My 500 Words

Rabu, 20 Agustus 2014

Karen Agustiawan: Mundur dari Pertamina, Memilih Jadi Guru

Oleh: Jannerson Girsang

Langkah Karen Agustiawan mundur sebagai Dirut Pertamina beberapa hari yang lalu, sungguh sebuah kejutan. Di negeri dimana jabatan identik dengan "uang" dan sudah hampir merupakan "dewa", ternyata di mata Karen jabatan Dirut Pertamina sekalipun bukan sesuatu yang dia perlukan. Dia orang yang langka di negeri ini. .

Karen adalah perempuan profesional dan menghargai nilai kebaikan. Karen lebih memilih mengajar, dari pada jadi Dirut Pertamina, "lumbung uang". Mungkin orang materialistis akan menilainya bodoh, atau tak tau diuntung!.

Biasanya seorang Dirut manggut-manggut kepada Menteri BUMN. Beda dengan Karen. Menteri malah membujuk dia supaya tetap mau jadi Dirut perusahan yang memiliki laba Rp35,77 triliun tahun 2013 . Gaji dan bonusnya berapa tuh ya!

"Saya sudah berkali-kali membujuknya, tetapi terus saja mengajukan mundur, jadi tidak bisa saya tahan" kata Menteri BUMN, Dahlan Iskan.

Beberapa koleganya menilai Dirut Pertamina wanita pertama itu sebagai seorang profesional yang tak tergiur dengan materi, seperti kebanyakan pejabat Indonesia saat ini. Sikapnya konsisten sejak awal menjadi Dirut.

Selepas mundur dari Dirut Pertamina itu adalah lulusan Teknik Fisika ITB Bandung 1983 itu akan mengajar di Universitas Harvard, Amerika Serikat. Sebuah Perguruan Tinggi kelas wahid di negeri Paman Sam. Dia akan berangkat 1 Oktober 2014 mendatang.

Menurut harian Kompas, sebelumnya ibu dari tiga anak itu, telah bergabung dengan lembaga yang bernaung di bawah Universitas Harvard, yakni The Belfer Center for Science and International Affairs. Lembaga tersebut merupakan hub penelitian, pengajaran, dan pelatihan dalam keamanan internasional dan diplomasi, isu-isu lingkungan dan sumber daya, serta ilmu pengetahuan dan teknologi kebijakan di Harvard Kennedy School.

Tak heran kalau Karen--mulai menjabat sebagai Direktur Utama PT Pertamina (Persero) pada 5 Maret 2008 itu menoreh berbagai prestasi gemilang.

Dalam catatan mediaonline Okezone, putri Dr. Sumiyatno, utusan pertama Indonesia di World Health Organization (WHO) itu masuk dalam jajaran pengusaha wanita paling berpengaruh di Asia. Pada tahun 2012 Forbes menempatkannya di peringkat 53. Dia juga masuk dalam daftar wanita paling berpengaruh di Asia, Forbes menempatkanya di peringkat 55 pada 2014. .

Selain itu istri Hermawan Agustiawan--bekerja di Dewan Energi Nasional.itu, juga berhasil membawa Pertamina masuk dalam jajaran perusahaan Fortune Global 500 di tahun 2013, peringkat 122. Di tahun 2014, Pertamina juga berhasil bertahan di daftar Fortune Global 500, yakni di peringkat 123

Wanita pertama yang menjadi Dirut di Pertamina itu juga berhasil membuat Pertamina jauh lebih untung, yakni dengan mengalami kenaikan laba sebesar 107,6 persen dari Rp17,1 triliun (2007) menjadi Rp 35,77 triliun (2013) .

Sebelum masuk di lingkungan Pertamina, wanita yang memiliki nama lengkap Galaila Karen Agustiwan ini memulai kariernya di perusahaan minyak Mobil Oil Indonesia hingga 1996 atau ketika perusahaan tersebut diakuisisi oleh Exxon Mobil.

Rumor selalu muncul apapun yang terjadi di Indonesia.Sulit sekali kita membedakan orang baik dan perampok. Saya tidak pernah langsung percaya kalau alasan Karen politis!. "Kita suka mempolitisasi apa saja" kata Habibie.

Yang jelas para pejabat seperti Menteri BUMN, Dahlan Iskan, Menko Ekuin, Khairul Tanjung menepis semua rumor itu dan mengatakan alasan mundurnya Karen tidak ada alasan politis. Kata Dahlan mundurnya Karen murni alasan pribadi: Mau Mengajar, menebar kebaikan.

Wanita kelahiran Bandung, 19 Oktober 1958 itu akan menambah perempuan Indonesia yang berkiprah di luar negeri menyusul Sri Mulyani yang kini menjadi seorang pejabat di Bank Dunia.

Hebat kan Perempuan Indonesia!.

Karen tidak mendewakan uang dan jabatan. Jabatan adalah amanah, bukan kekuatan untuk mendapat kekuasaan atau kekayaan pribadi. Karen berhasil menaikkan laba Pertamina lebih dari seratus persen selama menjabat Dirut.

Mengapa Karen mundur dari Pertamina, mengapa Sri Mulyani mundur dari Menteri Keuangan? Mengapa mereka mendapat tempat terhormat di negeri orang? Mereka adalah tokoh-tokoh kaliber dunia.

Mari bangsa Indonesia bertanya kepada rumput yang bergoyang. Mungkinkah sebuah anomali tengah berlangsung di negeri gemah ripah lho jinawi ini.

Medan, 20 Agustus 2014

 

Tidak ada komentar: