Kalau sangat kecewa melihat tingkah DPR-RI kita sekarang ini, Anda masih normal. Kalau Anda senang, berarti Anda sudah abnormal. Mari kita sama-sama belajar dari pengalaman pahit ini.
Siang ini saya membaca sebuah Media lokal dengan Tajuk berjudul: "Tak Perlu Takut dengan
Anggota DPR".
Begitu seramkah rakyat Indonesia sekarang, memilih wakilnya yang seram, dan membuat dirinya takut dengan wakil-wakilnya sendiri?.
Anggota DPR-RI model begini kerjanya cuma menakut-nakuti, menghalang-halangi pekerjaan pemerintah yang tidak sesuai dengan keinginan kelompoknya, memaksakan kehendak, "asbun"
Kita juga punya DPR-RI yang belum "ngeh" jadi anggota DPR. Saya tadi sangat kecewa ketika sebuah stasiun televisi mewawancarai dua orang artis yang terpilih menjadi anggota DPR-RI. Untuk memahami apa hak dan kewajiban DPR saja tidak tau.
"Hak dan Kewajiban DPR?. Oh ya ada tertulis di buku panduan DPR yang kami pelajari di Lemhanas. Ada..ada," katanya tertawa, tanpa merasa malu. Anang Hermansyah, pencipta lagu dan penyanyi terkenal, ketika ditanya hak dan kewajibannya sebagai anggota DPR, cuma mampu menjawab: "Maksudnya apa?"
Saya kahwatir, anggota DPR begini nantinya akan jadi pengarang lagu, penyanyi dan berbisnis hiburan. Stress pekerjaan, stress jadi anggota DPR, akhirnya keanggotaan DPRnya hanya "sampingan".
Pengamatan saya, pernah ada seorang pembawa acara yang jadi anggota DPR-RI periode (2009-2014), kerjanya terus aja menjadi MC dimana-mana. Tak sadar dia sudah menduduki jabatan terhormat. Tak ada satu katapun keluar dari mulutnya tentang suara rakyat. Untungnya dia tidak terpilih lagi. Dia terhindar dari stress.
Lainnya, ada anggota DPR-RI yang membuat keanggotaannya menjadi alat, status, alat korupsi.
Ada pula anggota DPR-RI yang ngomong, setelah koalisinya gagal menempatkan anggotanya merebut pimpinan. "Kita serahkan rakyat untuk protes".
Wah, udah rakyat susah memilihnya, susah pula lagi setelah terpilih. Apa kerjanya di Senayan, kalau tugasnya gagal, suruh rakyat yang menyelesaikan?
Kecewa!. Kata pendetaku, Rajinlah Beribadah. Hikmah sebuah kesalahan bersama. Mari perbaiki bersama, jangan jatuh ke lobang yang sama!.
Lima tahun ke depan menjadi pelajaran penting bagi rakyat Indonesia dalam memilih wakil-wakilnya. Jangan sampai memilih Monster-monster yang menakutkan, orang menjadi anggota DPR sebagai sampingan, atau mereka yang tidak mengerti tugasnya!
Medan, 4 Oktober 2014
Kita juga punya DPR-RI yang belum "ngeh" jadi anggota DPR. Saya tadi sangat kecewa ketika sebuah stasiun televisi mewawancarai dua orang artis yang terpilih menjadi anggota DPR-RI. Untuk memahami apa hak dan kewajiban DPR saja tidak tau.
"Hak dan Kewajiban DPR?. Oh ya ada tertulis di buku panduan DPR yang kami pelajari di Lemhanas. Ada..ada," katanya tertawa, tanpa merasa malu. Anang Hermansyah, pencipta lagu dan penyanyi terkenal, ketika ditanya hak dan kewajibannya sebagai anggota DPR, cuma mampu menjawab: "Maksudnya apa?"
Saya kahwatir, anggota DPR begini nantinya akan jadi pengarang lagu, penyanyi dan berbisnis hiburan. Stress pekerjaan, stress jadi anggota DPR, akhirnya keanggotaan DPRnya hanya "sampingan".
Pengamatan saya, pernah ada seorang pembawa acara yang jadi anggota DPR-RI periode (2009-2014), kerjanya terus aja menjadi MC dimana-mana. Tak sadar dia sudah menduduki jabatan terhormat. Tak ada satu katapun keluar dari mulutnya tentang suara rakyat. Untungnya dia tidak terpilih lagi. Dia terhindar dari stress.
Lainnya, ada anggota DPR-RI yang membuat keanggotaannya menjadi alat, status, alat korupsi.
Ada pula anggota DPR-RI yang ngomong, setelah koalisinya gagal menempatkan anggotanya merebut pimpinan. "Kita serahkan rakyat untuk protes".
Wah, udah rakyat susah memilihnya, susah pula lagi setelah terpilih. Apa kerjanya di Senayan, kalau tugasnya gagal, suruh rakyat yang menyelesaikan?
Kecewa!. Kata pendetaku, Rajinlah Beribadah. Hikmah sebuah kesalahan bersama. Mari perbaiki bersama, jangan jatuh ke lobang yang sama!.
Lima tahun ke depan menjadi pelajaran penting bagi rakyat Indonesia dalam memilih wakil-wakilnya. Jangan sampai memilih Monster-monster yang menakutkan, orang menjadi anggota DPR sebagai sampingan, atau mereka yang tidak mengerti tugasnya!
Medan, 4 Oktober 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar