My 500 Words

Sabtu, 01 Agustus 2015

Hari Ini, Dua Wanita Berjasa Buat Keluargaku Dimakamkan

OleH : Jannerson Girsang

"People may not remember exactly what you did, or what you said, but they will always remember how you made them feel"

Orang akan kita ingat, tergantung bagaimana respon, perasaan kita atas tindakan mereka terhadap kita, kebaikan-kebaikan yang kita kenang!. Orang-orang yang menabur kebaikan akan selalu kita kenang sebagai orang-orang yang menginspirasi dalam hidup kita ke depan, selama kita hidup.

Bidan Bungasinta br Purba (60) yang meninggal i Rabu Pagi, 29 Juli 2015 akan dikebumikan di Tondang, Raya hari ini 30 Juli 2015. Almarhum disemayamkan di rumah duka Jalan Tembakau , Perumnas Simalingkar, Medan.

Almarhum adalah bidan yang menolong putri bungsuku Devee Girsang, 22 tahun yang lalu.

Beliau adalah bidan profesional dan yakin atas keputusannya. Meski leher putri bungsuku dililit tali pusar dalam kandungan, dan kelahirannya sudah terlambat tiga hari, almarhum masih yakin proses kelahiran putriku tidak perlu dioperasi. Bidan hanya mengatakan kami menunggu. Saya dan istri yakin kata bidan senior ini.

Dan, akhirnya berhasil!. Namun, bayi yang lahir itu tidak bernafas beberapa saat, wajahnya membiru. Muncul rasa khawatir beberapa saat.

Semua senang, setelah Bidan menepuk-nepuk punggungnya, sang bayi menangis. Tanda sebuah kehidupan baru.

"Kalau bayi ini selamat, maka Devee akan cantik dan tumbuh menjadi orang yang tegar dan sehat," kata bidan itu. Memang, itulah yang terjadi hingga Devee menjelang usianya 22 tahun.

Devee kini sudah dewasa dan bekerja di sebuah kantor Lawyer di Jakarta. Betapa besar jasa almarhumah buat proses kelahiran putri bungsuku.

Beliau semasa hidupnya dikenal sebagai orang yang ramah dan suka menolong. Pertemuan kami beberapa bulan yang lalu, sama seperti pertemuan-pertemuan kami sebelumnya, beliau selalu menanyakan Devee.

Saat itu beliau juga membawa putrinya satu-satunya,Roma, seusia dengan putri bungsu saya.

Masih bersyukur, saya bisa menghadiri upacara pemakamannya hari ini. Rumah duka hanya berjarak 1 kilometer dari rumah saya.

Dr Ir Nurita Sinaga (51, kelahiran 1964) yang meninggal 27 Juli 2015 juga dikebumikan hari ini. Almarhum disemayamkan di Rumah Duka Sinar Kasih Bogor. Jl. Batu Tulis Bogor. Mudah-mudahan keluarga putriku Clara Mariana Girsang dan Anja Novalianto bisa melayat, karena rumah mereka dekat ke Bogor.

Almarhum semasa hidupnya di Medan selalu menginspirasi dan suka membantu keluarga, dan teman berdiskusi tentang banyak hal. Otobiografinya pernah direncanakan kutulis sekitar 2011, tetapi karena sesuatu hal, tidak jadi dilanjutkan.

Sebuah buku tentang Memoarnya yang disusun Dr Hinca Panjaitan, masih tersimpan di rak buku saya di rumah. Buku ini berisi Pemikirannya tentang Pengelolaan Kawasan Pasca Tambang Batubara. Buku ini merupakan sari perjalanan kariernya bak gelombang hingga meraih gelar doktor dari Institut Pertanian Bogor, 2011.

Semuanya hanya tinggal kata-kata tertulis di atas kertas, dan bisa didiskusikan oleh kita yang masih hidup, oleh pembaca bukunya. Tidak ada lagi diskusi dengan Nurita, tidak ada lagi pertanyaan tentang apa yang dilihat, dirasakan serta pemaknaannya atas hidup yang mungkin belum pernah diungkapkannya. Perpustakaan hidup itu sudah terbakar dan tinggal jasadnya yang membeku, membisu seribu bahasa.

Almarhumah adalah putri pertama dari 5 bersaudara (2 laki-laki dan 3 perempuan) dan meninggalkan suami Marudut Marpaung, dan dua orang anak, Si sulung, Christian Maridest Marpaung (alumnus S2, FKom. UI) dan Marlin Agustina Marpaung, kini kuliah semester 5, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. . . .

Karena jarak kami cukup jauh, saya tidak bisa menghadiri upacara pemakamannya. Hanya bisa menyaksikannya lewat foto-foto yang diposting teman-teman di Facebook.

Selamat Jalan Boto Bidan Bungasinta br Purba dan adek kami Dr Ir Nurita Sinaga. Semoga kalian damai di sisiNya.

Dua wanita berjasa kepada keluargaku pergi untuk selamanya. Kami kehilangan dua orang wanita yang selama ini memberi perhatian dan kasih kepada keluarga kami.

Setiap terjadi peristiwa seperti ini, saya kembali merenungkan. Hanya beginikah hidup?. Apa upah kita hidup dari manusia?. Berapa orang yang mengingat saya dan mengucapkan duka, menangis. Orang mengingat kita tergantung dari besarnya kontribusi kita pada setiap orang. Ucapan duka, doa-doa yang dikirimkan, perhatian adalah nilai seseorang selama hidupnya.

Apakah upah kita dari Tuhan? Apakah Tuhan menghargai kesetiaan kita atas pengutusanNya kita ke dunia ini?

Perbuatan baik dan menginspirasi yang ditaburnya selama hidup, itulah kesan yang diingat orang lain sebagai nilai hidup paling berharga.

Orang yang sudah mati tidak bisa berbuat apa-apa, tetapi bagaimana perasaan orang atas kebaikan, inspirasi itulah yang hidup dan dikenang sepanjang masa.

"People may not remember exactly what you did, or what you said, but they will always remember how you made them feel" (Anonym)

Medan, 30 Juli 2015

Tidak ada komentar: