My 500 Words

Minggu, 13 April 2014

JOKOWI MENDAHULUI BERBUAT BAIK


Oleh: Jannerson Girsang

Jokowi melakoni teladan seorang pemenang!. Tidak sombong dengan posisi Partainya sebagai jawara di Pileg 2014. Dia menghormati orang yang lebih tua, lebih senior dari dirinya.

Jokowi kecil--Capres PDI Perjuangan, berinisiatif lebih dahulu menemui para Pemimpin Partai Golkar, Nasdem, tak lama setelah Pileg 2014 selesai. Padahal, partainya adalah pemenang Pileg 2014.

Kebaikan Jokowi sangat dihormati Bakrie dan Suryo Paloh. Dua tokoh yang bukan orang orang biasa di negeri ini. Mereka tokoh partai, pengusaha terkenal dan memiliki media terbesar di negeri ini. 
Kedua tokoh ini tidak melihat Jokowi secara fisik. Fisiknya kecil, kekayaannya mungkin hanya senilai  "sayap kiri" pesawat jet pribadi Suryo Paloh dan Bakrie. Di mata mereka  Jokowi sebagai tokoh, pemimpin.

Senyum kehangatan dalam pertemuannya dengan Aburizal Bakrie, Ketua Partai Golkar menjanjikan persatuan dan perdamaian. Hal yang ditunggu dan diharapkan seluruh rakyat Indonesia.

"Siapapun yang menang, kami saling mendukung" kata Bakrie yang disiarkan TV-One berkali-kali. Sebuah statemen yang sangat menyejukkan hati.

Sebelumnya, Jokowi juga sudah menemui Partai Nasdem. Pertemuannya dengan Suryo Paloh juga disiarkan oleh Metro TV dengan citra: Jokowi pantas menjadi presiden.

Menanam kebaikan menabur kebahagiaan. Mungkin itulah yang sedang dilakoni Jokowi.

Kebaikan Jokowi membuat orang-orang yang ditemuinya, secara tidak sadar sedang membesarkannya. 

Pertemuannya dengan Bakrie dan Suryo Paloh ditonton jutaan pemirsa Metro TV dan TVOne, dua televisi terbesar di Indonesia.

Kebaikan membuat semua orang senang dan bahagia. Semua mendapat citra yang baik, baik bagi Bakrie, maupun Suryo Paloh! Bagi penonton televisi, menyejukkan dan pembelajaran atas tokoh yang bersaing secara benar.

Sikap ini tidak banyak dimiliki pemimpin. Kebanyakan sombong dengan kemenangan dan cenderung melecehkan yang kecil. Mengeluarkan statemen-statemen yang buat hati panas, menghakimi, mabok kebesaran. Akhirnya, lupa mengambil  inisiatif berbuat langkah-langkah  baik dan sangat strategis, seperti dilakoni Jokowi.  

Jokowi telah menang selangkah. Dia lebih dahulu menunjukkan sikap melayani. Meski dia pemenang, tetapi lebih dulu menemui partai yang peroleh suaranya lebih kecil dari partainya sendiri. 

Itulah sikap seorang pemimpin. Pemimpin adalah melayani, bukan dilayani. Melakukan hal yang terbaik lebih dahulu. Berlomba-lombalah membuat yang terbaik. 

Kalau mau jadi pemimpin besar: Melayanilah lebih dahulu, jangan tunggu dilayani.

Mari kita ingat statemen Aburizal Bakrie: "Kita bersaing di Pilpres. Siapapun pemenangnya, kita akan saling mendukung"

Tidak ada komentar: