My 500 Words

Rabu, 05 Juni 2013

Belajar dari Justin Beiber (Rubrik Opini, Harian Analisa, 5 Juni 2013)

Oleh: Jannerson Girsang

Talenta atau sumberdaya  tidak akan bertumbuh dengan baik tanpa pengelolaan yang baik. Mari belajar dari Justin Beiber, yang makin berkibar hingga 2013 ini!.

Justin Beiber, musisi terkenal asal Kanada, muncul melalui youtube, sama seperti Norman Kamaru (Chaiya), Jojo-Sinta (Keong Racun), Bona Paputungan (Aku Gayus Tambunan). Start awalnya sama:  mengunduh video dirinya di youtube. Tapi, hasil akhirnya berbeda. 

Bintang-bintang Indonesia hanya sebentar menikmati buah karya seni mereka. Bahkan di dalam negeri sendiri mereka sudah redup. Sementara Justin  Beiber, musisi asal Kanada, terus melejit dan menikmati prestasi internasionalnya.

2013 ini, Justin Beiber sudah menjadwalkan show internasional dan di negeri Paman Sam dimana dia tinggal saat ini. Dia “melejit bagai meteor”. Beda dangan artis Indonesia yang popular dengan cara awal yang hampir sama. Ibarat judul Lagu Broery Pesoelima, mereka  “Layu Sebelum Berkembang”.

****

Sekedar mengingatkan kekhawatiran bahwa bintang dadakan Indonesia itu hanya mampu bertahan sebentar saja, saya mengumpulkan ramalan teman-teman, dengan memposting teks di bawah ini ke status Facebook pada 15 Maret 2011.

“Justin Bieber bintang dadakan dari Kanada, dan tiga bintang dadakan dari Indonesia: Jojo-Sinta dengan Keong Racun, Bona Paputungan dengan Andai Aku Gayus Tambunan, Briptu Norman dengan video Polisi Gorontalo menggila. Justin Bieber kini sukses dan bahkan membuat demam penggemarnya di Indonesia”.

Pertanyaan saya ketika itu, “Menurut anda, mungkinkah Jojo-Sinta, Bona dan Briptu Norman Go-Internasional?”. Dalam sekejap beberapa jawaban dari belasan teman muncul di status FB saya. “Bertahan di nasional 1 tahun aja..sdh syukur Pak..., soalnya jika dibandingkan Justin, grade kemampuan dan bakat seni mereka jauh di bawah”.

“No... Seorang superstar lahir bukan secara instan.. :)”

“Mungkin”, satu kata, tanpa argumentasi.

Yang lain mengatakan: “Mungkin lae tapi khusus Briptu Norman aja ya klo di lirik ama Sharul Khan, hehe”

“Bahasa kita belum go Internasional Pak, dan penetrasi Internet masih kurang. Jadi saya ragu kalau mereka bakal mendekati ketenaran artis internasional. Kemungkinan besar hanya jadi 1 time wonders saja”.

Ternyata ramalan-ramalan mereka benar. Artis yang saya sebut di atas hanya muncul sekejap, bahkan tidak mampu mempertahankan diri di level nasional. “Norman tidak dilirik Sahrul Khan,” adalah mungkin salah satu penyebabnya. 

Tapi perlu dicatat, respon-respon cepat itu memperlihatkan betapa besar perhatian masyarakat kita atas talenta-talenta dan prestasi anak-anak bangsanya. Sayang seribu kali sayang, ada yang salah dalam pengelolaanya, sehingga bintang-bintang di atas kini sudah hampir tak terdengar lagi. 


****

Mari belajar dari rahasia di balik sukses Justin Bebiber!

Bintang remaja ini tenar di youtube—hampir sama dengan bintang Indonesia di atas.  Justin Beiber yang kini berusia 19 tahun saat itu bukanlah siapa-siapa. Pada usia 12 tahun, Justin mengikuti kontes menyanyi di kotanya, Stratford, dan memenangkan juara kedua. Sejak itu dia mendokumentasikan penampilannya dan mengunggahnya di Youtube.

Sama seperti bintang yang muncul di atas, tujuan Beiber muncul di youtube tidak muluk-muluk. Hanya ingin agar teman-teman yang tak sempat melihatnya tampil, mampu mengaksesnya lewat youtube.

Pada beberapa videonya, Justin menyanyikan lagu-lagu beberapa penyanyi ternama seperti Usher, Justin Timberlake, Ne-Yo, Chris Brown, dan Stevie Wonder dengan versinya sendiri.

Dalam sekejap, Beiber mampu menyihir mata dan telinga banyak orang, hingga mendadak menjadi seterkenal Barrack Obama, bahkan bintang-bintang di Holywood sekalipun.

Youtube telah melahirkan Justin Beiber, yang kemudian melejit menjadi salah seorang artis terlaris di dunia. Bedanya, Beiber digaet pengusaha musik berpengalaman. Bintang Indonesia di atas tak jelas pengelolaannya. Pengacara, pemusik yang baru muncul tiba-tiba jadi manajer bintang. Bintangnya dadakan, manajernya dadakan, yah hancur berantakan!

Pemunculan Beiber tercium oleh Scooter Braun seorang Marketing Eksekutif dari So So Def  yang tanpa sengaja menyaksikan penampilannya di Youtube. Scooter Braun adalah seorang professional di bidang dunia musik. Scooter tertarik dan mengontak Bieber. Lantas Sccoter menerbangkannya ke Atlanta, Georgia untuk bertemu Usher—seorang penyanyi terkenal di Amerika untuk audisi. Usher yang terpesona dengan penampilan JustinLantas  L.A. Reid, Ketua Island Def Jam menawarkan kontrak rekaman melalui label rekaman Island Record. Standar-standar produksi dan marketing dipenuhi.

Produksi singel pertamanya yang berjudul "One Time", dirilis secara serentak diseluruh dunia di tahun 2009. Kaset ini kemudian menduduki peringkat 30 besar di lebih dari 10 negara. Kemudian diikuti albumnya "My World" dan menerima penghargaan platinum di Amerika Serikat.

Justin Beiber dalam waktu singkat menjadi penyanyi pertama yang memiliki tujuh lagu dari album pertama yang keseluruhannya berhasil mendapat peringkat di Billboard Hot 100--daftar lagu-lagu terkemuka di dunia.

Para penggemarnya terobsesi berlebihan terhadap Beiber dan menjuluki kepopulerannya sebagai "Bieber Fever" (Demam Bieber). Bahkan artis sekaliber Jeniifer Love Hewitt, Beyonce turut mengalami "Demam Bieber".

Justin Bieber tidak hanya popular di Amerika tetapi di seluruh Dunia. Bahkan di Indonesia, penggemarnya luar biasa antusias. Januari dua tahun lalu, ribuan pengemar Justin Beiber di Jakarta antri untuk mendapatkan tiket konser Justin Bieber, yang diselenggarakan  23 April 2011 di Sentul dengan harga tiket bervariasi mulai dari Rp 500,000 (US $55) hingga Rp 1 juta.

2013, Justin Beiber masih berkibar. Dia akan muncul   22 Juni 2013 (Valley View Casino Center, San Diego, United States), 24 Juni 2013 (Staples Center, Los Angeles, United States) dan puluhan show sudah dijawalkan untuknya hingga  Agustus 2013. Semester ini dia telah tampil puluhan kali di berbagai Negara.

****

Ini hanya sebuah contoh kecil saja. Masih banyak bidang lain dengan nasib yang sama. Persoalan utama adalah manajerialnya. Menangani seorang bintang memerlukan seorang manajer professional di bidangnya--“king maker” di belakangnya. Beiber ditangani  manajer yang memiliki visi yang jelas di bidang bisnis hiburan. Bukan bintang dadakan dan ditangani manajer dadakan.

Indonesia saatnya mengembangkan talenta-talenta anak-anak bangsa untuk bisa go-internasional dan mengelolanya dengan professional. Jangan biarkan talenta itu redup ditelan angin.

Mungkin sebelum belajar dari Justin Beiber, ada baiknya kita belajar dari pengalaman Anggun C Sasmi, Agnes Monica contoh artis Indonesia yang ditangani para manajer professional.

Artikel ini bisa juga di akses di:  http://analisadaily.com/news/21223/belajar-dari-justin-beiber/

Tidak ada komentar: