Oleh : Jannerson Girsang
"Sekarang ini, kalau kita bertemu dengan orang yang berbeda pilihan,
langsung cemberut mukanya, seolah tidak berteman," kata teman saya,
seorang redaktur sebuah media terkenal di Sumatera Utara. '
Mendukung Jokowi atau Prabowo jadi Presiden, saya teringat ketika
menonton sepakbola PSMS melawan Persib Bandung perebutan Juara PSSI
1982-1983
Berbagai kata-kata
bersemangat bahkan kadang menyinggung pendukung yang lain berseliweran
di Stadion berkapasitas 100 ribu lebih penonton itu. Tetapi tidak sampai
ada sebuah perkelahian fisikpun.
Usai pertandingan, semua
pendukung keluar melalui gerbang yang sama. Masing-masing pendukung
mengakui kekalahan bagi yang kalah, dan memuji kehebatan kesebelasan
yang menang.
Mereka sadar, bahwa itu adalah sebuah
pertandingan yang fair. Siapa yang menang, dialah yang unggul. Jurinya
(KPU, Bawaslu) jujur, Kita percaya keputusan mereka.
Selesai
pertandingan, yang ada hanya berita kemenangan dan kekalahan, tidak ada
berita permusuhan, kita pendukung PSMS, tetap berteman dengan pendukung
Persib Bandung.
Semangat pendukung Jokowi dan Prabowo, hendaknya meniru semangat pendukung Persib dan PSMS.
Berbeda pandangan, berbeda dukungan tidak pula harus membuat orang
bermusuhan. Pakaian aja ada berwarna merah, hijau, biru. Ada yang suka
merah, tidak pula boleh penggemar biru bermusuhan dengan penggemar
hijau.
JOKOWI atau PRABOWO yang menang kita berkawan yah!.
Biarkan aku memilih JOKOWI. Aku akan mendukungnya dengan doa dan
sedikit usaha kampanye pribadi, sampai dia duduk menggantikan SBY.
Medan, 3 Juni 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar