My 500 Words

Tampilkan postingan dengan label Profil. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Profil. Tampilkan semua postingan

Rabu, 13 Juli 2011

Dua Tahun Meraup Jutaan Dolar ; Amanda Hocking, Sukses Penulis Self Publishing


Cetak Email


Jannerson Girsang


Karya-karya Anda masih menghadapi masalah untuk dipublikasikan karena ditolak penerbit-penerbit besar?. Jangan putus asa! Pengalaman yang sama juga dialami para penulis sukses.

Salah seorang di antaranya adalah Amanda Hocking, seorang penulis fiksi paranormal best seller Amerika yang meraup jutaan dolar dari penjualan buku-bukunya. Padahal, sampai Februari 2010, Amanda masih menerima surat penolakan dari penerbit.

Bosan menghadapi reaksi para penerbit-penerbit itu, penulis kelahiran Minnesota, Amerika Serikat 12 Juli 1984 ini memilih menerbitkan sendiri (self-publishing) buku-bukunya. Self-publishing adalah kegiatan penerbitan karya-karya sendiri.

Kaya Hanya dalam Dua Tahun

Memasuki usianya 26 tahun, Amanda melejit menjadi seorang penulis Amerika yang kaya. Status penulis buku best seller itu dicapainya hanya dalam kurun dua tahun. Seperti ditulis Wikipedia, pada 24 Maret 2011 Amanda menerima US$2 juta, dari 4 buku yang diterbitkan oleh St. Martin's Press untuk sebuah seri paranormal muda-dewasa yang dikenal dengan Watersong.

Hingga Maret 2011, sebelum memperoleh "durian runtuh" dari St Martin’s Press itu, Amanda Hocking telah menjual sekitar satu juta kopi dari sembilan bukunya, novel bertema fiksi dewasa-muda paranormal. Novelnya yang diterbitkan sendiri diantaranya: My Blood Approves series (My Blood Approves, 2010, Flutter, 2010, Wisdom, 2010, Letters to Elise (novella, 2010), Trylle Trilogy (Switched (2010), Torn (2010), Ascend (2011), Hollowland (2010). Pada bulan Pebruari 2011, Trylle Trilogy ditawarkan untuk dijadikan film, yang dikerjakan Terri Tatchell sebagai penulis screenplaynya.

The New York Times edisi 17 Juni 2011 mencatat bahwa prestasi Amanda ini adalah sesuatu yang sebelumnya tidak pernah dialami penulis yang menerbitkan sendiri tulisannya. Anda bisa bayangkan penghasilan seorang penulis yang professional seperti Amanda dan masa depannya sebagai penulis. Bisa menyamai pendapatan para atlet atau artis film tenar.

Jangan Bangga Hanya Pintar Menulis

Sebelum mencapai puncak ketenarannya, Amanda mengalami pahitnya seorang penulis. Menapaki tangga menuju sukses sebagai penulis, Amanda mengawali reputasinya sebagai penulis dengan novel pertamanya Dreams I Can’t Remember, yang ditulisnya pada saat dia masih berusia 17 tahun.

Sesudah itu dia terus menulis dan karya-karyanya terus bergulir. Sayangnya tidak sebuah penerbitpun mampu melihat potensi karyanya itu, alias tidak mau menerbitkan atau mencetaknya.

Kepada The New York Times Amanda mengatakan dia pernah mengirimkan karya-karyanya ke sekitar 50 agen penerbitan melalui Google dan "Writer’s Market". Tetapi semua menolaknya.

Menulis tanpa mendapat penghasilan yang memadai, tentu tidak akan mampu melanggengkan keinginannya menjadi penulis besar. Untuk berjuang mempertahankan hidupnya, anak dari keluarga broken home ini, sempat bekerja di sebuah perusahaan. Di tempat pekerjaannya dia berkenalan dengan seorang pria, yang kemudian meninggalkannya. Lalu, Amanda berhenti bekerja.

Lantas, Amanda belajar topik-topik yang dibutuhkan pembaca dengan mengunjungi rak-rak buku di toko-toko buku. Menulis buku kembali menjadi fokus kegiatannya, bahkan kalau sebelumnya kegiatan menulis hanya sebagai hobby, kemudian dia menjadikan menulis sebagai kegiatan utama dan menghasilkan karya-karya yang siap menjadi best seller di pasaran.

Hingga di kemudian hari sebuah inspirasi muncul. Peristiwa itu terjadi pada bulan Januari 2009. Saat itu Amanda mengamati klip di YouTube Blink-182 Mark Hoppus yang bercerita tentang Fall Out Boy Pete Wentz. Meski klipnya cukup pendek dan sederhana, Hoppus yang kisahnya mampu mendorong semua anak-anak di luar sana untuk membuat impian mereka menjadi kenyataan. Itu jugalah yang merubah kehidupan Amanda.

Dalam kisahnya, Amanda pernah mengalami rasa putus asa, karena tak menerima apa-apa selain penolakan dari penerbit. "Ada beberapa hari dimana saya sudah seperti: menyerah. Ini mengerikan. Aku tidak akan pernah mampu melakukannya. Saya mengirim surat terakhir saya kepada mereka pada akhir tahun itu (2009)" ujarnya kepada Strawberry Saroyan yang menulis kisah Amanda dalam artikel berjudul Story Seller (Penjual Cerita) yang dimuat di The New York Times edisi 17 Juni 2011. Terakhir karyanya ditolak penerbit pada bulan Februari 2010.

Jangan hanya pintar menulis, terbitkan tulisan Anda!. Jangan menyerah hanya karena ditolak penerbit. Bukan hanya satu jalan ke Roma. Begitulah kira-kira nasehat dari Amanda.

Dua bulan kemudian, Amanda mulai menerbitkan sendiri (self-publishing) novel-novelnya sebagai e-books, persisnya April 2010. Saat itu Hocking mengunggah (upload) novelnya berjudul "My Blood Approves" ke Amazon—toko online terbesar di dunia. Bulan berikutnya, Amanda mengunggahnya ke Smashwords, yakni layanan yang membuat buku-bukunya tidak hanya cocok (kompatibel) dengan Nook tetapi juga dengan perangkat yang kurang populer seperti BeBook dan Kobo.

Hari pertama, Amanda berhasil menjual lima buku dan hari-hari berikutnya jumlahnya sama. "Saya membuang waktu terlalu lama," katanya.

Untuk meningkatkan penjualannya, kemudian dia mengunggah novelnya yang lain dan berhasil menjual sebanyak 36 buku setiap hari pada bulan Mei. "Ini mengejutkan. Aku mengambil alih dunia." ujarnya
Hari-hari berikutnya penjualannya terus meningkat menjadi seratusan buku sehari. Pada bulan Juni tahun 2010, Amanda menjual sebanyak 6.000 buku; Juli 10,000. Penjualan mulai meledak Januari 2011, saat penjualannya melebihi 100,000 eksemplar. Saat ini dia menjual 9,000 buku sehari.

Kisah sukses Amanda mengingatkan bahwa penulis tidak cukup hanya memiliki kelihaian mengolah kata-kata menjadi kalimat, kalimat menjadi paragraf, menyusun paragraf menjadi artikel atau buku yang utuh.

Lebih dari itu, penulis harus mampu menulis topik yang diminati serta melakukan pemasaran sendiri tulisannya. Tentunya, penulis harus memiliki kreativitas serta semangat baja. Kalau Amanda Hocking bisa, kenapa kita juga bisa!. Para penulis sudah di daerah sudah saatnya memulainya dan saling bertukar pengalaman.

Untuk lebih memahami penerbitan sendiri, anda bisa mengakses Amanda Hocking melalui:http://amandahock ing.blogspot.com/, langkah-langkah self-publishing: : http://iwananashaya. multiply.com/journal/item/842 dan kisah sukses penerbit mandiri di Indonesia, Jed Revolutia dapat dilihat dalam: http://www.revolutia. info/. Di Indonesia, para penulis self publishing sudah mulai muncul: di antaranya: Jed Revolutia memanfaatkan jasa perusahaan online http://www.nulisbuku.com untuk memasarkan bukunya You Are LikeAble.***

Penulis adalah penulis Biografi, Tinggal di Medan.

Dimuat di Harian Analisa Cetak, 13 Juli 2011.