My 500 Words

Rabu, 24 September 2014

"Kaulah Hartaku Paling Berharga, Aku Tak Tega Membungkusmu"

Oleh: Jannerson Girsang

Malam itu adalah puncak dari segala kesabaran seorang istri, karena permainan judi suaminya sudah sangat menjengkelkan. Sang suami tidak peduli lagi dengan keadaan rumah tangganya. Bahkan malam Natal atau Tahun Barupun dia semalaman di tempat judi.

Menjelang tengah malam, suatu malam Tahun Baru, sang istri sedang menunggu di rumah. Karena berkali-kali di malam Tahun Baru suaminya tidak pernah lagi bersama keluarga. Malam itu, meski sudah dihubungi beberapa kali melalui handphone, suaminya tidak muncul-muncul.

Kebiasaan buruk ini sudah berlangsung tahun demi tahun selama mereka berkeluarga.

Suaminya merasa lebih asyik di meja judi, ketimbang merayakan perpisahan tahun dengan istri dan anak-anaknya.

Menunggu sang suami pulang, sang istri memegang sebilah  pisau parang yang sudah diasahnya sejak beberapa jam sebelumnya, dan ingin menghabisi suaminya, saking kesabaran sudah hilang. .

Begitu si suami tiba di rumah, lewat tengah malam dan acara kebaktian perpisahan tahun sudah selesai, pisau yang sudah dipersiapkannya langsung diarahkan menebas leher suaminya.

"Saik........" terdengar bunyi pisau yang sudah mengkilap itu.

Untungnya di masa mudanya sang suami  adalah jago karate, sehingga dengan sigap, dia bisa mengelak, dan hanya tergores sedikit, dan tentunya sang istri juga mulai menurun emosinya.

Tapi, emosi si istri tidak langsung padam. Tapi,amarahnya ditumpahkan dengan mengusir suaminya.   .

"Malam ini juga, bawa semua barang-barang berharga milikmu dan keluar dari rumah ini," katanya sambil menjatuhkan pisaunya.

Karena takut di "pisau" lagi dan tidak ingin ribut didengar tetangga si suami menurut saja perintah istrinya . Dia memasukkan ke goni besar, semua pakaiannya. Semua barang-barang berharga miliknya.

"Hayo cepat. Jijik aku melihat kelakukanmu, jijik aku melihat tampangmu, cepat keluar?"kata istri, sambil bertolak pinggang.

Si Bapak menunduk saja sambil mengangkat goninya ke depan pintu. Kemudian dia berdiri memandang istrinya.

"Hei, apa lagi. Kalau semua barang berhargamu sudah dimasukkan, silakan angkat kaki dari rumah ini!," perintah keras istrinya.

Si suami dengan muka memelas menghampiri istrinya.

"Satu lagi barang berharga yang kumiliki belum masuk dalam goni ini Ma," katanya
Sang istri langsung berteriak mengungkapkan kemarahannya.

"Jangan buat alasan macam-macam. Kalau ada, masukkan cepaaa....at!" balas istrinya dengan suara meninggi bercampur emosi.

Si suami dengan suara memelas, mengeluarkan kata-kata yang tak pernah diduga sebelumnya oleh istrinya.

Dari hatinya yang terdalam dia sangat menyesali perbuatannya. Kesabaran istrinya disalah artikannya. Ternyata perbuatannya yang jahat menimbulkan kebencian di hati istrinya yang makin hari makin membatu.

Dengan berlinang air mata, dia lalu mendekati istrinya dan berkata:

"Kaulah sayangku, istriku. Kaulah hartaku paling berharga di dunia ini. Aku tidak tega membukusmu di dalam goni ini," katanya.

Anda tebak...kisahnya kemudian! Kalau Anda menjasdi seorang istri, apa yang Anda lakukan?

Medan, Menjelang Tengah Malam, 24 September 2014

(Dimodifikasi dari khotbah Syamas br Purba, dalam partonggoan malam ini di Sektor 1. Tentu saja kami berterima kasih kepada Pdt Masniari Damanik, yang mengajarkan kami sermon dengan contoh-contoh yang menginspirasi untuk berubah)

Tidak ada komentar: