Oleh: Jannerson Girsang.
Pohon
beringin (ficus benjamina) dalam literatur-literatur kuno sering kali
dianggap suci dan melindungi penduduk setempat. Puluhan tahun yang lalu,
saat masih anak-anak, kami sering menemukan sesaji di bawah pohon
beringin yang telah tua dan berukuran besar. Katanya pohon seperti itu
dianggap sebagai tempat kekuatan magis berkumpul.
Tak heran kalau anak-anak takut berada dekat pohon beringin karena
orang-orang tua mengisahkan bahwa tempat di sekitar pohon beringin
adalah tempat yang “angker” dan perlu dijauhi.
Belakangan manusia lebih berfikir secara ilmiah dan banyak orang
menjadikannya sebagai tumbuhan pekarangan dan tumbuhan hias pot. Bahkan
pemulia tanaman telah mengembangkan beringin berdaun loreng (variegata)
yang populer sebagai tanaman hias ruangan, bonsai dan lain-lain. Akarnya
yang kuat, ternyata juga mampu menjaga pinggiran sungai tidak longsor.
****
Saat menyusuri Sungai Bah Bolon Mei 2013 lalu, saya mengamati tiga
pohon beringin yang ditanam di pinggir sungai Bah Bolon. Tentunya,
setelah belajar ilmu pertanian selama beberapa tahun di Institut
Pertanian Bogor di era 80-an, pandangan saya tentang pohon ini sudah
berubah.
Bahkan pohon ini merupakan penyelamat longsoran di pinggir sungai. Di
sepanjang sungai itu saya menemukan penduduk menanami pohon beringin
untuk menahan longsoran tanah ke sungai. Selain itu, sama seperti yang
pernah saya pelajari, pohon dapat melindungi penduduk dari abu, asap
serta kotoran yang ditimbukan industri, rumah tangga dan proses
pembangunan lainnya.
Sangat mengesankan!. Di satu lokasi, saya mengamati sebuah pohon
beringin yang tumbuh di beton penahan longsor di pinggir sungai. Akarnya
tumbuh menempel di beton, melebar di sepanjang tepi sungai. Pohon ini
ibarat perekat dan memperkuat beton, tanah aman dari lonsor dan
pinggiran sungai terbebas dari pendangkalan akibat erosi tanah.
Di satu lokasi saya melihat sebuah pohon sawit yang tumbuh di pinggir
sungai dan hanyut oleh kikiran arus sungai. Akar-akar pohon seperti
sawit tidak cukup kuat untuk bertahan dari hempasan arus sungai. Pohon
sawit tidak cocok untuk menahan longsoran tanah di pinggir sungai.
Setelah pohon sawitnya hanyut, maka tanah akan masuk ke sungai dan sawit
yang hanyut akan mengurangi kapasitas sungai menampung air.
**
Pohon beringin, sebagaimana pohon lainnya, mempunyai banyak manfaat
yaitu menahan laju air sehingga akan lebih banyak air yang terserap ke
dalam tanah. Selain itu akar pohonnya akan menahan tanah yang terkikis
agar tidak masuk ke aliran sungai/saluran air yang akan menimbulkan
endapan.
Beringin mampu memasok kebutuhan oksigen (O2), menyaring kotoran
(debu jalanan, abu pabrik/rumah tangga), mereduksi beberapa zat pencemar
udara dan meningkatkan kenyamanan lingkungan.
Pohon beringin mempunyai banyak manfaat yaitu menahan laju air
sehingga akan lebih banyak air yang terserap ke dalam tanah. Selain itu
akarnya akan menahan tanah yang terkikis agar tidak masuk ke aliran
sungai/saluran air yang akan menimbulkan endapan.
Pohon ini juga bermanfaat memasok kebutuhan oksigen (O2), menyaring
kotoran (debu jalanan, abu pabrik/rumah tangga), mereduksi beberapa zat
pencemar udara dan meningkatkan kenyamanan lingkungan.
**
Daerah di sekitar Bah Bolon telah tumbuh bangunan-bangunan dan sudah
sering mengalami banjir, karena berkurangnya pohon. Beringin dengan
akar-akarnya yang mampu menahan laju air sehingga akan lebih banyak air
yang terserap ke dalam tanah. Pohon ini dapat mengimbangi pengurangan
resapan air karena bangunan-bangunan tinggi.
Di sepanjang Sungai Bah Bolon banyak terjadi erosi air yang
menghanyutkan pohon-pohon kelapa sawit. Pohon-pohon yang tidak memiliki
akar yang kuat tidak dapat menahan struktur tanah. Sehingga, jangankan
menahan, pohonnya sendiri akan hanyut oleh air.
Sungai Bah Bolon juga dikelilingi oleh industri yang mengeluarkan
asap, debu. Pohon ini mampu menyaring debu, abu pabrik maupun rumah
tangga. Daun-daunnya mampu menampung debu dan zat-zat pengotor tersebut
dan akan tersaring dengan menempel pada daun-daun dari pohon. Pada saat
musim hujan maka kotoran yang menempel tadi akan meluruh seolah-olah
dicuci oleh air hujan. Polusi ini sangat berpengaruh pada kesehatan
tubuh.***
Penulis adalah alumni Institut Pertanian Bogor (1985)