Catatan Kecil tentang Kathryn Stockett Penulis Novel The Help
Lima Tahun Menulis Novel, Enam Puluh Kali Ditolak
Oleh: Jannerson Girsang
Lima Tahun Menulis Novel, Enam Puluh Kali Ditolak
Oleh: Jannerson Girsang
Kisah
penulisan, penerbitan sebuah buku dan penulisnya sendiri selalu
memberi inspirasi tersendiri. Kisah Kathryn Stockett, yang menulis novel
The Help tidak kalah menariknya.
Dia menulis novel itu selama lima tahun dan enam puluh kali ditolak penerbit. Padahal, The Help! kemudian menjadi sebuah novel yang menjadi best seller dunia.
Saya tertarik dengan kisah ini, setelah membaca sepintas melalui internet. Hingga pertengahan Mei 2012 lalu, saya melintasi sebuah toko buku di Bandara Soekarno Hatta Jakarta saat menuju ruang tunggu penumpang menuju Medan.
Dia menulis novel itu selama lima tahun dan enam puluh kali ditolak penerbit. Padahal, The Help! kemudian menjadi sebuah novel yang menjadi best seller dunia.
Saya tertarik dengan kisah ini, setelah membaca sepintas melalui internet. Hingga pertengahan Mei 2012 lalu, saya melintasi sebuah toko buku di Bandara Soekarno Hatta Jakarta saat menuju ruang tunggu penumpang menuju Medan.
Memasuki toko itu dan saya berharap menemukan buku yang dicari.
Toko buku yang terletak di bandara internasional itu, menjual berbagai
buku baik yang terbitan Indonesia maupun luar negeri.
Saya mendekati seorang penjaga toko dan menanyakan
buku yang
akan saya cari. The Help. Saya senang,
karena penjualnya sangat paham buku itu dan langsung membawa saya ke sebuah rak.
Kalau selama itu, saya hanya melihat gambarnya di dunia maya, saat itu melihat
pertama kali secara langsung buku novel The Help.
Senangnya saya ketika
itu. “Inilah hasil karya yang ditulis selama lima tahun dan mendapat penolakan
sebanyak enam puluh kali,”. Buku yang sudah diperbincangkan di berbagai media
penting dunia, kini sudah ditangan saya. Saya membolak balik dan serasa bertemu
penulisnya Kathry Stockett. Penulis yang
cantik, cerdas dan peka terhadap kehidupan orang kecil.
Saya menemukan tiga tipe cetakan buku itu. Saya memilih yang harganya $ 7,99 (saya membarnya Rp 80 ribu). Website penerbit The Help (www.penguin.com), menawarkan buku itu dengan harga menurut kualitas bukunya. Paperback: $16.00, Paperback: $16.00, Hardcover: $24.95, eBook - Adobe reader: $9.99, eBook - ePub eBook: $9.99.
Tentu, lebih mahal dari novel “Amang Parsiunan” karya Lucya
Chriz, penulis Sumut yang produktif yang harganya Cuma Rp 25.000. Terbersit
kerinduan karyanya penulis Sumut dipajang di Toko Buku bergengsi itu. Begitu
juga novel Pincalang—novel best seller
yang akan segera terbit ulang yang ditulis Idris Pasaribu, sastrawan asal
Sumut.
Karena waktu keberangkatan masih tersisa sekitar 2 jam, saya
memiliki banyak waktu untuk membaca buku yang baru dibeli. Saya memiliki waktu
cukup untuk menikmati setidaknya pengantar dan daftar isi Novel The HELP.
Singgah dan ngopi sebentar di sebuah kafe bebas rokok—di
sebelah kanan jalan menunju ruang tunggu pesawat. Sambil menikmati minuman dan snack, saya membaca The Help. Novel yang begitu gencar ditulis dan dibicarakan di
berbagai media dunia. Hari itu, saya belum sempat membaca seluruh isi novel
itu.
Lima Tahun Menulis Novel
Saya mengamati dengan seksama buku berwarna dasar kuning
setebal 464 halaman tersebut. Kagum juga karena penulisnya Kathryn Stockett,
dengan novel pertamanya langsung mendapat gelar best selier di negeri Paman Sam
itu.
Saya teringat Andrea Hirata yang juga sukses saat meluncurkan
novel pertamanya, Lasykar Pelangi.
Kathryn Stockett, dari pengalamannya di masa anak-anak di sekitarnya,
menulis novel dengan menarik dan mempengaruhi
banyak orang di jagat raya ini. Sebuah pelajaran
berharga bagi setiap penulis. Peristiwa di sekitar kita tidak boleh dilewatkan
begitu saja. Mungkin itu salah satu keanehan dunia yang bisa menyumbangkan
peradaban besar.
Kathryin yang lulusan Bahasa Inggeris dan Menulis Kreatif
dari Universitas Alabama adalah seorang penulis yang memiliki cita-cita tinggi dan
memutuskan menulis sebuah buku kehidupan.
Dia memilih sebuah sudut pandang berbeda dari sebelumnya.
Novel ini menceritakan pengalaman hidup seorang pembantu Afro-Amerika yang bekerja pada keluarga
kulit putih, dan kesulitan yang mereka lalui setiap hari.
Kathryn menulisnya
secara rinci dan sangat menyentuh.
Tokoh utamanya adalah Aibileen Clark, pembantu rumah tangga kulit hitam yang menghabiskan hidupnya membesarkan
anak-anak kulit putih. Kehidupan seorang pembantu kulit hitam adalah suara umat
manusia yang penuh dengan aturan-aturan yang tidak manusiawi.
Proses penulisannya memakan waktu selama lima tahun. Lima tahun tidak menghasilkan apa-apa. Hanya
menulis dan menulis. Bayangkan, dalam selang waktu tersebut, seorang lulusan
SMA di Indonesia sudah menyelesaikan S1 (Strata 1).
Ditolak 60 Kali
Kesulitan Kathryn dalam mewujudkan idenya untuk bisa dibaca
banyak orang ternyata memiliki kisah menarik.
Setelah selesai menulis novelnya, Kathryn mengaku ditolak
penerbit sampai enampuluh kali. Tidak banyak penulis seperti Kathryn. Satu atau
dua tahun saja sudah menyerah. Menulis
membutuhkan kesegaran pikiran, tenaga, biaya yang dikeluarkan, serta kesempatan
lain yang hilang. Bisa dibayangkan kalau waktu lima tahun menulis dan buku
dtiolak sampai enam puluh kali.
Sampai dirinya menemukan Susan Ramer, seorang agen sastra (litetary
agent) dan bersedia mewakili Stockett.
Artinya, kalau setiap bulan dia menghadap penerbit, maka
selama lima tahun mungkin Kathryn hanya menerima hadiah setiap bulan: “Maaf Novel
Anda Kami Tolak”.
Ketika Andrea Hirata—penulis Tetralogi Lasykar Pelangi
mengalami penolakan beberapa kali dari penerbit, saya sendiri langsung merasa
“kok ya..tulisan yang bagus ditolak?”. Demikian juga JK Rowling, penulis kisah terkenal Harry
Potter pernah ditolak penerbit sampai lima belas kali.
Wawancara Katrhyn Stockett dengan mediaonline milik The Book Whispherer
yang diposting pada 11 June, 2010 lalu,
menyebutkan bahwa novel The Help mengalami penolakan dari penerbit sebanyak 60
kali.
Katrhyin Sotckett adalah penulis yang tegar dan pantang menyerah.
“Tidak ada yang mengatakan saya berhenti. Saya terus berjuang sampai seseorang
mengatakan ya!,” ujarnya. Luar biasa!.
Menyumbang Ide Besar
dan Membesarkan Banyak Orang
Sampai Agustus 2011, novel
The Help sudah terjual sebanak
lima juta kopi dan bertengger selama lebih dari 100 minggu masuk dalam daftar
best seller di The New York Times. Bayangkan kalau komisi untuk penulis sebesar
10% saja, Anda bisa menghitung pendapatan Kathryn dari novel pertamanya The
Help.
Nama Kahtryn yang sebelumnya hanya seorang tidak dikenal
dalam dunia tulis menulis diAmerika, tiba-tiba meroket tak terhempang, bagai
panah menuju sasaran.
Media-media di Amerika menyambutnya dengan hangat. Sebuah
artikel di USA Today menyebutnya sebagai "summer sleeper hits" 2009. Tinjauan
sebelumnya di The New York Times mencatat Stockett's sebagai berikut: “kasih
sayang dan keintiman terkubur di bawah bahkan hubungan rumah tangga yang
tampaknya paling impersonal" dan mengatakan buku tersebut adalah sebuah
"tombol-pendorong, segera menjadi novel baru yang sangat populer". Atlanta Journal-Constitution
mengomentari The Help, "Kisah memilukan ini adalah debut yang menakjubkan
dari orang yang berbakat ".
Kehidupan orang kecil, seorang pembantu kulit hitam ternyata
begitu menarik bagi publik termasuk industri perfiliman. Para pengusaha film
tertarik Selain mengangkat kehidupan di Missisippi era 60-an.
The Help diangkat ke layar perak pada 2011. Bintang-bintang
film terkenal Amerika Serikat turut membintangi film itu dan menghadiahi mereka
penghargaan dan menaikkan rangking mereka dalam bisnis perfiliman.
Pada Januari 2012, film The Help menerima empat penghargaan
dalam Academy Award ke 84, 12 Pebruari (2012 lalu, serta penghargaan-penghargaan
lainnya. Salah satu bintang yakni Viola Davis (pemeran Aibileen Clark, seorang pembantu rumah tangga
kulit hitam dan tokoh utama dalam novel The Help menjadi nominasi The Best Actress dan memberi hadiah bagi
Olivia Spencer sebagai The Best Supporting Actress 12 Pebruari
2012.
Kathryn Stockett—kelahiran Missisippi 1969, memberi pelajaran
bagi para penulis soal kesabaran, kerja sama, dan kegigihan mewujudkan sebuah
ide. Lima tahun bersakit-sakit, lantas menerima hasil keringatnya, sebuah berkat
yang luar biasa.
Melalui kehidupan seorang pembantu kulit hitam, Kathryn telah
menyumbangkan kepada dunia soal hubungan sesama manusia, menyatukan dunia.
Penutup
Kisah sederhana yang menginspirasi di sekitar kita jangan
diabaikan. Mungkin akan berdampak besar. Dibutuhkan penulis-penulis dengan
kepekaan tinggi, ketulusan, kejujuran, kesabaran, ketekunan dan kegigihan untuk
merekam dan mengemasnya dengan menjadi tulisan yang menarik dan berbobot.
Membaca The Help
yang terbit pertama kali pada 2009 dan
sudah diterbitkan di 35 negara dan dalam tiga bahasa, menjadi pelajaran
berharga dan mengiinspirasi kita, para penulis dan penerbit. Pengalaman Kathryn
Stockett mengajarkan kita pentingnya kesabaran dan kegigihan menulis sebuah
buku dan menunggu hingga sebuah karya diterbitkan secara meluas.
Penilaian penerbit atas sebuah karya tidak selalu tepat. Jadi
jangan berkecil hati kalau sebuah penerbit menolak karya-karya anda. The Help
membuktikannya. Setelah 59 penerbit mengatakan tidak (bermutu), ternyata penerbit
ke-60 menjadikan buku itu best seller.
Maukah Anda menulis sebuah buku yang menginspirasi selama lima
tahun terus menerus?. Sabarkah Anda menerima perlakukan penerbit yang menolak
anda sebanyak enam puluh kali?. Mungkin lima tahun lagi Anda akan seperti
Kathryn Stokett!.
Dimuat di Harian Analisa, Halaman 9, Rubrik Rebana, Minggu 9 September 2012. (Direvisi, 10 September 2012).
Penulis Biografi, Tinggal di Medan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar