehidupan mereka dan mengenang hal-hal baik yang dilakukannya sebagai
teladan dan hal-hal buruk yang tidak perlu ditiru.
Mengenang
orang yang meninggal adalah mengenang nilai-nilai yang ditinggalkannya. Sebuah
kisah!
Setiap orang dilahirkan ke dunia memiliki missi khusus. Setiap orang punya tantangan khas dalam hidupnya, yang diatasi dengan tindakan-tindakannya dan makna yang kita peroleh dari ungkapan-ungkapannya yang menghasilkan kebaikan yang menjadi teladan dan keburukan atau kesalahan yang tidak perlu diulangi.
Inilah nilai
terbesar seorang manusia selama hidup di dunia. Hellen Keller mengatakan: “Hal-hal
terindah di dunia ini bukan sesuatu yang dapat dilihat dengan mata atau dapat
diraba dengan tangan, tetapi sesuatu yang dapat dirasakan dengan hati”.
Harta, jabatan
dan kemegahan yang dapat dilihat dengan mata, akan hilang karena itu hanya
bersifat sementara. Tetapi kisah hidup, sesuatu yang dapat dirasakan dengan
hati, akan tetap sampai selama-lamanya.
Sebuah catatan
hidup baik itu tulisan maupun gambar atau video adalah alat komunikasi abadi
dengan teman-teman kita yang sudah meninggal. Mari menuliskan kenangan tentang
teman-teman kita, mengenang mereka agar mereka tetap hidup. Our
dead are never dead to us, until we have forgotten them.(George Eliot).
Selamat jalan inang Floriana Tobing. Saya akan tetap mengenang kebaikan-kebaikanmu, ketulusanmu dan kelembutanmu.
Selamat jalan inang Floriana Tobing. Saya akan tetap mengenang kebaikan-kebaikanmu, ketulusanmu dan kelembutanmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar