Negeri yang sedang berbenah pendidikannya agar jangan ketinggalan dari negeri lain menuju Pendidikan Abad 21, eh, ternyata masih ada anggota DPRnya, pembuat legislasi, masih "cinta": ijazah palsu.
Media-media di seluruh Indonesia memberitakan bahwa disinyalir, banyak anggota Dewan berijazah Palsu.
Nggak usah pakai-pakai gelar, kenapa sih?. Kan ketahuan jadinya ijazahnya!.
Jangan salah!.
Rakyat kecil aja dengan pandangan sepintas, tau kok mereka yang menggunakan Doktor atau Profesor "palsu", "asli tapi palsu", dan yang "asli".
Doktor atau profesor itu kan orang yang banyak melakukan penelitian, banyak opininya yang mencerahkan rakyat, banyak menulis di media ilmiah nasional dan internasional, ceramah di mana-mana. Kerjanya memperjuangkan kebenaran bagi umat manusia. Cuma rakyat nggak mau bilang-bilang!. Syukurlah polisi mau bilang!
Gelar, latar belakang pendidikan penting, tetapi di abad ke-21 ini, khususnya bagi para petinggi/pemimpin, pengetahuan dan karakternya jauh lebih penting!
Soal kejujuran penggunaan gelar, tirulah Gus Dur, Megawati!. Tuh si Susy, Menteri Perikanan dan Kelautan. Jujur, tak punya ijazah lulusan perguruan tinggi, tapi lebih keren tokh!. Susy, kemaren sampai di obok-obok, karena tak punya gelar. Akhirnya, pengetahuan, karakter merekalah yang membela mereka, bukan ijazah!.
Mari rekan-rekan yang punya gelar: kita bangga dengan gelar, tapi buktikan dengan pengetahuan dan karakter--kontribusi bagi masyarakat luas. Jangan menggunakan gelar hanya untuk kenaikan pangkat, menakut-nakuti, legitimasi jadi orang pintar!.
Bangga amat pakai gelar. Palsu lagi!
Medan, 28 Mei 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar