My 500 Words

Sabtu, 11 Juli 2015

Terusik Abu Sinabung

Oleh: Jannerson Girsang

Abu vulkanik Sinabung, tidak hanya membuat perasaan tidak nyaman di luar rumah, tetapi akan berpotensi merusak produksi tanaman, serta kenyamanan para wisatawan berkunjung ke daerah ini. Sebuah kejadian alam yang perlu mendapat perhatian: pelajari dan cari cara pemecahan yang serius.

Perjalanan dua hari dari Medan ke kampung orang tuaku di Nagasaribu--sekitar 107 km sebelah Selatan kota tempat  tinggalku ini, bersama keluarga adikku Henri Girsang, melintasi Sibolangit, Brastagi, benar-benar terusik oleh abu vulkanik Gunung Sinabung.

Sejak keluar dari  Medan, kemaren, abu tipis sudah mulai terasa mulai dari Medan. Makin parah ketika kami tiba di daerah Sibolangit. Daun-daun pohon dan tanaman sudah memutih oleh Abu Sinabung.

Di daerah Suka Makmur, persisnya daerah perumahan dan Wisata Green Hill, saya mengamati sebuah tanaman hias.Seluruh daunnya putih tertutup abu.

Ketika kami melintasi kelokan-kelokan di atas Bandar Baru, memandang ke sebelah kiri, lembah yang dalam ditumbuhi pepohonan, yang sebelumnya berwarna hijau menyegarkan mata, kemaren seperti hamparan abu putih menutup dedaunan.

Sesampai di Panatapan--kira-kira 5-6 km menjelang Brastagi, dekat pabrik air mineral Aqua Daulu, sebuah tempat istirahat bagi para pelintas jalan, untuk istirahat dan biasanya minum kopi atau meniuman segar lainnya di siang hari (tentu bagi yang tidak puasa), saya menatap ke sebuah jurang.

Pepohonan tertutup oleh abu dan berwana putih-abu-abu. Saya tidak melihat hutan yang menghijau, tetapi hutan yang memutih. Di sana biasanya saya melihat monyet-monyet bermain dan kadang datang ke tempat kami minum, tak satupun yang kelihatan. Mungkinkah mereka juga terusik abu vulkanik Sinabung?. Entahlah. Yang jelas saya tidak melihat seekor monyetpun di sana, sore kemaren.

Kita sempat bercanda, "Kalau daun tertutup oleh abu dan tidak terkena sinar matahari dalam enam bulan, apa akibatnya?". Saya bertanya kepada putri adik saya yang baru masuk kelas 6 SD tahun ini. Dia hanya tertawa!.

Canda ini tidak sepele. Ketika abu menutup daun dan menghalangi sinar matahari, maka peristiwa fotosintesa akan terganggu. Pembentukan hijau daun dan seluruh pertumbuhan tanaman akan tergaggu. Kalau itu terjadi pada tanaman sayur mayur atau buah, maka dia tidak akan menghasilkan buah. Lalu?

Seorang ahli pertanian dari Universitas Gajah Mada, Azwar,  mengatakan abu vulkanik hasil letusan Gunung Kelud yang berukuran kecil dan tampak lembut bisa menutupi stomata daun sehingga mengganggu proses fotosintesis.Tentu tidak berbeda dengan apa yang sedang terjadi di sekitar letusan Gunung Sinabung.

Menurut dia, yang paling terganggu akibat daunnya tertutupi abu vulkanik ialah tanaman hortikultura seperti cabai, tomat, dan sayuran. Tanaman hortikultura di daeah sepanjang jalan Brastagi, tertutup abu yang cukup tebal.  Semoga hujan lekas turun, sehingga tanaman itu bersih dari abu dan dapat bertumbuh normal dan tidak menambah derita penduduk di sana. a

Abu juga menutupi atap-atap rumah sepanjang jalan hingga kami keluar dari Brastagi. Syukur, karena ke arah Kabanjahe, abu sudah mulai berkurang.

Taman-taman dan halaman di depan hotel-hotel berbintang di daerah Brastagi terutup abu. Angin senantiasa berhembus dan menerbangkan abu yang membuat udara tidak nyaman untuk dihirup. Sebagian memakai masker, dan memang mereka harus memakainya. Kenikmatan merasakan alam segar di luar rumah memang sudah terganggu. Sebuah anugerah Tuhan yang selama ini dinikmati para pengunjung/turis di daerah ini.

Hari ini, kami kesal, karena Vihara Budha yang ada di Tahura, tutup. Kami tidak bisa menikmati kemewahan gedung tempat pemujaan umatt Budha itu. "Closed" semikian tulisan di gerbang vihara yang cukup banyak dikunjungi orang. Di lokasi itu, beberapa staf sedang menyiram abu dengan air.

Di jalan raja memasuki vihara itu, saya menyaksikan tempat pengungsi Sinabung. Banyak mobil parkir mengantar bahan makanan dan kebutuhan mereka. Mereka yang biasanya nyaman di kampungnya di sekitar kaki Gunung Sinabung, kini mereka harus berdesak-desakan di tenda-tenda dan ruangan-ruangan terbuka. Terusik bukan dua atau tiga hari, tetapi belum dapat ditentukan waktunya

Kalau kami hanya kesal karena terganggu abu, saudara-saudaraku ini mengalami kesedihan yang luar biasa.

Semoga Tuhan bermurah hati untuk meringankan penderitaan saudaraku yang tertimpa musibah Sinabung.   

Medan, 5 Juli 2015

Pohon Hias tetutup abu vulkanik Sinabung di kawasan Gerbang Green Hill, Sukamakmur, Jalan Medan-Brastagi. (photo: Jannerson Girsang)

 Pohon Hias tetutup abu vulkanik Sinabung di kawasan Gerbang Green Hill, Sukamakmur, Jalan Medan-Brastagi. (photo: Jannerson Girsang

Tidak ada komentar: