Oleh: Jannerson Girsang
"A warm smile is the universal language of kindness" (William Arthur Ward)
Sebelum keluar rumah hari ini saya teringat ceramah Pdt Dr Victor Tinambunan, dosen STT Theologia Pematangsiantar, dalam Pembinaan Para Pelayan di Universtas HKBP Nommensen, kemaren.
Dalam menjelaskan beban yang dipikul manusia zaman sekarang ini, beliau menunjukkan gambar monyet yang tersenyum, ceria, giginya bersih, tanpa beban.
Melihat gambar itu, semua jadi tersenyum, bahkan sebagian tertawa terbahak-bahak. Begitu mudahnya pendeta itu membuat kami tersenyum, ketika hati kami siap diisi pencerahannya!
"Ini (senyuman) seharusnya milik manusia," katanya menunjuk gambar itu.
"Senyum adalah warisan Tuhan kepada manusia. Karena manusialah ciptaan Allah yang paling mulia,dan diberi karunia menguasai dunia, dan kemampuan bersyukur" katanya
"Sayangnya, saya mengamati kita sekarang susah senyum. Baik orang kaya, miskin, pejabat rendah atau pejabat tinggi, kini semakin susah senyum".
"Kita menyimpan terlalu banyak beban. Kemajuan yang dicapai tidak berbanding lurus dengan menurunnya beban. Beban masa lalu, beban masa kini, beban masa depan. Tiga-tiganya selalu melekat dan tidak mau melepasnya".
"Ketika kita masih terus memikul beban itu dan tidak mampu melihat sesuatu yang indah di dalamnya, Tidak mampu melihat berkat!. Wajah kita susah senyum"
"Seseorang sudah sukses menghantarkan 6 anak dari tujuh anaknya sukses. Tapi terus memikirkan kegagalan satu orang anaknya. Padahal, dia lupa, kalau sudah memperoleh enam berkat yang luar biasa"
Fokuslah pada berkat, bukan pada beban!.
Sebelum kita keluar rumah, kosongkan jiwa, undang kebaikan mengisi hati, baca Firman, dengar lagu-lagu, baca buku motivasi,
Sampai kita mampu berucap: "Aku memuji kebesaranMu"
Sharinglah dan tataplah orang-orang terdekat kita. Bercengkeramalah sebentar dengan keluarga kecil.
Senyumlah!. Senyum yang tulus, cerminan hati yang suka cita dan memberi berkat bagi sekitar.
Semoga hari ini, kita makin mudah senyum dan menjadi berkat bagi yang lain.
Medan, 11 Juli 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar