My 500 Words

Selasa, 11 September 2012

Melongok Penyanyi Daerah TRIO ASISI: Grup Baru Penyanyi Lagu Simalungun


Oleh:  Jannerson Girsang

 TRIO ASISI. Martua Purba (kanan), Dongsen T Girsang (tengah) Robeldi Sinaga (Kiri) dalam  
Acara Mimbar Agama Kristen di TVRI Medan, Juli 2012 lalu. 

Kerinduan akan lagu-lagu baru Simalungun makin terpenuhi dengan munculnya grup-grup penyanyi dengan lagu-lagu  baru yang  mendorong meningkatnya rasa cinta masyarakat terhadap lagu-lagu Simalungun.

Kehadiran Trio ASISI,sebuah Trio baru Lagu-lagu Simalungun, selain menyemarakkan lagu-lagu Simalungun, juga mengejar ketertinggalan jumlah dan popularitas lagu-lagunya bila dibanding dengan Lagu-lagu Tapanuli atau Karo misalnya.   

Kehadiran Trio Baru ini pantas diacungi jempol. Di tengah tantangan menjaga keutuhan dan timbul tenggelamnya grup-grup Trio Penyanyi Lagu Lagu Simalungun, tidak membuat para seniman terus berkarya.

Tiga seniman dan penyanyi Simalungun, Beldi Sinaga, Dongsen T Girsang dan Martua Purba melahirkan sebuah Trio Baru yang mereka namakan TRIO ASISI. Agustus 2012 lalu, Trio yang dibentuk Desember 2011 itu meluncurkan Album perdananya “Album Termanis Simalungun”.  .

“Kami memiliki niat memberi warna baru lagu-lagu Simalungun, serta meningkatkan rasa cinta masyarakat kepada lagu-lagu Simalungun,”ujar Beldi Sinaga dalam sebuah perbincangan di halaman gereja GKPS Simalingkar baru-baru ini.

Hadirnya Trio Asisi akan meramaikan Grup-grup Trio lagu-lagu Simalungun yang sudah lebih dulu hadir seperti Trio Simalungun, Trio Asima, Trio Sinarta, Trio Simas, Bayu Trio dan lain-lain. “Kami ingin semuanya bisa memperkaya khasanah musik dan lagu-lagu Pop Simalungun,”kata Beldi Sinaga. 

Berawal dari Kegiatan Seksi Bapa di Gereja

“Asam di Gunung, Ikan di Laut Bertemu dalam Kuali,”ujar Martua Sinaga, salah seorang personil Trio ASISI mengisahkan pertemuan mereka bertiga. Beberapa tahun yang lalu, ketiganya tidak saling kenal dan tinggal di kota yang berbeda. Dongsen Girsang bekerja dan tinggal di Batam, Martua Purba bekerja di sebuah perusahaan di Riau, sementara Beldi Sinaga selama ini tinggal di Medan dan mengelola grup musik yang menghibur di pesta-pesta..

Awal perkenalan mereka adalah dalam kegiatan Seksi Bapa GKPS Simalingkar. Latihan-latihan dan tampil bersama dalam Vokal Group Bapa, Koor, serta kegiatan-kegiatan gereja lainnya, seperti KKR ke desa-desa, “Seksi bapa di sana aktif dalam berbagai kegiatan seperti Vokal Group, Koor dan sering menampilkan KKR ke daerah-daerah. Terpencil”.

Seringnya bersama dalam latihan dan tampil di berbagai acara, ketiganya mulai akrab dan saling melirik potensi masing-masing. Ternyata mereka memiliki persyaratan yang cukup mebentuk sebuah Trio. Dongsen suara satu, Beldi suara 2 dan Martua Suara 5. Mereka mulai tampil bertiga, dalam berbagai acara yang diselenggarakan GKPS Simalingkar, baik dalam acara pesta Ulang Tahun, pesta Natal atau pesta-pesta keluarga.   . 

Sejak Agustus 2011, dalam berbagai even, ketiganya rajin  membicarakan rencana itu. Pertemuan itu akhirnya membuahkan niat untuk membentuk sebuah Trio. Mereka tidak hanya sekedar menyanyi di gereja, tetapi juga merekam lagu-lagu Pop  Simalungun dan memasarkannya ke penggemarnya.  “Kami juga berniat merekam lagu-lagu rohani Simalungun,”ujar Beldi.

Desember 2011, Trio ini tampil pertama kali dalam sebuah acara Natal. Dalam penampilan itu, ketiganya membulatkan niatnya masuk ke studio rekaman.  Tentu tidak berjalan mulus begitu saja. “Tiga personil, tiga karakter dan tiga keinginan,” ujar Beldi Sinaga, personil Trio Asisi.  

Menurut Beldi Sinaga, salah satu kesulitan membentuk Trio adalah menyatukan persepsi. Mulai dari soal system pembiayaan, latihan, serta aturan-aturan internal mereka  sendiri. “Membuat grup menjadi solid dan setia kepada aturan. Itu yang paling sulit,”tambahnya.

Niat itu akhirnya bulat, dan  terwujud ketika mereka sudah memasuki dapur rekaman sejak Februari 2011 yang lalu di sebuah studio di Medan.  Selama dua bulan penuh mereka keluar masuk dapur rekaman.

Selesai merekam lagu, Selesai urusan? Tentu tidak, Mereka harus memilih system penggandaan dan distribusi kasetnya. “Kami memilih, kami sendiri yang membiayai dan memasarkannya. Pilihan Itu lebih membuat rasa tanggungjawab dari kami semua anggota. Mungkin nanti kalau sudah besar baru memakai produser,”kata Dongsen.

Album Perdana dengan 8 Lagu Baru

Munculnya Trio Asisi akan menambah khasanah lagu-lagu baru Simalungun. Dari Sembilan lagu yang tampil dalam album perdana ini, 8 diantaranya adalah lagu baru dan satu lagu yang sebelumnya sudah pernah direkam dan menampilkan sembilan lagu-lagu Simalungun bertema kondisi sosial masyarakat Simalungun.

“Dari Sembilan lagu itu, kecuali Adat ni Namanggoluh ciptaan AK Saragih, semuanya adalah lagu-lagu baru,”ujar Beldi Sinaga.

Lagu unggulan CD Perdana ini adalah Angan-angan ni Jalotuk yang diciptakan oleh Janampe Purba, salah seorang pencipta lagu Simalungun yang sedang ngetop. Selain itu lagu berjudul Jenges ni Ham, juga dapat dinikmati dalam CD ini yang juga diciptakan oleh Janampe Purba.

Lamser Girsang, penyanyi dan pencipta lagu Simalungun yang sangat terkenal dengan lagunya Tolu Sahundulan, Liam Saodoran, Sandiwara dan lain-lain, turut menyumbangkan beberapa buah ciptaannya yakni: Kopi Pakon Teh Manis dan  Malas Ma Uhurta.

Karya Almarhum St AK Saragih, pencipta ratusan lagu-lagu rohani dan Pop Simalungun termasuk dalam salah satu lagu yang diunggulkan, Adat ni Simalungun, serta pencipta lagu Simalungun yang lain, Dody Purba S,Sn dengan judul: Demi Cinta Kin.

Para personil Trio Asisi menyumbangkan dua lagu dalam album perdana ini.  Satu dantaranya, lagu berjudul CWS (Cemburu Wajar Saja) berkisah tentang hubungan pria dan wanita di Simalungun, adalah gubahan Beldi Sinaga, salah seorang personil TRIO ASISI. Satu lagi lagu berjudul, Boruni Simalungun, diciptakan oleh Dongsen Girsang, salah seorang personil Trio Asisi lainnya. 

Mulai Dipasarkan Agustus 2102

Proses pencetakan kasetnya memakan waktu panjang, karena ternyata tidak sesederhana yang dibayangkan. “Kami harus mengumpulkan uang dulu, dan bekerja di tempat masing-masing agar bisa membiayainya,”ujar Dongsen.

Ketiga personil Trio ASISI selain menyanyi, juga bekerja di tempat lain. Dongsen membuka usaha perikanan, Martua Purba bekerja di sebuah perusahaan di Medan, sedangkan Robeldi sendiri adalah pengisi acara nyanyi dan musik di pesta-pesta.

Setelah modal terkumpul, perbanyakan lagu-lagupun diproses dan baru selesai sekitar akhir Juli 2012.  “Kami mencetaknya sebanyak 5000 keping dan dalam waktu satu bulan, kini hanya tersisa 300 keping,” ujar Dongsen.

Sejak diluncurkan Agustus lalu, Album perdana Trio ASISI mendapat sambutan hangat masyarakat pencinta lagu-lagu Simalungun. Album ini dipasarkan di Jakarta, Medan, Batam, Simalungun, serta berbagai daerah di Sumatera Utara.

Penghasilan dari penyanyi rekaman bisa jadi andalan?. 

“Sebagai penyanyi lagu-lagu Simalungun, kami tidak bisa berharap hidup dari hanya dari rekaman. Kami harus bekerja, sambil menyanyi,”ujar Beldi. Beldi Sinaga masih mengelola bisnis musiknya, Martua Purba bekerja di sebuah perusahaan dan Dongsen Girsang mengelola usaha perikanannya.   

Ketiganya  berharap agar para penyanyi daerah mendapat perhatian dari pemerintah atau tokoh-tokoh daerah ini, sehingga mereka bisa berkarya dan menghasilkan lagu-lagu baru. “Kita berharap perhatian dari pihak berkompeten untuk mendorong munculnya penyanyi dan pencipta lagu-lagu baru Simalungun,”ujar Beldi Sinaga.

Selamat datang Trio Asisi, jangan  kenal lelah meramaikan khasanah musik dan lagu Simalungun. Semoga Lagu-lagu Simalungun makin Berjaya dan diterima masyarakat luas di negeri ini.  

Dimuat di Harian Sinar Indonesia Baru, 9 September 2012.

Tidak ada komentar: