My 500 Words

Senin, 12 Agustus 2013

Pelajaran dari James Patterson, Penulis Terkaya di Dunia (Dimuat di Harian Analisa Cetak, 12 Agustus 2013)

Oleh: Jannerson Girsang. 

Kisah prestasi James Patterson, penulis terkaya dunia versi majalah Forbes 2013, memberi inspirasi betapa kecilnya prestasi yang kita capai dan mendorong agar lebih terpacu lagi untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas karya menulis kita.

Bukan sebaliknya, membandingkan prestasi menulis dengan orang yang di bawah kita, sehingga memunculkan kesombongan. “Di atas langit, masih ada langit”.

Bagi penulis, barangkali James Patterson, penulis terkaya di dunia adalah contoh untuk bercermin dan menginspirasi penulis. Penulis dituntut agar lebih rendah hati, saling menginspirasi, memacu prestasi dan bersaing sehat.

Penghasilan dan Jumlah Buku yang Ditulis

Kisah James Patterson diposting di mediaonline Forbes.com bulan April 2013 lalu (www.Forbes.com). Judulnya sangat menantang: “The World’s Top-Earning Authors James Patterson: $94 Million”. Penulis berpenghasilan tertinggi di Dunia James Patterson: $ 94 juta.

Berapa sih $ 94 juta?. Ingin tau dan membandingkannya dengan penghasilan penulis di tanah air, saya mencari kurs jual dollar Amerika (BI) tanggal 3 Agustus 2013 di Kompas.com. 1 dollar AS =Rp 10.126. Kalau angka itu dimasukkan dalam program excel dan dikali 94 juta, maka hasilnya: Rp 950 miliar!. .

Angka itu, hampir sama dengan pendapatan 1000 penulis berpenghasilan 1 milyar, atau 10 ribu penulis berpenghasilan Rp 100 juta per tahun agar menyamai penghasilan James Patterson.

JK Rowling sendiri, seorang penulis kisah sihir yang sangat digemari termasuk di negeri ini, Harry Potter, hanya berhasil menempati urutan ke lima belas penulis berpenghasilan tertinggi menurut majalah Forbes.

Bahkan gabungan dari pendapatan tiga penulis terkenal Stephen King, John Grisham atau Dan Brown, menurut Forbes belum mencapai angka di atas. Sebuah video berdurasi 22.48 menit di youtube malam Minggu lalu membawa saya berkenalan lebih jauh tentang seorang penulis terkaya dunia.

Lalu, saya tertarik mengethui jumlah buku yang sudah ditulisnya. Ternyata, sejak memulai menulis novel pada 1976, James Patterson telah menulis 95 buah novel. Berapa buah novel yang sudah saya tulis. Nol! Saya baru bisa menulis artikel-artikel sederhana, menulis biografi sederhana.

Lalu saya mencoba memutar beberapa video tentang James Patterson tentang penampilannya. James Patterson adalah pria bertubuh tinggi tegap, berbicara penuh humor di hadapan ratusan hadirin. Tampil dengan stelan jas yang rapi, elegan, layaknya seorang presiden direktur sebuah perusahaan besar. Ini sebuah pelajaran bahwa penulis tidak harus tampil lusuh, dan tidak rapi.

Berbeda dengan citra yang sering dipertontonkan sebagian penulis di negeri ini yang enggan menampilkan kerapihan dalam pemunculannya di depan umum. Padahal, James Patterson adalah pencerita (story teller) paling top di Amerika.

Selama dua puluh dua menit saya menikmati video yang berjudul: James Patterson 2013 keynote speaker, Savannah Book Festival, 2013. “I am very lucky, because I love what I do,”ujar pria itu datar namun suara baritonnya yang memukau. Seorang penulis harus mencintai pekerjaannya dan senang melakukannya, tak perlu merengek-rengek tidak diperhatikan.

Bagi saya sendiri, memang inilah hal sulit. Kadang hidup menulis terlalu kacau. Terlalu banyak tawaran peluang lain yang nyatanya belum tentu menjanjikan. Tidak mencintai pekerjaan menulis sehingga tidak fokus. Pasti, sikap seperti ini tidak mungkin menjadi penulis besar.

Penulis harus membaca. Dalam video lain, saya menyaksikan beberapa video tentang James Patterson. Ternyata, sebagai penulis, dia adalah pria gila baca. “I am crazy of reading,” katanya.

There is nothing to do but reading,” tambahnya. Tak ada yang dilakukan kecuali membaca.

Menulis 14 Buku Setahun

Patterson dilahirkan di Newburgh, New York, 22 Maret 1947, dan memperoleh gelar Bachelor of Arts dalam Bahasa Inggeris dari Manhattan College, dan Master of Arts dalam bidang yang sama dari Vanderbilt University.

Sejak novel pertamanya yang terbit pada 1976, James Patterson berpetualang lewat fiksi-fiksi bergenre thriller dan mendapat julukan maestro thriller (2011). Buku hasil karyanya diterbitkan dalam berbagai bahasa di dunia.

Novel pertamanya, The Thomas Berryman Number yang terbit pada 1976 mengisahkan karakter Alex Cross, seorang psikolog forensic, dan menjadi novel paling popular dan meraih penjualan novel tertinggi untuk seri detektif di Amerika Serikat.

Jeff Bercovici dalam Forbes.com, mengungkapkan Patterson berhasil dengan karya fiksi untuk kalangan muda dan dewasa. ”Fiksi ilmiahnya sukses besar, dengan pendapatan menakjubkan mencapai USD 94 juta,” kata Jeff Bercovici, yang dikutip majalah Fobes.

Selama 2011, James Peterson berhasil menulis 14 judul buku. Artinya, James Peterson berhasil menulis lebih dari satu buku laris setiap bulan.

Dia meraih novel best seller no 1 versi The New York Times, sebanyak 19 berturut-turut. Novel-novelnya terjual lebih dari buku-buku yang ditulis penulis terkenal Stephen King, John Grisham and Dan Brown. Bukunya sudah terjual sekitar 260 juta kopi di seluruh dunia.

Bulan September 2009, Patterson menandatangani perjanjian sebagai penulis utama dan penulis kedua untuk 11 buku hingga akhir 2012. Forbes melaporkan perjanjian itu bernilai paling sedikit $150 million, meski Patterson mengatakan angka itu kurang akurat.

Menulis dan Membantu Masyarakat 

Menulis telah membuat James Patterson kaya raya dan mampu membantu masyarakat sekitarnya, menyumbangkan buku-buku, bea siswa mendukung pendidikan, dan mendukung minat baca di negerinya dan dunia ini.

Website pribadinya http://www.jamespatterson.com menjelaskan bahwa James Patterson tidak hanya pintar mengolah kata menjadi inspirasi, tetapi juga memikirkan pengembangan dunia penulisan.

Selain menulis, Patterson juga mendirikan James Patterson PageTurner Awards pada 2005. Lembaga ini membantu lebih dari US$100,000 pada tahun yang sama kepada masyarakat, perusahaan, sekolah dan lembaga-lembaga lainnya untuk menemukan cara yang efektif menyebarkan rangsangan membaca buku.

Patterson juga mendirikan James Patterson Teacher Education Scholarship pada sekolah pendidikan di beberapa universitas dan negara bagian di Amerika Serikat. Selain itu, Patterson juga mengelola program bea siswa College Book Bucks. Dia juga membantu program membaca di luar sekolah.

James Patterson telah menyumbang buku-buku ke lebih dari 400 sekolah di Palm Beach County, New York City, Savannah, dan Los Angeles Unified School Districts, lebih dari 400 sekolah. Dia juga telah menyumbangkan 200,000 buku kepada militer di di dalam maupun di luar negeri.

James Patterson Teacher Education Scholarship mendukung guru-guru yang akan membantu anak-anak tentang dasar-dasar penting kenikmatan membaca seumur hidup.

Tahun 2013 saja, menurut data website pribadi James Patterson, Yayasan ini mengeluarkan dana untuk progam pendidikan lebih dari 1 juta dollar Amerika.

Masyarakat dunia mengenal James Patterson sebagai Co-chair, World Book Night 2013. Dia adalah mitra pendiri Duchess of Cornwall—Dana Bacaan Anak (Inggris), dan Wakil Ketua Dewan untuk WXEL-TV, stasiun televisi publik Florida Selatan.

Semoga kisah ini bermanfaat bagi para penulis di tanah air. Sehebat apapun prestasi menulis kita hingga saat ini belum ada apapanya dibanding James Patterson. Marilah kita berpacu untuk meningkatkan prestasi.***

Penulis adala kolomnis dan penulis Biografi.

2 komentar:

Arif Budiman mengatakan...

god job ! sangat inspiratif.. mampir ya om http://stopbeingaloser.blogspot.com

JANNERSON GIRSANG: Menulis Fakta Memberi Makna mengatakan...

Terima kasih Arif.