My 500 Words

Selasa, 10 Mei 2016

Kita Adalah Satu Tubuh

Oleh: Jannerson  Girsang

Kita semua memiliki fungsi masing-masing, saling menghargai fungsinya, dan tidak boleh meremehkan, apalagi cemburu kepada fungsi atau talenta yang diberikan kepada seseorang.

Dalam khotbahnya malam ini, Pendeta GKPS Resort Medan Selatan, Pdt Jaminton Sipayung STh menyampaikan ilustrasi tentang kesatuan di kalangan orang-orang percaya.

Orang-orang percaya adalah satu tubuh, meski berbeda-beda. (1 Korintus 12:12). Ilustrasi ini merupakan bagian penjelasan dari nas khotbah malam ini dari kitab Johannes 17, yang disampaikan pada Kebaktian Partonggoan Gabungan di GKPS Simalingkar, Medan. . .

Serius, tetapi menginspirasi. Demikian pendeta yang berpenampilan sederhana ini mengisahkan cerita tentang anggota badan yang saling cemburu.

Suatu ketika kaki, tangan, mata, telinga, merencanakan sebuah demo. Pasalnya mereka cemburu melihat mulut yang kerjanya hanya makan aja. Dia merasakan yang enak-enak, sementara yang lain hanya kerja keras. .
.
Kaki: "Gila itu si mulut. Kemana-mana, saya yang membawa dia jalan. Tapi kalau ada makanan tidak pernah saya dibagi"

Tangan: "Ya. Dia pelit. Masak seumur-umur, saya cuma menyulangi dia tapi dia tak pernah memberikan sebutir nasipun kepadaku"

Mata: "Ya tuh si mulut nggak pernah peduli.sama temannya. Saya yang menunjukkan jalan, kemana saja dia pergi. Kadang saya kesakitan, masuk abulah, tertusuk semaklah. Yang makan hanya dia saja"

Telinga: "Kalau ada suara bahaya, saya yang mendengarnya. Coba kalau saya tidak mendengar, udah ditabrak mobil kali dia waktu ada yang begal yang ugal-galan dari belakang".

Mulut:diam saja, tidak bereaksi apa-apa!

Kaki, tangan, mata, telinga mogok kerja. Kaki tidak mau berjalan, tangan tidak mau menyuapi makanan ke mulut, mata juga menutup diri, telinga tidak mau mendengar lagi.

Mulut diam saja. Dia tidak mau bicara.

Banggalah keempat anggota tubuh itu melihat mulut tidak makan.. "Rasain, kau tidak makan. Selama ini kau enak-enak saja. Coba kalau kami tidak mau bekerja!", kata mereka serempak.

Hari kedua, keempatnya mulai merasakan sesuatu. Semua merasa lemas.

Kaki tidak bisa menggerakkan dirinya lagi. Tangan tidak mampu bergerak, mata mulai kabur penghilatannya, telinga juga sudah mulai pekak, tak jelas mendengar lagi, bahkan mulai tak berfungsi.

Pasalnya, makanan tidak masuk!. Darah penyalur nutrisi ke seluruh tubuh, yang membuat mereka bisa berfungsi tidak mengalir lagi. Air yang mereka butuhkan juga tidak ada lagi.

Mulut diam saja!

Akhirnya, keempatnya sadar!.

Kalau mereka mogok, tidak melayani mulut, maka semuanya tidak akan berfungsi dengan baik. Mulutlah tempat makanan masuk ke dalam perut, dan diolah di sana, kemudian hasil olahan tubuh, melalui darah disebar ke seluruh tubuh.

Itulah sebuah gambaran pentingnya kesatuan dalam satu tubuh!. Kesatuan dalam organisasi, kumpulan. Masing-masing memiliki fungsi yang berbeda-beda, tetapi memiliki peran yang saling tergantung.

Demikianlah jemaat di dalam satu gereja, orang-orang percaya. Mereka adalah satu tubuh. Tidak boleh mengandalkan dirinya saja, apalagi sampai menganggap dirinya paling penting.

Mereka harus saling tergantung dan saling peduli. Dan, tidak ada yang terpenting, semua penting!

Dalam sebuah organisasi, kumpulan, setiap orang harus bekerja sesuai dengan fungsi masing-masing dan tidak boleh meremehkan satu dengan yang lain. "Kita ada, kalau yang lain ada"

Jadi, sebagai penulis, pencerita (story teller) saya tidak boleh diremehkan, lho!

Kadang terdengar suara!. "Cuma nulis ajanya dia itu. Entah apa. Kalau cuma cerita, nggak usahlah. Banyak omong ajanya dia itu".

Kalau saya tidak menuliskan artikel ini, Anda tidak bisa menikmati khotbah yang disampaikan pendeta tadi. Apalagi belum pernah mendengarnya.

Saya ada gunanya juga kan? ...He..he!

Tidak ada komentar: