My 500 Words

Selasa, 28 April 2015

Belajar Ketahanan Pangan dari "Suhu"nya

Oleh: Jannerson Girsang

Direktur Pelayanan dan Pengembangan (Pelpem) GKPS, Pematangsiantar dan staf meminta nasehat kepada Prof Dr Posman Sibuea. Beliau adalah Guru Besar Tetap Unika Santo Thomas, Medan. Pendiri dan Direktur Center for National Food Security Research (Tenfoser)

Beliau menerima Direktur Pelpem dan staf di ruang kerjanya di Kampus Unika Medan.
Profesor Posman menjelaskan masalah kedaulatan pangan dan strategi yang seharusnya ditempuh pemerintah dan peran Pelpem dalam mendorong program-program kedaulatan pangan ke depan.

"Kita sudah terlanjur membuat stigma 'singkong' makanan orang miskin dan 'keju' makanan orang kaya," katanya.

"Jadi, kita meninggalkan singkong dan mengimpor bahan pembuat keju. Ketahanan pangan kita terancam,", lanjut guru besar yang baru saja kembali minggu lalu dari negeri jiran.

"Kita jauh ketinggalan dari program-program ketahanan pangan yang dilaksanakan negara lain. 
Thailand misalnya. Program ini sungguh membantu mewujudkan program ekonomi kerakyatan di sana".

"Sayangnya di negeri kita masih banyak program, sehabis upacara, ujung-ujungnya 'kembali ke Laptop'. Tindakannya hanya sebatas upacara. Mindset proyek." katanya. .

Berdasarkan berbagai kekurang berhasilan ini, seharusnya Pelpem yang sudah berpengalaman lima puluh tahun dalam pengembangan masyarakat, ke depan akan mempertajam strateginya sehingga mampu mewujudkan program yang menurut Prof Posman cukup "seksi" ini.

16 Oktober 2015 adalah Hari Pangan dan Pelpem perlu memikirkan rancangan acara yang strategis dalam mendorong pelaksanaan program nasional ini.

Semoga Pelpem terus meningkatkan kualitas pelayanannya di tengah-tengah masyarakat Simalungun dan sekitarnya. "Dari pembicaraan ini, mungkin akan dibuat dua program," kata seorang staf Pelpem. Semoga!

Di akhir pertemuan, mereka bertukar cendera mata. Direktur Pelpem menyerahkan buku Refleksi Melayani di Tengah-tengah Masyarakat: 50 Tahun Pelpem GKPS dan Prof Dr Posman menyerahkan buku barunya: Minyak Kelapa Sawit.

Sungguh mencerahkan, pertemuan dengan seorang tokoh ketahanan pangan nasional yang sangat produktif menulis di berbagai koran nasional, serta penulis banyak buku tentang pangan.
Terima kasih Prof, semoga sehat selalu dan terus mencerahkan bangsa ini.

Medan, 28 April 2015


Tidak ada komentar: