My 500 Words

Jumat, 16 Mei 2014

Indonesia Butuh Para Penulis Mengembangkan Pariwisata

Medan, (Analisa). Pariwisata Indonesia akan lebih maju apabila para penulis aktif mengeluarkan cerita-cerita positif tentang pariwisata dalam negeri.

Cerita tersebut tidak hanya dikemas dalam bentuk sebuah pengalaman pribadi, dapat berupa buku panduan perjalanan, buku yang bisa diadaptasi ke dalam film, biografi, dan sebagainya, ujar Jannerson Girsang, Konsultan perjalanan yang juga penulis biografi terkenal di Sumatera Utara, Selasa (13/5).

Ia menyayangkan banyak penulis di Indonesia yang lebih tertarik membahas dan menulis tentang dunia politik, dan umumnya masyarakat Indonesia lebih senang menceritakan pengalaman berwisata ke luar negeri dibandingkan dalam negeri.

Padahal, belum tentu pariwisata dalam negeri sudah kita ketahui seluruhnya, ungkapnya.

Laskar Pelangi Danau Toba

Girsang menggagas jika saja ada penulis dan buku semujarab Laskar Pelangi karangan Andrea Hirata yang mengangkat Danau Toba, mungkin citra danau tersebut akan sangat positif di mata masyarakat dan penduduk dunia. “Begitu buku Laskar Pelangi diluncurkan, dan itu diadaptasi ke layar lebar, pariwisata Belitung seketika melambung. Pertanyaannya, kapan kita orang Sumut bisa luncurkan ide seperti itu?” tanyanya.

Alumni IPB yang juga staf Yayasan HKBP Nommensen ini berharap lahir penulis-penulis baru di Indonesia dan Sumut yang dapat memberikan kontribusi tinggi terhadap pariwisata, yang mampu memberikan pencitraan positif, mencerahkan, dan menjelaskan kepada wisatawan keunikan pariwisata Tanah Air. “Lewat tulisan, para wisatawan tadi dipandu, diajak, dan dipikat untuk menyaksikan langsung lokasi itu.

Apalagi orang bule, senang sekali ketika dia hendak berwisata, semuanya sudah tersedia dalam buku panduan,” jelasnya. (dyt).

(Harian Analisa, 16 Mei 2014). Terima kasih Damayanti Sinaga, Wartawan Analisa yang memiliki visi mengembangkan pariwisata Sumut.

Ikuti juga artikel-artikel perjalananku di daerah tujuan wisata Sumut:

Sarapan Pora-pora di Silalahi.

http://www.harangan-sitora.blogspot.com/2012/01/sarapan-dengan-pora-pora-di-silalahi.html.

Bawomataluo: Keindahan dan Misteri.

http://harangan-sitora.blogspot.com/2013/04/bawomataluo-keindahan-dan-misteri.html

Jalan Silalahi-Tongging “Menikmati 14 Kilometer Pinggir Pantai”

http://www.harangan-sitora.blogspot.com/2012/02/alan-silalahi-tongging-menikmati-14.html

Regenerasi Hombo Batu di Nias

http://harangan-sitora.blogspot.com/2013/04/regenerasi-hombo-batu.html

Suatu Sore di Pantai Silalahi.

http://www.harangan-sitora.blogspot.com/2012/02/suatu-sore-di-pantai-silalahi.html

Melongok Museum Simalungun

http://harangan-sitora.blogspot.com/2009/03/museum-simalungun.html

Melongok Pengusaha Kemenyan di Era 30-an

http://harangan-sitora.blogspot.com/2009/03/melongok-pengusaha-kemenyan-era-30.html

Dua Wisatawan Asing Jatuh Cinta Daerah Wisata Indonesia

http://harangan-sitora.blogspot.com/2012/02/wisatawan-asing-jatuh-cinta-daerah.html

Mengenal Lucy Chriz, Penulis Novel Amang Parsinuan. Kisah Laki-laki Batak yang Kontroversial. mengungkap budaya dan lokasi-lokasi wisata di Danau Toba

http://harangan-sitora.blogspot.com/2011/11/mengenal-lucya-chriz-penulis-novel.html

Colek: Onlyhu Ndraha, Noverlist Chandra, Ketjel Parangdjati Zagoto. Penulis Wisata dari Nias, Lucya Chriz, penulis novel berlatar budaya Batak.

Tidak ada komentar: