My 500 Words

Senin, 28 April 2014

Wisuda, Kasih Sayang, Syukuran dan Tamasya

Oleh: Jannerson Girsang

Pulang dari menghadiri wisuda Universitas HKBP Nommensen (UHN) di Gedung Serba Guna Pemprovsu, Jalan Pancing Medan, sebuah gedung baru milik Pemprovsu yang mampu menampung 15-20 ribu pengunjung.

Saya sangat terkesan dengan pemandangan menarik usai wisuda gelombang pertama UHN yang melepas 647 orang terdiri dari S2. S1 dan D3 dan dihadiri Sekjen HKBP, Pdt Mori Sihombing dan para undangan lainnya.

Saat mau pulang, di samping gedung, seorang ibu sedang menyuapi putrinya--yang masih berpakaian wisuda. Bersama anggota keluarga yang lain, mereka duduk santai di atas tikar, tak peduli orang lalu lalang di samping mereka.

Sang ibu menyuapi putrinya dan sang putri menikmati betul kasih sayang ibunya, seperti seorang bayi kecil. Sebuah pemandangan wujud kasih sayang yang tulus, ungkapan kebahagiaan sang ibu di hari bersejarah. Mereka telah menyelesaikan tanggungjawabnya setahap.

Mungkin selama ini dia kos, dan melepas rindu suapan sang ibu, khususnya di hari bersejarah ini. "Ibu, oh ibu,kasihmu sungguh tak tergantikan. Meskipun aku sudah sarjana, aku rindu suapan tangan lembutmu yang tak tergantikan oleh siapapun"

Mereka, keluarga yang berasal dari luar kota Medan, menggelar tikar bersama keluarga, beberapa adik dan kakak sang wisudawan turut serta. Semuanya pada senang, makan ala kadarnya, serasa dunia seluas tikar itu milik mereka.

Keluarga ini adalah keluarga sederhana. Mereka membawa makanan dalam rantang dari kampung. Hanya pindah makan siang di tempat yang gratis pula. Tidak usah melakukan syukuran ke restoran yang mahal.

Wisuda sambil tamasya, dan menikmati kebahagiaan. Adik-adik dan saudaranya, mungkin selama ini tidak pernah melihat gedung megah dan kota metropolitan Medan, hari ini mereka menikmatinya.

"Ma, nanti kita singgah ke Carfour ya. Kan dari kampung sudah janji" ujar seorang adiknya, dengan mulut penuh makanan. Mungkin sesudah makan mereka akan jalan-jalan, melihat kota.


Bahagianya mereka. Tidak seperti Caleg yang namanya timbul tenggelam di koran. Jantungan!. Hari ini diberitakan lolos, besoknya tidak muncul lagi! Padahal, sudah merayakannya di keluarga.

Keluarga ini mensyukuri berkat dengan kesederhanaan Merayakan hasil yang sudah pasti, menikmati keberadaannya, dan melakoninya dengan hati yang tulus.

Semoga sang putri cepat dapat pekerjaan dan bisa memberi kebahagiaan baru bagi keluarga sederhana ini. 


26 April 2014 

Tidak ada komentar: