My 500 Words

Senin, 18 Januari 2010

Luangkan Waktu Membaca!


Oleh : Jannerson Girsang

Mungkin kedengarannya aneh kalau memasuki 2010, saya mengajak anda seluruhnya menyediakan waktu membaca dalam rencana kegiatan.Ada masa duduk secara rutin menilai kehidupan Anda dengan bercermin melalui buku bacaan.

Sungguh jauh dari penyelesaian yang dipikirkan orang dengan tantangan di sekitar kita, seperti rumitnya Kasus Bank Century dan perkara KPK yang mendominasi berita media, suramnya ekonomi keluarga dengan banyaknya pengangguran bagi mereka yang tidak memiliki pekerjaan. Itu menimbulkan kekhawatiran, kecemasan dan kebingungan.

Tulisan ini mengajak anda menjalankan pekerjaan rutin tetapi meluangkan waktu mencari rasa aman, tinggal dengan perasaan anda yang khawatir, cemas, bingung, mencari alternatif dari pengalaman orang lain dalam buku bacaan. Niscaya kita bisa menyelamatkan diri kita sendiri secara bernilai dan memberi makna bagi orang lain.

Mengapa Harus Membaca?

Kampanye Kepala Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Pemprovsu, Saiful Syafri dan jajarannya, sejak beberapa tahun terakhir ini begitu getol mengajak penduduk membaca, bukan tanpa dasar.

Pemerintah melakukan kegiatan mulai dari menyediakan buku-buku, ruangan ber-AC, menghias gedung perpustakaan sedemikian rupa, supaya orang mau datang ke perpustakaan untuk membaca. Para eksekutif digoda ke perpustakaan dengan menyediakan ruangan khusus. Mobil perpustakaan keliling disediakan pemerintah untuk menjangkau lebih banyak penduduk membaca. Para relawan menyediakan perpustakaan-perpustakaan kecil di lingkungannya.

Semuanya hanya satu tujuan: agar membaca menjadi kebiasaan dan menyumbangkan nilai yang lebih baik bagi dirinya dan orang lain. Penduduk diajak mencari rasa aman dengan membaca yang akan memberi mereka bimbingan yang teruji dalam memaknai kehidupan yang sedang mereka jalani.

Membaca memberi Anda ruang melakukan perbandingan pengalaman anda dan pemikiran orang lain yang sudah dikaji secara mendalam. Membaca adalah meramu kisah perjalanan dan pekerjaan yang anda tempuh dengan pengalaman dan pemaknaan Anda dengan pemikiran baru dari sebuah bacaan. Tak perduli bacaan itu buku-buku Agama, Ekonomi, Politik dan lain-lain.

Kegiatan membaca yang didasari rasa ingin dipuaskan dengan informasi, bisa membuat anda merasa menjadi bagian dari bacaan anda. Kalau bacaan anda tentang kisah seorang sukses, anda akan termotivasi sukses dan ingin terjun mengikuti proses sukses seseorang. Anda sejenak terhibur dan merasa sukses. Kalau bacaan anda tentang teori baru, seolah anda turut menemukan teori itu dan anda termotivasi berubah dari cara lama yang ditempuh sebelumnya.

Hasilnya, Anda menghasilkan alternatif baru. Cara baru yang memberikan sumbangan tidak hanya bagi diri sendiri, tetapi juga bagi orang lain.

Membaca: Lebih Produktif dan Berbudaya

Konon, membaca adalah budaya yang levelnya setingkat di atas mendengar atau menonton.

Dalam prakteknya, memang tidak sederhana. Membaca tidak boleh berhenti dengan lulusnya atau keluarnya seseorang dari bangku sekolah atau kuliah. Hanya sering tidak disadari, membaca berbeda dengan mendengar atau menonton. Anda bisa menonton televisi bersama dengan keluarga anda.

Melakukan kegiatan membaca, Anda dituntut masuk ke dalam ruang pribadi melaksanakan kegiatan pribadi. Membaca memerlukan situasi dan tempat yang kondusif. Layaknya anda berbicara rahasia dengan istri anda, tak beda dengan ketika anda berhubungan dengan istri anda di tempat tidur, atau ketika anda mengucapkan kata-kata cinta di depan pacar anda. Saat anda membaca, anda hanya berhubungan dengan buku yang anda baca. Anda benar-benar sendirian dalam kurun waktu tertentu!.

Membaca membawa Anda menciptakan dasar dan rasa damai, mencari jalan dan menciptakan kekuatan memelihara hati yang penuh harap, dan mendorong semangat untuk berjuang dan perasaan kuat tentang hidup yang cukup menghibur—bahkan saat-saat penuh ketegangan dan kebingungan. Membuat anda bersemangat melakukan hal-hal yang baru. Itu pengalaman Robert J. Wieks penulis buku Riding the Dragon.

Pengalaman pribadi kami menunjukkan hal yang sama. Dalam keadaan kesulitan, membaca adalah kegiatan yang mampu memberi jalan keluar, menentramkan hati, sekaligus menghasilkan sesuatu yang bernilai bagi diri sendiri dan orang lain. Kini, buku bacaan dalam bentuk hard cover, bukan satu-satunya sumber bacaan. Internet telah menawarkan anda begitu banyak alternatif sebagai bahan bacaan

Tulisan ini kami hasilkan dalam keadaan ekonomi keluarga yang sulit. Sejenak membaca, merenung, kemudian kami berbagi melalui tulisan ini. Ketimbang saya harus menghamburkan uang dengan berhutang dalam suasana Tahun Baru 2009. Membaca adalah kegiatan menghibur sekaligus menyumbangkan perenungan kami bagi anda yang membaca tulisan ini.

Menghasilkan Alternatif Baru

Kegiatan membaca dimulai dari pemilihan buku yang diperlukan, membuat target, menyediakan sarana pendukung untuk memberikan anda merenungkannya secara baik dan menghasilkan alternatif baru, hasil perenungan anda.

Jangan lupa memilih bacaan yang sesuai dengan minat, pengalaman Anda!. Mengapa? Tidak semua bacaan sama menariknya bagi setiap orang, atau sama manfaatnya bagi orang yang berbeda.

Seseorang perlu menentukan bacaan yang sesuai dengan minat dan pekerjaan, dan persoalannya. Pilihlah bacaan yang dekat dengan anda.

Buatlah target membaca, secara realistis menyediakan waktu, perkiraan menyelesaikan membaca sebuah buku. Jangan lupa membuat catatan kecil. Buat perenungan. Ciptakan ruang meditasi atas sebuah bacaan. Saya harus meluangkan waktu sehingga tidak terganggu oleh istri dan anak-anak untuk membaca. Luangkan waktu satu atau dua jam setiap hari, dari dua puluh empat jam waktu yang tersedia.

Satu hal sering terlupakan, Anda harus menyadari bahwa setiap buku atau tulisan memiliki pesan-pesan khusus. Cermati penulisnya, daftar isinya, pengantarnya dan cari jawaban mengapa buku itu ditulis. Bacaan di dalam buku atau artikel adalah sebuah pergulatan dan pengalaman penulisnya selama bertahun-tahun. Jangan baca sepotong-sepotong.

Saat membaca Anda menemukan kutipan-kutipan berharga. Pelajari kutipan dalam bacaan. Robert J Wicks, mengatakan kutipan akan menolong kita melihat berbagai hal secara berbeda. Dalam banyak hal, kutipan diperlukan untuk mengadakan perubahan besar. Sebuah kutipan mempunyai nilai yang bisa membantu kita mencari jalan keluar. "Adalah satu kebiasaan baik untuk membaca kutipan. Nilai-nilainya bila terpatri dalam ingatan memberimu pemikiran yang segar", kata Winston Churchill.

Evaluasi Hidup dengan Membaca

Ketika kami menjadi mahasiswa, satu SKS (dihitung 45 menit -1 jam) harus memberi ruang dan waktu 3 jam untuk mengulang pelajaran di rumah. Dalam kehidupan nyata, Anda hidup dan bekerja.

Perjalanan hidup dan pekerjaan anda tak beda dengan anda menerima pelajaran ketika sedang duduk di bangku kuliah atau sekolah. Kegiatan yang anda lakukan setiap hari adalah sebuah pelajaran yang perlu dievaluasi.

Masuklah ke dalam ruang perenungan, mengulang kembali pelajaran di bangku kuliah/sekolah, mengulang kembali apa yang anda jalani dalam kehidupan atau pekerjaan yang sudah anda lakukan.

Sesudah membaca, anda melakukan respon pribadi atas sebuah bacaan. Apa manfaatnya bagi anda. Kalau mau lebih luas, apa manfaatnya bagi masyarakat sekitar, bangsa dan dunia ini. Apa makna perenungan anda bagi diri anda sendiri, keluarga dan masyarakat. Dengan merenungkannya, anda akan berusaha membacanya kembali.

Jangan membaca dengan sia-sia!

Apakah anda seorang pengamat, penulis, eksekutif, mahasiswa atau orang biasa saja, Anda harus membaca dan melakukan perenungan hasil bacaan anda!. Meskipun itu hanya sekedar pedoman kehidupan pribadi. Bacaan harus masuk dalam kehidupan anda. Jika tidak, maka pelajaran berharga yang anda baca akan cepat hilang.

Latihlah pelajaran yang diperoleh dengan berbagi (sharing). Baik melalui diskusi dengan teman, kelompok, assosiasi. Kalau anda seorang penulis bagikan pengetahuan anda dengan menulis artikel atau buku baru, atau bila anda seorang pengkhotbah, sampaikan hasil bacaan anda kepada jemaat, andaikatapun anda seorang masyarakat biasa saja, jadikanlah bacaan itu untuk memperbaiki pekerjaan anda, memperbaiki cara anda berbicara dan berhubungan dengan orang lain.

Ketika anda memasukkan refleksi pribadi atas sebuah bacaan, maka semuanya akan menjadi baru. Setiap hari anda akan menemukan alternatif ketiga—istilah yang populer dari penulis buku The 8th Habit, Steven R.Covey. Alternatif yang dihasilkan dari perjalanan hidup anda dan pesan penulis buku. Renungan yang sungguh-sungguh berbeda dari segala yang pernah ada.

Jika anda melatihnya maka anda akan menjadi orang yang memiliki keunggulan pribadi, yang membedakan anda dari orang lain. Dengan pribadi-pribadi yang memiliki keunggulan maka di akhir tahun 2010, bangsa kita akan keluar dari "saling tuding" dan "saling menyalahkan" tanpa dasar.

Kita akan makin menciptakan tidak hanya efisiensi, tetapi sebuah keagungan, karena terbiasa menghasilkan alternatif-alternatif di luar pemikiran yang biasa-biasa saja. Kita akan mampu memahami kebutuhan dinamis kita dengan benar, merencanakan dengan benar, melaksanakan dengan benar dan memaknainya dengan benar.

Ideal sekali ya, tidak ada jalan lain selain mencobanya. Masuki 2010, luangkan waktu membaca!***

Penulis adalah Penulis Biografi, tinggal di Medan.
Dimuat di Harian Analisa 18 Januari 2010. bisa juga diakses ke www.analisadaily.com



Share

Tidak ada komentar: