My 500 Words

Sabtu, 11 Juli 2015

Kasih dan Kebersamaan

Oleh: Jannerson Girsang

Ketika orang tua mengajarkan sukses kepada anak-anak hanya sekedar pintar, memiliki jabatan, uang, mampu memanfaatkan peluang bisnis, lupa menebar benih kasih dan persatuan, maka kita sebenarnya bersiap-siap menerima anak-anak kita, keturunan kita tercerai berai. .

Orang tua yang mengajarkan "sukses" di atas, tanpa membekali anak-anak dengan cinta kasih dan pentingnya persatuan, merupakan akar pemisahan, dan sebagian anak-anak kita akan merasa terbuang!.

Orang tua seperti itu menghargai anak-anaknya hanya senilai "tebu giling". Menilai sukses hanya dari sisi kepemilikan "material" hal-hal yang terlihat, melupakan kasih, mengabaikan pewarisan benih persatuan diantara anak-anak. .

Tiap hari orang tua sibuk dengan anak-anak yang hanya menguntungkannya saja, anak yang membuatnya senang, membuatnya dipuji orang. Menebar benih persaingan tidak sehat, karena tidak semua anak-anak akan memperoleh sukses seperti itu.

Parahnya, sebagian orang tua mengabaikan anak-anaknya sendiri, yang tidak "beruntung" tadi.

Bukannya memberi semangat, malah menjadikannya bahan olok-olokan. Kejam sekali!

Anehnya, tidak jarang orang tua membanggakan-anak-anak orang lain dan menyayangi mereka yang hanya menguntungkannya saja, punya jabatan, banyak uang dan pandai memanfaatkan peluang bisnis.

Bahkan "mengangkat" anak orang lain yang "sukses" sebagai anaknya sendiri, tetapi melupakan anaknya sendiri yang tidak "sukses".

Mengunjungi anak orang lain yang "sukses", tetapi "lupa" alamat rumah anak sendiri.

Sikap seperti ini akan menimbulkan anak-anak yang "hilang", merasa tidak diperhatikan, menjadi masalah keluarga yang serius di masa depan.

Anak-anak akan tercerai berai.

Hati-hati!. "Orang tua harus dapat menetralisir perasaan anak yang merasa diperlakukan berbeda oleh orang tuanya. Orang tua harus cepat tanggap sebelum anak menjadi resisten terhadap orang tuanya sendiri".

Tidak jarang, orang tua menderita di masa tuanya, karena anak-anaknya tidak bersatu.

Bukankah mimpi setiap orang tua mempersiapkan sebuah keluarga besar yang tugasnya menerbar benih-benih kasih dan persatuan diantara anak-anaknya?

Sukses anak-anak adalah kalau mereka bisa merubah perangainya menjadi lebih baik dan lebih baik. Bersatu dan saling mengasihi.

Sukses adalah ketika anak-anak berusaha saling mengasihi, saling membantu dan menempatkan kebersamaan di dalam keluarga kecil, besar dan masyarakat sebagai "prestasi tertinggi".

"Molo sada hamu, sude do boi ulaonmu". Kalau kalian bersatu semua akan bisa kalian kerjakan. Benih unggul, ajaran yang seharusnya tidak dilupakan setiap orang tua!

Medan, 22 Juni 2015

Tidak ada komentar: