Surat Orang Tua Kepada Anaknya
Ini adalah sebuah surat yang mungkin tak pernah dituliskan orang tua kita, tetapi ada dalam hati mereka..
Di saat aku tua, bukan lagi diriku yang dulu..
Maklumilah diriku, bersabarlah dalam menghadapiku
Di saat aku menumpahkan sayuran di bajuku,
Di saat aku tak dapat lagi mengingat-ingat cara mengikatkan tali sepatu,
Ingatlah saat-saat bagaimana daku mengajarimu, membimbingmu untuk melakukannya,
Di saat aku dengan pikunnya terus menerus mengulang-ulang ucapan yang membosankanmu
bersabarlah mendengarkanku, jangan memotong ucapanku
Di masa kecilmu, aku harus mengulang dan mengulang terus sebuah cerita ribuan kali hingga dirimu terbuai mimpi
Di saat aku membutuhkanmu menyuapimu, jangan menyalahkanku
Ingatkah di masa kecilmu, bagaimana aku berbagai cara membujukmu untuk makan?
Di saat aku kebingungan menghadapi hal-hal baru dan teknologi modern, janganlah mentertawaiku
Renungkanlah bagaimana dengan sabarnya aku menjawab setiap "mengapa" yang kau ajukan saat itu
Di saat kedua kakiku terlalu lemah untuk berjalan
Ulurkanlah tanganmu yang muda dan kuat untuk memapahku
Bagaikan di masa kecilmu aku menuntunmu melangkahkan kaki untuk belajar berjalan
Di saat aku melupakan topik pembicaraan kita, berilah sedikit waktu padaku untuk mengingatnya
Sebenarnya topik pembicaraan bukan hal yang penting bagiku
asalkan kau berada disisiku untuk mendengarkanku, daku telah bahagia
Di saat engkau melihat diriku menua
Maklumilah diriku, dukunglah daku
Bagaikan terhadapmu di saat engkau belajar kehidupan
Dulu daku menuntunmu menapaki jalan kehidupan ini
Kini temanilah aku hingga akhir jalan hidupku
berilah aku cinta kasih dan kesabaranmu.....
Di dalam senyumku ini tertanam kasih yang tak terhingga kepadamu
Sungguh aku selalu merindukanmu
Tapi, suatu ketika kita memang harus berpisah
Kasihku selalu untukmu, meski tak lagi bersamamu
SUDAHKAH ANDA MENCINTAI ORANG TUA SEPENUH CINTA?
Karya: Dr Johannes Mulyadi Pranata
Di saat aku tua, bukan lagi diriku yang dulu..
Maklumilah diriku, bersabarlah dalam menghadapiku
Di saat aku menumpahkan sayuran di bajuku,
Di saat aku tak dapat lagi mengingat-ingat cara mengikatkan tali sepatu,
Ingatlah saat-saat bagaimana daku mengajarimu, membimbingmu untuk melakukannya,
Di saat aku dengan pikunnya terus menerus mengulang-ulang ucapan yang membosankanmu
bersabarlah mendengarkanku, jangan memotong ucapanku
Di masa kecilmu, aku harus mengulang dan mengulang terus sebuah cerita ribuan kali hingga dirimu terbuai mimpi
Di saat aku membutuhkanmu menyuapimu, jangan menyalahkanku
Ingatkah di masa kecilmu, bagaimana aku berbagai cara membujukmu untuk makan?
Di saat aku kebingungan menghadapi hal-hal baru dan teknologi modern, janganlah mentertawaiku
Renungkanlah bagaimana dengan sabarnya aku menjawab setiap "mengapa" yang kau ajukan saat itu
Di saat kedua kakiku terlalu lemah untuk berjalan
Ulurkanlah tanganmu yang muda dan kuat untuk memapahku
Bagaikan di masa kecilmu aku menuntunmu melangkahkan kaki untuk belajar berjalan
Di saat aku melupakan topik pembicaraan kita, berilah sedikit waktu padaku untuk mengingatnya
Sebenarnya topik pembicaraan bukan hal yang penting bagiku
asalkan kau berada disisiku untuk mendengarkanku, daku telah bahagia
Di saat engkau melihat diriku menua
Maklumilah diriku, dukunglah daku
Bagaikan terhadapmu di saat engkau belajar kehidupan
Dulu daku menuntunmu menapaki jalan kehidupan ini
Kini temanilah aku hingga akhir jalan hidupku
berilah aku cinta kasih dan kesabaranmu.....
Di dalam senyumku ini tertanam kasih yang tak terhingga kepadamu
Sungguh aku selalu merindukanmu
Tapi, suatu ketika kita memang harus berpisah
Kasihku selalu untukmu, meski tak lagi bersamamu
SUDAHKAH ANDA MENCINTAI ORANG TUA SEPENUH CINTA?
Karya: Dr Johannes Mulyadi Pranata