My 500 Words

Senin, 30 Desember 2013

Laila Sari: "Saya Jadi Oma Yatim"

Oleh: Jannerson Girsang

Trenyuh, sekaligus salut kala menyaksikan Leila Sari,  artis tiga zaman berusia 78 tahun tampil di sebuah stasion televisi swasta siang ini, 30 Desember 2013. 

Trenyuh, karena memasuki sisa usia tuanya dia hidup sendiri, dan salut karena di usia senjanya masih mampu memberikan kebaikan bagi sesama, menyumbangkan sesuatu menghibur banyak orang, termasuk para manula.

Bulan Nopember 2013, Leila Sari berusia 78 tahun. “Saya jadi oma-oma yatim, bukan anak yatim. Dulu saya menjadi tulang punggung keluarga, tetapi kini saya sendiri. Saya tidak punya anak, tidak punya apa-apa. Tapi saya tetap harus kuat-harus kuat,”ujarnya berlindang air mata tetapi berusaha tegar dengan mengepalkan tinjunya. 

Sebuah pemandangan yang mengharukan di sebuah stasion televisi yang menayangkan aktivitasnya menghibur para manula di sebuah panti jompo di Jakarta, Senin 30 Desember 2013.
 “Dosa apa ya Tuhan yang membuat orang bisa durhaka. Tanpa orang tua kita, kita tidak bisa melihat dunia ini,” ujarnya dengan linangan air mata. Dia mengaku bahwa dirinya kini ditinggal sendiri setelah tidak berdaya, setelah usianya tua. 

Padahal, dulunya aktris tiga zaman itu dengan tulus membantu keluarganya. Itulah hidup. Ada uang abang sayang, tidak ada uang abang melayang.

Namun sikapnya tetap membanggakan,tetap mampu mensyukuri keberadaan dirinya. “Saya sangat bahagia kalau dapat bertemu dan menghibur para orang-orang tua yang berusia uzur,” katanya.

Pada kesempatan itu terlihat dirinya menyanyi dan bertegur sapa dengan para manula di lokasi itu.Seorang ibu berhidung mancung menyapanya. Lalu mereka terlihat pembicaraan singkat.

“Sudah berapa umur oma sekarang,”Tanya Leila Sari.

“Delapan puluh dua,”ujar wanita yang masih segar dalam usia setua itu.

“Sudah delapan puluhan, tetapi masih cantik,”ujar Leila Sari memuji.

Lantas para krew TV melanjutkan wawancara dengan Leila Sari. Air matanya senantiasa tak dapat dibendungnya bila dia mengucapkan sepatah dua patah kata.

“Udah ya. Jangan ditanyain lagi, nanti saya menangis,”ujar Lelia. Beritapun selesai dan beralih ke topik lain.

Di usianya ke 78 tahun, Leila memang lemah tidak semerbak harumnya ketika masih ngetop di masa lalu. Dia tidak lagi mampu menymbangkan materi kepada keluarganya, bahkan untuk menghidupi dirinya sendiripun kadang sudah tidak mampu.

Tetapi jangan salah. Leila Sari masih memiliki hal yang paling berharga. Dia masih mampu berbuat baik, menghibur sesamanya, membuat sesama yang lemah merasa kuat.

Bukankah Helen Keller, penulis, politikus ulung Amerika Serikat yang tidak bisa melihat dan mendengar sejak usia 19 bulan pernah mengatakan: ”Hal paling indah di dunia tak dapat dilihat dan bahkan tak bisa disentuh, hal tersebut hanya bisa dirasakan dengan hati". 

Leila Sari, wanita kelahiran Padang Panjang, Sumatera Barat, 4 November 1935, adalah aktris dan penyanyi Indonesia.

Ia mengawali karier sebagai pemain sandiwara dan penyanyi. kariernya dilanjutkan dengan bermain dalam film layar lebar. Ia juga bermain dalam sejumlah sinetron, ketika film layar lebar mengalami kemunduran.

Selama tiga zaman atau enam dekade lebih, Laila Sari telah berkecimpung di panggung hiburan Tanah Air. Namun, wanita berusia 78 tahun itu kini kondisi hidupnya amatlah memprihatinkan. Laila sekarang hidup di rumahnya yang sederhana di Tangkiwood, Jakarta Barat. Daerah itu dulu memang dikenal sebagai penghasil artis berbakat di eranya, diantaranya Aminah Cendrakasih dan (alm) Bing Slamet.
 
Leila Sati memang sudah tua dan lemah, tetapi dia memiliki hal yang paling indah di dunia. Banyak orang bisa merasakan dengan hati, apa yang dilakukannya.

Tidak ada komentar: