Oleh: Jannerson Girsang
Orang terkenal, berpengaruh selalu
menjadi top news. Apa yang mereka pikirkan, katakan dan lakukan menjadi
teladan bagi rakyat .Mereka yang berada di puncak kekuasaan menjadi
sebuah trend setter.
Kalau dia bisa, kenapa saya nggak bisa?. Mereka menjadi inspirasi!
Proses akad nikah anak Presiden RI, Jokowi Gibran Rakabuming Raka
dengan Selvi Ananda, cukup menarik dan diliput secara langsung oleh
media-media di tanah air, termasuk televisi.
Akad nikah secara
Islam itu berlangsung pagi ini di gedung Graha Saba, Solo, Jawa Tengah,
bukan di gedung mewah di ibu kota Negara,
Pertama, pernikahan
ini menarik, karena kedua pasangan itu beda agama. Seperti diketahui,
berdasar administrasi KTP (Kartu tanda Penduduk), Gibran maupun orang
tuanya, Jokowi dan Iriana, keterangan beragama Islam.
Sedangkan
orang tua Selvi, Didit Supriyadi dan Partini, non-Muslim. Ini kendala
yang dihadapi saat itu. Pihak keluarga sudah melakukan konsultasi ke KUA
sejak April lalu.(http://www.republika.co.id)
Sumber lain menyebut bahwa kedua orangtua mempelai perempuan, Didit
Supriyadi dan Partini, beragama Katolik, namun Selvi sudah masuk Islam.
Ini bisa dibuktikan dalam akte KTP (Kartu Tanda Penduduk), maupun KK
(Kepala Keluarga). Semula, dalam akte kelahiran masih tercantum agama
Katolik.
Keraguan keabsahan ijab kabul. putra sulung Presiden
Joko Widodo (Jokowi), Gibran Rakabuming Raka dengan mantan Putri Solo
2009, Selvi Ananda, sempat menjadi teka-teki, tetapi kemudian terjawab.
''Mbak Selvi sudah masuk Islam. Jadi, tak ada yang perlu diragukan,''
jawab H Mukhtaroji SPDi,
Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan
Banjarsari, Solo, Rabu (10/6).
Hal lain yang menarik lagi bagi
saya karena orang tua mempelai perempuan adalah putri seorang rakyat
biasa. Anak Presiden, menikah dengan anak rakyat. Pernikahan yang
mengangkat harkat rakyat kecil.
Kelebihan Selvi Andanda
sendiri, gadis jelita ini adalah Putri Solo 2009, dan mereka menjalin
cinta sebelum Jokowi menjadi Presiden.
Terakhir, pernikahan ini
menarik, katena dilaksanakan dengan adat Jawa--sebuah teladan
penghargaan terhadap warisan nenek moyang. Presiden sendiri masih
menghargai adat, maka mari semua suku bangsa menghargai adat kita
masing-masing.
Masyarakat beradab adalah masyarakat yang
beradat. Pelaksanaan Adat mengajarkan para pasangan Indonesia untuk
tetap menghargai adat, aturan yang menata kehidupan keseharian
rakyatnya.
Prosesnya memang panjang--mengajarkan pasangan agar
pernikahan yang dilandasi cinta dapat dipelihara dengan bijak.
Pernikahan yang dilandasi cinta sejati, tidak luntur oleh pengaruh
apapun.
Semoga pernikahan itu hanya sekali seumur hidup: tidak ada kata bercerai. .
Mungkin bagi yang lain ada makna yang lain.Semoga acara pernikahan ini memberi makna bagi seluruh rakyat Indonesia.
Medan, 11 Juni 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar