Oleh: Jannerson Girsang
Membayar Pajak Kenderaan Bermotor melalu calo?. Oh, nggak zamannya lagi di abad ke-21 ini!.
Dari mulai mengambil daftar
antrian, hingga pencetakan STNK baru, hanya membutuhkan waktu kurang dari lima
menit. Sebuah sukses pelayanan yang memadukan kemajuan teknologi, sistem dan petugas
bekarakter baik.
Membayar Pajak Kenderaan Kurang dari Lima Menit
Pengalaman saya yang sangat menyenangkan ketika membayar pajak sepeda motor di pelayanan Samsat di Sun Plaza, 3 Juli 2013 lalu adalah bukti bahwa memadukan kemajuan teknologi, dijalankan dengan system yang benar oleh petugas berkarakter baik akan menghasilkan pelayanan publik yang prima.
Pagi itu, saya memasuki ruang pelayanan Samsat Sun Plaza, di Jalan Zainul Arifin. Saya memencet mesin yang mengeluarkan kartu antrian di sebelah kiri pintu masuk. Secara otomatis mesin itu mengeluarkan secarik kertas, nomor antrian A-062 dan tertera tanda waktu pukul 10:27.
Hanya beberapa detik sesudah saya
mengambil kertas antrian, nomor tersebut sudah tertera di layar di atas meja
pelayanan dan petugas memanggil nomor dimaksud.
Pak Sitorus, petugas dari kepolisian yang melayani saya dengan ramah. Beliau meminta KTP dan STNK asli dan dengan senang hati saya menyerahkan persyaratan yang diminta.
Sambil mengamati KTP saya, beliau
berujar: “Masih tinggal di Kopi ya Pak Girsang,”katanya. Saya kira beliau berseloroh,
karena saya tidak mengenal beliau. Begitulah ramahnya seorang polisi di unit
pelayanan Samsat.
Saya tidak memperpanjang pembicaraan karena memang buru-buru mau ke kantor dan hanya menjawab seadanya: “Ya masih Pak”.
Dengan senyum Pak Sitorus langsung memasukkan data-data KTP dan STNK lama.Tak sampai satu menit, saya disuruh ke petugas yang lain dan pindah meja.
Di meja berikutnya, di sebelah pak Sitorus, saya mendapat pelayanan seorang ibu yang sangat ramah. Perempuan itu memberi saya secarik kertas dimana tertera jumlah uang yang harus saya bayar. Kemudian beliau menunjukkan meja di sebelahnya, dimana seorang perempuan yang cantik dan ramah yang akan merima pembayaran.
Sambil bertanya apakah hanya membayar sejumlah yang tertera di secarik kertas itu, saya merogoh saku untuk mengambil uang sebanyak yang diperlukan. Saya membayar pajak sepeda motor dua tahun berarti kena denda. Jumlah itu sangat jauh di bawah perkiraan saya sebelumnya, andaikan saya menuruti membayar melalui jasa calo.
Untuk memperoleh STNK saya berpindah ke sebelahnya, seorang perempuan berkerudung yang asyik memprint STNK-STNK. Kurang dari satu menit, beliau memanggil nama saya. Saya angkat tangan dan beliau menyerahkan STNK sepeda motor saya yang baru.
Saya melihat jam: 10:31, saya sudah menyelesaikan urusan pembayaran pajak kenderaan bermotor. Kurang dari lima menit. Mulai dari memperoleh antrian, hingga selesai. Pengalaman luar biasa bagi saya di Negara yang oleh banyak pihak mengeluhkan buruknya pelayanan umum. .
Memadukan Kemajuan Teknologi dan Karakter Baik
Pengalaman ini saya tuliskan agar menjadi bahan masukan bagi seluruh pemilik kenderaan bermotor yang belum mengetahuinya. Betapa system pelayanan umum yang telah menerapkan kemajuan teknologi, system yang baik dan petugas berkarakter baik akan menghasilkan pelayanan prima.
Terima kasih untuk system pelayanan yang dibangun dengan teknologi di Samsat unit Sun Plaza. Terima kasih juga untuk karakter yang baik dari para petugas Samsat di sana, serta Samsat yang telah menciptakan system yang baik.
Masyarakat sungguh-sungguh memerlukan informasi pelayanan umum yang benar di abad teknologi ini. Masyarakat harus terdidik memperoleh informasi langsung, bukan percaya rumor. Teknologi dan karakter petugas yang benar mendidik kita bepikir dan bertindak benar.
Perpaduan keduanya, selain memberi citra yang baik bagi pelayanan Samsat, informasi seperti ini juga memberi keuntungan bagi kita, yakni tidak menggunakan jasa tambahan. Pelayan dihargai masyarakat, karena mereka merasa diuntungkan.
Sebelumnya, saya sangat terkecoh dengan informasi-informasi yang sering menyesatkan. Tahun lalu, untuk membayar STNK sepeda motor saya (normal saja, tanpa ada keterlambatan), calo menawarkan pembayaran pajaknya sebanyak Rp 300 ribu.
Banyak alasan yang dia sebutkan untuk sampai kepada jumlah itu. Padahal kalau diurus sendiri paling-paling Rp 160.000. Singgah sebentar, sambil menikmati ruang ber-AC, saya bisa menghemat Rp 140.000.
Kita pantas bersykur atas penerapan teknologi dan para petugas yang ramah dan baik dalam pelayanan pembayaran pajak kenderaan bermotor. Dulu, pembayaran pajak kenderaan bermotor begitu rumit. Antri berjam-jam.
Para pelaku pelayanan prima seperti ini butuh kisah-kisah dari para pengguna. Kita sangat bersyukur kepada kemajuan karakter para pelayan di unit pembayaran pajak kenderaan bermotor seperti di loket Sun Plaza. Teladan ini penting untuk disebar di seluruh unit pelayanan yang ada di seluruh Indonesia.
Pemilik Kenderaan yang Kurang Peduli
Sayangnya, masih banyak orang seperti saya yang mewakili banyak pemilik kenderaan. Kurang memperhatikan informasi pelayanan Samsat secara benar. Sebelumnya saya berpendapat membayar pajak kenderaan bermotor itu butuh waktu dan berbelit-belit.
Saya kurang memperhatikan penjelasan-penjelasan pihak Samsat yang selama ini sudah cukup gencar. Mungkin karena hanya membayar sekali setahun, jadi kurang peduli, akhirnya tidak tau. Masih menggunakan calo, padahal ini sudah abad ke-21.
Tahun lalu, ketika saya menghubungi calo dan meminta uang Rp 300 ribu (satu tahun, tanpa denda), jauh di atas pembayaran yang seharusnya, pajak sepeda motor saya hanya sekitar Rp 160.000. Selisih yang besar tentunya bagi saya.
Karena kesal, saya biarkan saja tidak dibayar dan akhirnya harus membayar denda. Padahal, kalau saya bayar rutin per tahun, jumlah yang saya bayar tidak akan sebesar jumlah tahun ini.
Partisipasi Pemilik Kenderaan
Pengalaman saya yang sangat memuaskan di unit pelayanan Samsat hanyalah sebuah kisah sukses pelayanan umum di negeri ini. Andaikata pelayanan umum lainnya melakukan standar-standar yang diterapkan Samsat Sun Plaza, alangkah indahnya hidup di negeri ini.
Apa yang saya lakukan ini, tentunya hanya hal kecil, tetapi sesuatu yang real terjadi di lapangan. Sebagai bangsa yang mencintai negeri ini, mari kita kisahkan kisah sukses pelayanan publik yang lain. Sehingga masyarakat kita sendiri mengetahui tidak hanya korupsi yang terjadi di negeri ini. Masih banyak para pelayan masyarakat yang baik.
Kisahkanlah pengalaman baik, sehingga kita akan menjadi bangsa yang besar. Membuka dan memberitahukan pengalaman baik kepada masyarakat luas adalah salah satu tugas kita sebagai masyarakat pengguna jasa itu.
Sementara itu, pemerintah perlu memfasilitasi masyarakat untuk memberitahukan pengalaman-pengalaman baik mereka atas pelayanan pemerintah selama ini, sehingga mempersempit ruang bagi para calo.
Individu-individu dan lembaga-lembaga kemasyarakat yang ada perlu dipacu memberitahu pelayanan prima seperti ini. Informasi yang diungkapkan masyarakat akan lebih dipercaya, dari sekedar iklan layanan masyarakat yang banyak dipublikasikan oleh pemerintah. Dampak yang lebih luas, masyarakat internasionalpun akan percaya bagi pelayanan kita yang baik.
Pengalaman saya di atas salah satu contoh pelayanan umum yang prima, bagaimana dengan imigrasi, pelayanan pajak, pertanahan, izin-izin perusahaan?. Kemajuan teknologi dan karakter petugasnya menjadi kunci pelayanan prima. Andaikata pelayanan umum meniru Samsat Sun Plaza, citra negeri ini akan sangat baik di mata warga dan mereka yang datang ke negeri ini.
Terima kasih Samsat Sun Plaza, pertahankan prestasimu!. Sebuah tantangan buat pelayanan umum lainnya yang masih berbelit-belit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar