Oleh: Jannerson
Girsang
TRIO ASISI. Martua Purba (kanan), Dongsen T Girsang (tengah) Robeldi Sinaga (Kiri) dalam
Acara Mimbar Agama Kristen di TVRI Medan, Juli 2012 lalu.
Acara Mimbar Agama Kristen di TVRI Medan, Juli 2012 lalu.
Kerinduan akan lagu-lagu baru Simalungun makin terpenuhi dengan munculnya grup-grup penyanyi dengan lagu-lagu baru yang mendorong meningkatnya rasa cinta masyarakat terhadap lagu-lagu Simalungun.
Kehadiran Trio ASISI,sebuah Trio
baru Lagu-lagu Simalungun, selain menyemarakkan lagu-lagu Simalungun, juga mengejar ketertinggalan jumlah dan popularitas lagu-lagunya bila dibanding dengan Lagu-lagu Tapanuli atau Karo misalnya.
Kehadiran Trio Baru ini pantas
diacungi jempol. Di tengah tantangan menjaga keutuhan dan timbul tenggelamnya
grup-grup Trio Penyanyi Lagu Lagu Simalungun, tidak membuat para seniman terus
berkarya.
Tiga seniman dan penyanyi
Simalungun, Beldi Sinaga, Dongsen T Girsang dan Martua Purba melahirkan sebuah
Trio Baru yang mereka namakan TRIO ASISI. Agustus 2012 lalu, Trio yang dibentuk
Desember 2011 itu meluncurkan Album perdananya “Album Termanis Simalungun”. .
“Kami memiliki niat memberi warna
baru lagu-lagu Simalungun, serta meningkatkan rasa cinta masyarakat kepada lagu-lagu
Simalungun,”ujar Beldi Sinaga dalam sebuah perbincangan di halaman gereja GKPS
Simalingkar baru-baru ini.
Hadirnya Trio Asisi akan
meramaikan Grup-grup Trio lagu-lagu Simalungun yang sudah lebih dulu hadir
seperti Trio Simalungun, Trio Asima, Trio Sinarta, Trio Simas, Bayu Trio dan
lain-lain. “Kami ingin semuanya bisa memperkaya khasanah musik dan lagu-lagu
Pop Simalungun,”kata Beldi Sinaga.
Berawal dari Kegiatan Seksi Bapa di Gereja
“Asam di Gunung, Ikan di Laut
Bertemu dalam Kuali,”ujar Martua Sinaga, salah seorang personil Trio ASISI
mengisahkan pertemuan mereka bertiga. Beberapa tahun yang lalu, ketiganya tidak
saling kenal dan tinggal di kota yang berbeda. Dongsen Girsang bekerja dan
tinggal di Batam, Martua Purba bekerja di sebuah perusahaan di Riau, sementara
Beldi Sinaga selama ini tinggal di Medan dan mengelola grup musik yang
menghibur di pesta-pesta..
Awal perkenalan mereka adalah
dalam kegiatan Seksi Bapa GKPS Simalingkar. Latihan-latihan dan tampil bersama dalam
Vokal Group Bapa, Koor, serta kegiatan-kegiatan gereja lainnya, seperti KKR ke
desa-desa, “Seksi bapa di sana aktif dalam berbagai kegiatan seperti Vokal
Group, Koor dan sering menampilkan KKR ke daerah-daerah. Terpencil”.
Seringnya bersama dalam latihan
dan tampil di berbagai acara, ketiganya mulai akrab dan saling melirik potensi
masing-masing. Ternyata mereka memiliki persyaratan yang cukup mebentuk sebuah
Trio. Dongsen suara satu, Beldi suara 2 dan Martua Suara 5. Mereka mulai tampil
bertiga, dalam berbagai acara yang diselenggarakan GKPS Simalingkar, baik dalam
acara pesta Ulang Tahun, pesta Natal atau pesta-pesta keluarga. .
Sejak Agustus 2011, dalam
berbagai even, ketiganya rajin
membicarakan rencana itu. Pertemuan itu akhirnya membuahkan niat untuk
membentuk sebuah Trio. Mereka tidak hanya sekedar menyanyi di gereja, tetapi
juga merekam lagu-lagu Pop Simalungun
dan memasarkannya ke penggemarnya. “Kami
juga berniat merekam lagu-lagu rohani Simalungun,”ujar Beldi.
Desember 2011, Trio ini tampil pertama
kali dalam sebuah acara Natal. Dalam penampilan itu, ketiganya membulatkan niatnya
masuk ke studio rekaman. Tentu tidak
berjalan mulus begitu saja. “Tiga personil, tiga karakter dan tiga keinginan,”
ujar Beldi Sinaga, personil Trio Asisi.
Menurut Beldi Sinaga, salah satu
kesulitan membentuk Trio adalah menyatukan persepsi. Mulai dari soal system
pembiayaan, latihan, serta aturan-aturan internal mereka sendiri. “Membuat grup menjadi solid dan setia kepada
aturan. Itu yang paling sulit,”tambahnya.
Niat itu akhirnya bulat, dan terwujud ketika mereka sudah memasuki dapur
rekaman sejak Februari 2011 yang lalu di sebuah studio di Medan. Selama dua bulan penuh mereka keluar masuk
dapur rekaman.
Selesai merekam lagu, Selesai
urusan? Tentu tidak, Mereka harus memilih system penggandaan dan distribusi
kasetnya. “Kami memilih, kami sendiri yang membiayai dan memasarkannya. Pilihan
Itu lebih membuat rasa tanggungjawab dari kami semua anggota. Mungkin nanti
kalau sudah besar baru memakai produser,”kata Dongsen.
Album Perdana dengan 8 Lagu Baru
Munculnya Trio Asisi akan
menambah khasanah lagu-lagu baru Simalungun. Dari Sembilan lagu yang tampil
dalam album perdana ini, 8 diantaranya adalah lagu baru dan satu lagu yang
sebelumnya sudah pernah direkam dan menampilkan sembilan lagu-lagu Simalungun
bertema kondisi sosial masyarakat Simalungun.
“Dari Sembilan lagu itu, kecuali
Adat ni Namanggoluh ciptaan AK Saragih, semuanya adalah lagu-lagu baru,”ujar
Beldi Sinaga.
Lagu unggulan CD Perdana ini
adalah Angan-angan ni Jalotuk yang diciptakan oleh Janampe Purba, salah seorang
pencipta lagu Simalungun yang sedang ngetop. Selain itu lagu berjudul Jenges ni
Ham, juga dapat dinikmati dalam CD ini yang juga diciptakan oleh Janampe Purba.
Lamser Girsang, penyanyi dan
pencipta lagu Simalungun yang sangat terkenal dengan lagunya Tolu Sahundulan,
Liam Saodoran, Sandiwara dan lain-lain, turut menyumbangkan beberapa buah
ciptaannya yakni: Kopi Pakon Teh Manis dan Malas
Ma Uhurta.
Karya Almarhum St AK Saragih,
pencipta ratusan lagu-lagu rohani dan Pop Simalungun termasuk dalam salah satu
lagu yang diunggulkan, Adat ni Simalungun, serta pencipta lagu Simalungun yang
lain, Dody Purba S,Sn dengan judul: Demi Cinta Kin.
Para personil Trio Asisi
menyumbangkan dua lagu dalam album perdana ini.
Satu dantaranya, lagu berjudul CWS (Cemburu Wajar Saja) berkisah tentang
hubungan pria dan wanita di Simalungun, adalah gubahan Beldi Sinaga, salah
seorang personil TRIO ASISI. Satu lagi lagu berjudul, Boruni Simalungun,
diciptakan oleh Dongsen Girsang, salah seorang personil Trio Asisi lainnya.
Mulai Dipasarkan Agustus 2102
Proses pencetakan kasetnya
memakan waktu panjang, karena ternyata tidak sesederhana yang dibayangkan.
“Kami harus mengumpulkan uang dulu, dan bekerja di tempat masing-masing agar
bisa membiayainya,”ujar Dongsen.
Ketiga personil Trio ASISI selain
menyanyi, juga bekerja di tempat lain. Dongsen membuka usaha perikanan, Martua
Purba bekerja di sebuah perusahaan di Medan, sedangkan Robeldi sendiri adalah
pengisi acara nyanyi dan musik di pesta-pesta.
Setelah modal terkumpul,
perbanyakan lagu-lagupun diproses dan baru selesai sekitar akhir Juli
2012. “Kami mencetaknya sebanyak 5000
keping dan dalam waktu satu bulan, kini hanya tersisa 300 keping,” ujar
Dongsen.
Sejak diluncurkan Agustus lalu, Album
perdana Trio ASISI mendapat sambutan hangat masyarakat pencinta lagu-lagu
Simalungun. Album ini dipasarkan di Jakarta, Medan, Batam, Simalungun, serta berbagai
daerah di Sumatera Utara.
Penghasilan dari penyanyi rekaman
bisa jadi andalan?.
“Sebagai penyanyi lagu-lagu Simalungun, kami tidak bisa berharap hidup dari hanya dari rekaman. Kami harus bekerja, sambil menyanyi,”ujar Beldi. Beldi Sinaga masih mengelola bisnis musiknya, Martua Purba bekerja di sebuah perusahaan dan Dongsen Girsang mengelola usaha perikanannya.
“Sebagai penyanyi lagu-lagu Simalungun, kami tidak bisa berharap hidup dari hanya dari rekaman. Kami harus bekerja, sambil menyanyi,”ujar Beldi. Beldi Sinaga masih mengelola bisnis musiknya, Martua Purba bekerja di sebuah perusahaan dan Dongsen Girsang mengelola usaha perikanannya.
Ketiganya berharap agar para penyanyi daerah mendapat
perhatian dari pemerintah atau tokoh-tokoh daerah ini, sehingga mereka bisa
berkarya dan menghasilkan lagu-lagu baru. “Kita berharap perhatian dari pihak
berkompeten untuk mendorong munculnya penyanyi dan pencipta lagu-lagu baru
Simalungun,”ujar Beldi Sinaga.
Selamat datang Trio Asisi, jangan kenal lelah meramaikan khasanah musik dan lagu
Simalungun. Semoga Lagu-lagu Simalungun makin Berjaya dan diterima masyarakat
luas di negeri ini.
Dimuat di Harian Sinar Indonesia Baru, 9 September 2012.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar