Oleh: Jannerson Girsang
Cara berfikir kita tidak sama dengan orang
lain, keinginan kita tidak sama dengan siapapun, termasuk pasangan
kita, anak-anak kita, tetapi kita dituntut harus mampu hidup
berdampingan dengan mereka.
Sebab mereka adalah ciptaan Allah yang paling tinggi.
Kita sering memaksakan orang lain berfikir seperti kita, memiliki
keinginan seperti kita: Saat itulah kita menjadi susah, tetapi sering
tidak menyadarinya dan kadang enggan menyadarinya.
Hidup adalah
mewujudkan pikiran, keinginan, tanpa mengorbankan pemikiran dan
keinginan orang lain. Tidak memaksakan pemikiran dan keinginannya harus
dipenuhi orang lain.
"Berkorban terlebih dahulu". Ayat emasnya
adalah : sebagaimana kamu menginginkan orang lain berbuat kepadamu,
perbuatlah demikian kepada mereka. Perintah yang mutlak dilakukan oleh
manusia kalau dia mau hidup bahagia. Sebuah keteladanan!
Buah
yang mereka kejar adalah kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran,
kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan dan penguasaan diri.
Bukan sebaliknya, kuasa, kehormatan, serta penghormatan dunia lainnya.
Suatu pekerjaan yang seorangpun tidak mampu mewujudkannya
dengan kekuatan manusia sendirian. Dia harus masuk dalam komunitas dan
mampu hidup berdampingan dengan yang lain, dipersekutukan dalam Roh!.
Jadi, tidak mudah memahami keinginan dan pemikiran orang lain,
menyeleraskan pemikiran dan keinginan seseorang dengan pemikiran dan
keinginan orang lain.
Prosesnya berjalan seumur hidup, jatuh dan bangun, berhasil dan gagal, penuh pengorban dan penyangkalan diri,
Orang-orang yang berbahagia tidak akan pernah merasa tamat
melakukannya, sampai dia menghadap sang Kuasa. Tidak pernah menghitung
apa yang sudah diperbuatnya, tetapi melakukan apa yang belum bisa
dilakukannya untuk pasangannya, anak-anaknya, untuk orang lain..
Mereka merasa berhutang atas buah-buah Roh, dan tidak pernah merasa berjasa atau perlu dihargai, tetapi bersyukur ketika masih diberi kesempatan berbuat baik dan melayani yang lain semampunya.
Mereka terlihat seperti orang bodoh. lemah, miskin. Tetapi merekalah sesungguhnya yang paling bijak, kuat dan kaya!.
Selamat Malam Minggu dan mempersiapkan diri melayani dan mengikuti kebaktian Minggu besok!
Medan, 13 Juni 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar