Oleh: Jannerson Girsang
Pagi hingga siang ini, saya melakukan beberapa kegiatan, selesai menuliskan beberapa lembar tambahan mengisi sebuah buku yang sedang saya tulis.
Melakukan pekerjaan kantor yang belum beres, sesuai dengan beban yang diberikan.
Dan waktunya makan siang!.
Tiba-tiba saya teringat banyaknya keluhan jemaat karena bertahun-tahun tidak memperoleh materi yang banyak, sukses seperti orang lain. Ada yang belum punya anak, ada yang belum punya rumah, ada yang belum punya mobil..
"Gimana yah, kok teman-teman saya kelihatannya kerja santai saja, tetapi memiliki apa yang mereka inginkan," kata seorang. Dan "Saya selalu berdoa tetapi yang saya doakan tidak juga terwujud," kata yang lain.
Saya balik bertanya: "Apakah mereka yang sudah punya semua itu bahagia?"
"Kayaknya ya Pak"
""Belum tentu kan?"
Kebahagiaan bukan terletak pada apakah kita menerima hasil doa kita, tetapi terletak pada pemaknaan kita atas apa yang kita miliki sekarang.
Seorang teman pernah saya tanyakan: "Berapa lama Anda bahagia, senang, ketika memiliki mobil baru".
"Hanya beberapa saat saja. Saya kemudian mengeluh karena harus membayar pajak, keserempet becak dan harus mencat kembali mobil itu,.Yang membuat saya tidak bahagia, mobil itu dipinjam teman dan dikembalikan dengan sompelan-sompelan dimana-mana. Yang membuat pusing, adalah ketika muncul mobil model baru, sementara untuk beli mobil baru tidak cukup uang"
Kebahagiaan bukan terletak pada banyaknya hasil yang kita peroleh. Jangan pernah berkecil hati akan harta atau talenta yang kita miliki sekarang.
Kalau memang kekayaan, ketenaran bisa membuat bahagia, maka Whitney Houston--pelantun lagu the Power of Love, yang terkenal di seluruh dunia itu. tidak akan mati karena kelebihan dosis obat penenang.
Bersyukurlah dan lakukan sesuatu dengan apa yang kita miliki, sekecil apapun itu, untuk sesuatu yang berguna.
Saya kerjanya cuma menulis, ngobrol (wawancara). Itulah talenta yang saya miliki dan saya lakukan setiap hari.
Apakah kegiatan yang saya lakukan bisa menghasilkan sesuatu seperti yang lain, tidak menjadi soal. Yang penting saya masih bisa melakukan sesuatu yang berguna.
Dan, ketika saya melakukannya, saya bahagia dan mungkin satu dua orang juga turut merasakannya. Tidak perlu mengeluh, orang-orang tidak memperdulikan pekerjaan saya. . .
Kebahagiaan manusia terletak pada perasaan beruntung ketika Tuhan masih memberi kesempatan baginya melakukan sesuatu yang berguna, membahagiakan orang lain.
Sekali lagi, jangan kecil hati atas apa yang kita miliki sekarang, sejauh kita masih bisa melakukan seuatu yang berguna. Di sanalah letak kebahagiaan itu.
Selamat siang, dan selamat beraktivitas untuk teman-temanku semua.
Medan, 23 Juli 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar