My 500 Words

Jumat, 18 April 2014

CIUMAN PENGKHIANATAN JUDAS

Ciuman yang secara normal digunakan mengekspresikan kasih sayang, justru Judas menggunakannya menyerahkan Jesus, gurunya ke Kayu Salib.

Uang, bisa bikin orang buta. Dengan 30 keping perak, salah seorang murid Jesus, Judas mengkhianatiNya, dengan ciuman.

Sebelum Perjamuan Terakhir yang diselenggarakan Yesus kepada murid-muridNya, Yudas, salah seorang murid Jesus dan pemegang kas, secara sembunyi-sembunyi menemui para pemimpin Jahudi, sehubungan dengan rencana mereka membunuh Jesus.

Dia menerima uang 30 keping perak, sebagai upahnya untuk melakukan tugas khusus. Pekerjaan Judas tidak rumit, hanya memberitahu tanda ketika para penangkapnya sudah dekat.

Tanda itu adalah: Judas akan mendekati Yesus untuk mencium-Nya.  "Orang yang akan kucium, itulah Dia, tangkaplah Dia."

Sesudah persekongkolan jahat itu, Judas bergabung lagi dengan murid-muridNya. Dia turut dalam Perjamuan Terakhir. Jesus menyindir niat jahat Judas. Tapi dasar Judas buta, dia masih melanjutkan niatnya. 

Persis seperti yang sudah dijanjikan, ketika para penangkapNya datang, Judas  segera maju mendapatkan Yesus dan berkata: "Salam Rabi," lalu mencium Dia.

Jesus mengetahui niat Judas. Maka kata Yesus kepadanya: "Hai Yudas, engkau menyerahkan Anak Manusia dengan ciuman?". Matius mencatat ucapan Yesus itu: "Hai teman, untuk itukah engkau datang?".

Jesus kemudian ditangkap, lalu diadili. Disiksa bahkan disalibkan, mati dan dikuburkan.

Peristiwa yang sama sekali di luar dugaan. Judas mengira, Yesus akan menggunakan kuasaNya menghindar dari maut.

Ternyata kuasa yang dimiliki Yesus bukan digunakan seperti yang dibayangkan Judas. Yesus bukan anggar kekuasaan, tetapi Dia setia kepada yang mengutusNya.  Dia tidak melanggar aturan yang telah ditetapkan untukNya.

Perjanjian Lama menubuatkan bahwa Anak manusia itu akan menderita. Jesus sendiri telah memberitahu murid-muridNya tentang maut yang akan dihadapinya, tetapi mata mereka buta dan telinga mereka tuli.

Melihat kejadian yang menimpa Jesus, Judas kecewa berat. Dia mengembalikan uang 30 keping perak kepada pemimpin Jahudi. Bahkan saking kecewanya, dia akhirnya bunuh diri.

Sadarlah kita, setiap penipuan, korupsi, manipulasi akan membahayakan diri sendiri dan orang lain.

Judas, sama seperti kita manusia biasa seringkali menyalahgunakan kekuasaan untuk memperoleh sesuatu yang "kelihatan": uang, harta, dan kemewahan lain untuk dirinya sendiri. 


Penyalahgunaan kekuasaan dan jabatan untuk kepentingan pribadi dan golongan di Indonesia adalah pengkhianatan kepada rakyat (mahluk yang paling dikasihi Tuhan, suaranya adalah suara Tuhan) yang memilih dan memberi mandat.

Rakyat mengutus para pejabat atau pemimpin bukan untuk korupsi, menghianati tetapi untuk membahagiakan rakyatnya. 

Orang yang mengkhianati kepercayaan itu, akan menghadapi nasib seperti Judas. Hidup tidak nyaman, bahkan mengakhiri hidupnya dengan cara yang tidak wajar. .

Masihkah penipuan, korupsi, dan pengkhianatan  kita lanjutkan?

Selamat merayakan Jumat Agung.
Medan, 18 April 2014

Tidak ada komentar: