My 500 Words

Minggu, 10 Oktober 2010

Salman Khan dan Pengajaran Online

Oleh: Jannerson Girsang

Membagikan ilmu dan pelajaran melalui situs di internet, menyumbangkan ilmu kepada orang dimana saja, kapan saja. Muridnya tanpa bayar, tanpa ruang kelas!. Siapa yang mau melakukannya?.


Diperlukan seseorang yang memiliki keahlian dan kecintaan menolong sesama yang tinggi. Orang itu adalah Salman Khan. Pria Pria Banglades-Amerika itu mengembangkan sistem pendidikan online yang berhasil menarik minat pengunjung belajar dari situsnya.

Pria yang lahir dan dibesarkan di New Orleans, Louisiana, Amerika Serikat sukses menarik minat orang belajar dari situsnya berisi ilmu pengetahuan. Dia meyusun bahan pelajaran dan mempostingnya di situsnya sendiri: http://www.khanacademy.org/.

Situs ini dikelolanya dibawah The Khan Academy organisasi pendidikan nir-laba yang didirikan dan dikembangkan Salman Khan sendiri. Misinya: “Menyediakan pendidikan kelas dunia secara gratis untuk setiap orang, di mana saja”, sebagaimana disebut dalam Fecebooknya : http://www.facebook.com/khanacademy.

Kini, setiap hari lebih dari 50 ribu pengunjung di seluruh dunia mengunjungi situs yang berisi bahan pelajaran di bidang matemátika, serta berbagai mata pelajaran lainnya ini, serta produk pengajaran yang diposting di situs you tube. Bagi yang belum pernah membukanya silakan berkunjung.

***

Semuanya berawal pada akhir 2004. Ketika itu, sambil bekerja sebagai analis di sebuah perusahaan, Salman Khan mengajar matematika secara terbatas kepada saudara sepupunya. Alat yang digunakan adalah notepad Yahoo!'s Doodle.

Berkembangnya permintaan bahan tutorialnya yang tidak terbatas hanya dari lingkungan keluarga, ternyata juga teman-temannya yang lain, lantas dia memutuskan mendistribusikannya melalui YouTube.

Teknik yang dikembangkannya ternyata menarik dan membuatnya populer. Anak seorang ayah yang berasal dari Bangladesh itu merasa tersanjung dengan kesaksian pelajar yang memberinya apresiasi.

Besarnya minat para pengunjung yang ingin memperoleh pelayanan dari situs tersebut, membuat Salman memutuskan berhenti dari pekerjaannya sebagai staf analis keuangan di sebuah perusahaan pada 2009.

Sejak itu Salman memfokuskan diri pada KhanAcademy secara penuh waktu. Hingga kini, Salman Khan telah memproduksi lebih dari 1400 video di YouTube dan KhanAcademy.org. Tentu saja bukan jenis video Ariel—Luna-Tari. Video itu berisi bahan pelajaran yang dia susun sendiri.


***

Salman Khan yang lahir dan dibesarkan di New Orleans, Louisiana adalah pemegang beberapa gelar di bidang teknik, yakni MBA dari Harvard Business School, Master di bidang teknik listrik dan ilmu komputer, gelar BS (Bachelor of Science) di bidang teknik listrik dan ilmu komputer, serta gelar BS dalam matematika dari Institut Teknologi Massachusetts Intitute of Technology (MIT), Amerika Serikat (AS).

Mengapa Salam berani meninggalkan pekerjaannya dan dari mana uangnya?. Menurut situs http://chronicle.com, Khan Academy menerima sumbangan dari orang-orang yang memberi simpati padanya sekitar $150,000, sehingga Khan bisa menerima gaji dari usahanya sendiri. Beberapa orang telah menyumbangkan dana. Diantaranya Ann dan John Doerr yang menyumbang $100,000. Setiap bulan Salman Khan memperoleh $2,000 dari iklan yang dipasang via PayPal link. Videonya menarik kunjungan jutaan orang ternyata menarik bagi beberapa perusahaan memasang iklan.

Dengan prestasinya itu, The Khan Academy muncul di San Francisco Chronicle, the National Public Radio dan CNN, serta mendapat penghargaan Microsoft Tech Award for Education (2009), bahkan Bill Gates—bos Microsoft sendiri mengijinkan anak-anaknya menggunakan Khan Academy.

***

Sebuah tantangan baru terpampang di hadapan kita. Sebenarnya, di Indonesia, situs semacam ini sudah dikembangkan oleh komunitas open source di Bandung yakni http://www.crayonpedia.org. Tetapi kurang mendapat perhatian dan pengunjungnya tentu tidak sebesar yang dilakukan Salman.

Situs sejenis di atas perlu dikembangkan, khususnya di Sumatera Utara. Sebenarnya tidak sulit andaikata para ahli bersedia mengembangkan ilmunya secara online dan para donor atau pengusaha mendukungnya melalui sumbangan atau pemasangan iklan.

Berkembangnya sistem pengajaran seperti ini akan mempercepat anak-anak kita menjadi lebih pintar, mengejar ketertinggalan dengan daerah lain, bahkan bangsa-bangsa lain. Selain itu, pengembangan situs seperti ini akan menciptakan berbagai peluang pekerjaan.

Teknik yang diajarkan Salman ini sekaligus kritik kepada pemerintah yang sedang mengembangkan pendidikan teknik online. Masalahnya, untuk membuat materi ajar online untuk Yogyakarta tok Menkominfo melakukan tender proyek senilai Rp 38 miliar yang dananya diperoleh dari pinjaman lunak JICA. (Baca artikel Iwan Piliang berjudul ”Sketsa: Hebatnya Akademi Khan, Keblingernya Kemenkominfo”. (http://blog-presstalk.com/, http://www.kompasiana.com).

Pemerintah diharapkan memberdayakan para kreator seperti Salman Khan, serta memberi apresiasi dan mendorong pionier yang muncul di tanah air, seperti Komunitas Open Sources Bandung.

Sumber : Harian Analisa, 23 September 2010

Tidak ada komentar: