My 500 Words

Senin, 03 September 2012

Catatan Kecil tentang Kathryn Stockett Penulis Novel The Help

Lima Tahun Menulis Novel, Enam Puluh Kali Ditolak

Oleh: Jannerson Girsang

Kisah penulisan, penerbitan sebuah buku dan penulisnya sendiri selalu memberi inspirasi tersendiri. Kisah Kathryn Stockett, yang menulis  novel The Help tidak kalah menariknya. 

Dia menulis novel itu selama lima tahun dan enam puluh kali ditolak penerbit. Padahal, The Help! kemudian menjadi sebuah novel yang menjadi best seller dunia. 

Saya tertarik dengan kisah ini, setelah membaca sepintas melalui internet. Hingga pertengahan Mei 2012 lalu, saya melintasi sebuah toko buku di Bandara Soekarno Hatta Jakarta saat menuju ruang tunggu penumpang menuju Medan.

Memasuki toko itu dan saya berharap menemukan buku yang dicari. Toko buku yang terletak di bandara internasional itu, menjual berbagai buku baik yang terbitan Indonesia maupun luar negeri.

Saya mendekati seorang penjaga toko dan menanyakan 
buku yang akan saya cari. The Help.  Saya senang, karena penjualnya sangat paham buku itu dan langsung membawa saya ke sebuah rak. Kalau selama itu, saya hanya melihat gambarnya di dunia maya, saat itu melihat pertama kali secara langsung buku novel The Help.

Senangnya saya ketika itu. “Inilah hasil karya yang ditulis selama lima tahun dan mendapat penolakan sebanyak enam puluh kali,”. Buku yang sudah diperbincangkan di berbagai media penting dunia, kini sudah ditangan saya. Saya membolak balik dan serasa bertemu penulisnya Kathry Stockett. Penulis  yang cantik, cerdas dan peka terhadap kehidupan orang kecil.

Saya menemukan tiga tipe cetakan buku  itu. Saya memilih yang harganya $ 7,99 (saya membarnya Rp 80 ribu). Website penerbit The Help (www.penguin.com), menawarkan buku itu dengan harga menurut kualitas bukunya.  Paperback: $16.00, Paperback: $16.00, Hardcover: $24.95, eBook - Adobe reader: $9.99, eBook - ePub eBook: $9.99. 

Tentu, lebih mahal dari novel “Amang Parsiunan” karya Lucya Chriz, penulis Sumut yang produktif yang harganya Cuma Rp 25.000. Terbersit kerinduan karyanya penulis Sumut dipajang di Toko Buku bergengsi itu. Begitu juga novel Pincalang—novel best seller yang akan segera terbit ulang yang ditulis Idris Pasaribu, sastrawan asal Sumut.  

Karena waktu keberangkatan masih tersisa sekitar 2 jam, saya memiliki banyak waktu untuk membaca buku yang baru dibeli. Saya memiliki waktu cukup untuk menikmati setidaknya pengantar dan daftar isi Novel The HELP.

Singgah dan ngopi sebentar di sebuah kafe bebas rokok—di sebelah kanan jalan menunju ruang tunggu pesawat. Sambil menikmati minuman dan snack, saya membaca The Help. Novel yang begitu gencar ditulis dan dibicarakan di berbagai media dunia. Hari itu, saya belum sempat membaca seluruh isi novel itu.

Lima Tahun Menulis Novel  

Saya mengamati dengan seksama buku berwarna dasar kuning setebal 464 halaman tersebut. Kagum juga karena penulisnya Kathryn Stockett, dengan novel pertamanya langsung mendapat gelar best selier di negeri Paman Sam itu.

Saya teringat Andrea Hirata yang juga sukses saat meluncurkan novel pertamanya, Lasykar Pelangi. 

Kathryn Stockett, dari pengalamannya di masa anak-anak di sekitarnya, menulis novel  dengan menarik dan mempengaruhi banyak orang di jagat raya ini.  Sebuah pelajaran berharga bagi setiap penulis. Peristiwa di sekitar kita tidak boleh dilewatkan begitu saja. Mungkin itu salah satu keanehan dunia yang bisa menyumbangkan peradaban besar.

Kathryin yang lulusan Bahasa Inggeris dan Menulis Kreatif dari Universitas Alabama adalah seorang penulis yang memiliki cita-cita tinggi dan memutuskan menulis sebuah  buku kehidupan. Dia memilih sebuah sudut pandang berbeda dari sebelumnya.

Novel ini menceritakan  pengalaman hidup seorang pembantu Afro-Amerika  yang bekerja pada keluarga kulit putih, dan kesulitan yang mereka lalui  setiap hari. Kathryn menulisnya secara rinci dan sangat menyentuh.

Tokoh utamanya adalah Aibileen Clark, pembantu rumah tangga kulit  hitam yang menghabiskan hidupnya membesarkan anak-anak kulit putih. Kehidupan seorang pembantu kulit hitam adalah suara umat manusia yang penuh dengan aturan-aturan yang tidak manusiawi.

Proses penulisannya memakan waktu selama lima tahun. Lima tahun tidak menghasilkan apa-apa. Hanya menulis dan menulis. Bayangkan, dalam selang waktu tersebut, seorang lulusan SMA di Indonesia sudah menyelesaikan S1 (Strata 1).

Ditolak 60 Kali

Kesulitan Kathryn dalam mewujudkan idenya untuk bisa dibaca banyak orang ternyata memiliki kisah menarik.

Setelah selesai menulis novelnya, Kathryn mengaku ditolak penerbit sampai enampuluh kali. Tidak banyak penulis seperti Kathryn. Satu atau dua tahun saja sudah menyerah.  Menulis membutuhkan kesegaran pikiran, tenaga, biaya yang dikeluarkan, serta kesempatan lain yang hilang. Bisa dibayangkan kalau waktu lima tahun menulis dan buku dtiolak sampai enam puluh kali.

Sampai dirinya menemukan  Susan Ramer, seorang agen sastra (litetary agent) dan bersedia mewakili Stockett.  

Artinya, kalau setiap bulan dia menghadap penerbit, maka selama lima tahun mungkin Kathryn hanya menerima hadiah setiap bulan: “Maaf Novel Anda Kami Tolak”.

Ketika Andrea Hirata—penulis Tetralogi Lasykar Pelangi mengalami penolakan beberapa kali dari penerbit, saya sendiri langsung merasa “kok ya..tulisan yang bagus ditolak?”. Demikian juga  JK Rowling, penulis kisah terkenal Harry Potter pernah ditolak penerbit sampai lima belas kali.

Wawancara Katrhyn Stockett dengan mediaonline milik The Book Whispherer yang diposting  pada 11 June, 2010 lalu, menyebutkan bahwa novel The Help mengalami penolakan dari penerbit sebanyak 60 kali.

Katrhyin Sotckett adalah penulis yang tegar dan pantang menyerah. “Tidak ada yang mengatakan saya berhenti. Saya terus berjuang sampai seseorang mengatakan ya!,” ujarnya. Luar biasa!.

Menyumbang Ide Besar dan Membesarkan Banyak Orang

Sampai Agustus 2011, novel  The Help sudah terjual sebanak lima juta kopi dan bertengger selama lebih dari 100 minggu masuk dalam daftar best seller di  The New York Times. Bayangkan kalau komisi untuk penulis sebesar 10% saja, Anda bisa menghitung pendapatan Kathryn dari novel pertamanya The Help.   

Nama Kahtryn yang sebelumnya hanya seorang tidak dikenal dalam dunia tulis menulis diAmerika, tiba-tiba meroket tak terhempang, bagai panah menuju sasaran.

Media-media di Amerika menyambutnya dengan hangat. Sebuah artikel di  USA Today menyebutnya sebagai "summer sleeper hits" 2009. Tinjauan sebelumnya di  The New York Times mencatat Stockett's sebagai berikut: “kasih sayang dan keintiman terkubur di bawah bahkan hubungan rumah tangga yang tampaknya paling impersonal" dan mengatakan buku tersebut adalah sebuah "tombol-pendorong, segera menjadi novel baru yang sangat populer". Atlanta Journal-Constitution mengomentari The Help, "Kisah memilukan ini adalah debut yang menakjubkan dari orang yang berbakat ".

Kehidupan orang kecil, seorang pembantu kulit hitam ternyata begitu menarik bagi publik termasuk industri perfiliman. Para pengusaha film tertarik Selain mengangkat kehidupan di Missisippi era 60-an.

The Help diangkat ke layar perak pada 2011. Bintang-bintang film terkenal Amerika Serikat turut membintangi film itu dan menghadiahi mereka penghargaan dan menaikkan rangking mereka dalam bisnis perfiliman.

Pada Januari 2012, film The Help menerima empat penghargaan dalam Academy Award ke 84, 12 Pebruari (2012 lalu, serta penghargaan-penghargaan lainnya. Salah satu bintang yakni Viola Davis (pemeran  Aibileen Clark, seorang pembantu rumah tangga kulit hitam dan tokoh utama dalam novel The Help menjadi nominasi The Best Actress dan memberi hadiah bagi Olivia Spencer sebagai The Best Supporting Actress 12 Pebruari 2012.

Kathryn Stockett—kelahiran Missisippi 1969, memberi pelajaran bagi para penulis soal kesabaran, kerja sama, dan kegigihan mewujudkan sebuah ide. Lima tahun bersakit-sakit, lantas menerima hasil keringatnya, sebuah berkat yang luar biasa.

Melalui kehidupan seorang pembantu kulit hitam, Kathryn telah menyumbangkan kepada dunia soal hubungan sesama manusia, menyatukan dunia.

Penutup

Kisah sederhana yang menginspirasi di sekitar kita jangan diabaikan. Mungkin akan berdampak besar. Dibutuhkan penulis-penulis dengan kepekaan tinggi, ketulusan, kejujuran, kesabaran, ketekunan dan kegigihan untuk merekam dan mengemasnya dengan menjadi tulisan yang menarik dan berbobot.   

Membaca The Help yang terbit pertama kali pada 2009  dan sudah diterbitkan di 35 negara dan dalam tiga bahasa, menjadi pelajaran berharga dan mengiinspirasi kita, para penulis dan penerbit. Pengalaman Kathryn Stockett mengajarkan kita pentingnya kesabaran dan kegigihan menulis sebuah buku dan menunggu hingga sebuah karya diterbitkan secara meluas.

Penilaian penerbit atas sebuah karya tidak selalu tepat. Jadi jangan berkecil hati kalau sebuah penerbit menolak karya-karya anda. The Help membuktikannya. Setelah 59 penerbit mengatakan tidak (bermutu), ternyata penerbit ke-60 menjadikan buku itu best seller.

Maukah Anda menulis sebuah buku yang menginspirasi selama lima tahun terus menerus?. Sabarkah Anda menerima perlakukan penerbit yang menolak anda sebanyak enam puluh kali?. Mungkin lima tahun lagi Anda akan seperti Kathryn Stokett!.     

Dimuat di Harian Analisa, Halaman 9, Rubrik Rebana,  Minggu 9 September 2012. (Direvisi, 10 September 2012).

Penulis Biografi, Tinggal di Medan

Tidak ada komentar: