My 500 Words

Kamis, 14 Maret 2013

Memaknai Jokowi di Urutan Ketiga Walikota Dunia (Harian Analisa, 17 Januari 2013)


Oleh: Jannerson Girsang.

Jokowi yang kemenangannya menjadi gubernur DKI September 2012 lalu bersama pasangannya Ahok mendapat sambutan paling antusias dari rakyat Indonesia, serta ulasan di harian besar The New York Times, kini menoreh lagi nama emasnya di dunia internasional. Banyak pihak mencitrakan dirinya sebagai seorang pemimpin generasi baru Indonesia.
The City Mayor Foundation menempatkannya di peringkat tiga Walikota Terbaik Dunia, 8 Januari lalu. Sejak berdiri 2003, lembaga yang menyebut dirinya an international think tank dedicated to local government, untuk pertama kalinya, menorehkan nama walikota Indonesia Joko Widodo (ketika itu Walikota Surakarta), di urutan ketiga. Dia berada di belakang Pemenang: Iñaki Azkuna (Bilbao, Spanyol); Runner-up: Lisa Scaffidi (Perth, Australia).

Pemenang-pemenang penghargaan ini tidak hanya berasal dari negara-negara berkembang,tetapi juga dari Negara-negara maju, seperti Amerika Serikat, Canada, Swiss, Italia, Australia. Bahkan Ingeris, negara yang menjadi kantor pusat The City Majors, belum pernah tercatat sebagai pemenang.

Secara lengkap, Website City Mayors melaporkan bahwa penghargaan sebelumnya (2004), diberikan kepada: Pemenang: Edi Rama (Tirana, Albania); Runner-up: Andrés Manuel López Obrador (Mexico City, Mexico); Tempat Ketiga : Walter Veltroni (Rome, Italy), 2005: Pemenang: Dora Bakoyannis (Athens, Greece); Runner-up: Hazel McCallion (Mississauga, Canada); Tempat Ketiga: Alvaro Arzú (Guatemala City, Guatemala), 2006: Pemenang: John So (Melbourne, Australia); Runner up: Job Cohen (Amsterdam, Netherland); Tempat Ketiga : Stephen Reed (Harrisburg, USA), 2008: Pemenang: Helen Zille (Cape Town, South Africa); Runner up: Elmar Ledergerber (Zurich, Switzerland); Tempat Ketiga : Leopoldo López (Chacao, Venezuela), 2010: Pemenang: Marcelo Ebrard (Mexico City, Mexico); Runner-up: Mick Cornett (Oklahoma City, USA); Tempat Ketiga : Domenico Lucano (Riace, Italy).

City Mayors Foundation

Didirikan pada tahun 2003, City Majors mendorong para pemimpin kota dari seluruh dunia untuk mengembangkan solusi inovatif dan berkelanjutan jangka panjang tentang masalah perkotaan seperti perumahan, pendidikan, transportasi, dan lapangan pekerjaan. City Majors juga mendiskusikan cara menjawab tantangan lingkungan, teknologi, sosial dan keamanan terbaru, yang mempengaruhi kesejahteraan warga.

Lembaga ini menghargai walikota yang memiliki visi, semangat dan ketrampilannya membuat kota-kota yang dipimpinnya menjadi tempat luar biasa untuk dihuni, bekerja dan dikunjungi.

Menurut website lembaga itu, The City Walikota Foundation tidak memiliki hubungan dengan kota atau organisasi dan menjalankan secara ketat prinsip non-komersial, non-profit. Lembaga ini tidak mencari pendapatan dari sponsorship, iklan, langganan, donasi atau jenis lain dan akan ditolak, jika ditawarkan, demikian website lembaga itu memperkenalkan diri. Anda bisa menilai gengsi penghargaan yang diterima Jokowi.

Proyek World Mayors bertujuan untuk menunjukkan kepada audiens di seluruh dunia pencapaian walikota yang menonjol dan meningkatkan profil mereka secara nasional dan internasional.

Jokowi: Model Pemipin Baru Indonesia

Website www.worldmayor.com menyebutkan bahwa penyelenggara Proyek Walikota Dunia (World Mayor Project) mencari pemimpin kota yang unggul dalam kualitas seperti: kejujuran, kepemimpinan dan visi, kemampuan manajemen dan integritas, kesadaran sosial dan ekonomi, kemampuan untuk memberikan keamanan dan untuk melindungi lingkungan serta kemauan dan kemampuan membina hubungan yang baik antara masyarakat dari latar belakang budaya, ras dan sosial yang berbeda.

Tak berlebihan kiranya kalau penghargaan ini dijadikan sebagai momen menginspirasi generasi muda menciptakan sebuah negeri yang bebas korupsi dan menciptakan pemimpin yang memiliki figur dan integritas, bukan pemimpin yang KKN, mengandalkan uang dan koneksi.

Menurut Harian Tribune Jogya 8 Januari, Jokowi menempati posisi ketiga karena sukses melekatkan citra Kota Surakarta sebagai kota seni budaya. Atas citra tersebut, magnet Surakarta untuk menarik wisatawan, baik lokal maupun mancanegara, semakin kuat. Jokowi juga dinilai sebagai politisi paling jujur di Indonesia karena aktif mengampanyekan antikorupsi dan menolak mengambil gaji selama menjabat sebagai Wali Kota Surakarta.

Salah satu komentar yang berasal dari Ardi H yang tinggal di luar Indonesia dan diposting dalam website City Majors mengatakan: "Jokowi merupakan representasi dari generasi baru pemimpin Indonesia yang sejak lama ingin keluar dari "dosa" masa lalu korupsi, kolusi, dan nepotisme di Indonesia. Melalui pekerjaannya yang sukses bersama dan untuk rakyatnya, ia bisa dikatakan salah satu pemimpin politik yang paling dihormati selain Mr Dahlan Iskan, Menteri BUMN Indonesia. Hatinya memihak orang-orang yang terpinggirkan, kelas bawah masyarakat, sementara kebijakannya juga sangat dihormati oleh para intelektual. Dia membuat perubahan yang luar biasa di kotanya, secara fisik dan moral. Ia terpilih sebagai Gubernur DKI Jakarta pasangan dengan Ahok, tokoh lain pemimpin muda sebagai wakil.

Jokowi merupakan inspirasi dan harapan bagi Indonesia di seluruh dunia. Rendah hati, sederhana, tapi juga cerdas, inovatif, jujur dan dekat dengan rakyat (approchable). Dia, mudah-mudahan, menjadi model perubahan, dan membawa lebih banyak pemimpin muda untuk menyebarkan kabar baik: Indonesia Baru".

Jutaan rakyat Indonesia menyaksikan reaksi Gubernur DKI Jakarta ini atas pengumuman penghargaan ini. Dalam sebuah siaran televisi swasta Joko Widodo tampak tidak bersikap reaktif menanggapi penilaian sebuah situs internasional yang menempatkan dirinya di posisi ketiga sebagai wali kota terbaik sedunia saat memimpin Surakarta.

Dengan sikap rendah hati pria kelahiran Surakarta 21 Juni 1961 ini merasa penilaian seperti itu biasa saja, dan lebih memilih untuk terus bekerja demi kepentingan rakyat. "Saya kira itu urusan yang memberi penghargaan, saya enggak pernah bekerja dengan penghargaan. Tapi kalau diberi, harus ucapkan terima kasih," ujarnya.

Tidak seheboh beberapa pemimpin di daerah ini. Saat memperoleh penghargaan nasional saja sudah membuat iklan besar-besar di media. Bahkan untuk ulang tahun pejabat saja perlu memasang iklan besar-besar di halaman strategis.

Jokowi lahir dari keluarga sederhana di Surakarta, pasangan Noto Mihardjo dan Sujiatmi Notomiharjo. Rumahnya di tepi kali tergusur karena pelebaran bantaran Kali Anyar. Sebuah kondisi yang menentang pendapat bahwa pemimpin itu harus kaya dan bisa membagi-bagi duit.

Dengan kesulitan hidup yang dialami, ia terpaksa berdagang, mengojek payung, dan jadi kuli panggul untuk mencari sendiri keperluan sekolah dan uang jajan. Saat anak-anak lain ke sekolah dengan sepeda, ia memilih untuk tetap berjalan kaki. Mewarisi keahlian bertukang kayu dari ayahnya, ia mulai pekerjaan menggergaji di umur 12 tahun. Penggusuran yang dialaminya sebanyak tiga kali di masa kecil mempengaruhi cara berpikirnya dan kepemimpinannya, saat harus menertibkan pemukiman warga. Barangkali pengalaman ini juga mempengaruhi sikapnya yang rendah hati dan dekat dengan rakyat.

Buku Jokowi: Spirit Bantaran Kali Anyar (Elex Media Komputindo, 2012) menggambarkan peraih penghargaan Majah Tempo sebagai 10 Tokoh 2008 ini, sebagai sebagai seorang yang "Kelihatan Bodoh Tetapi Pintar", "Piawi Memainkan Diplomasi", "Tak Ambil Gaji", "Tolak Mobil Dinas".

Karakter-karakter yang langka ditemui di kalangan elit kita sekarang ini. Dalam buku itu Jokowi digambarkan berhasil membuat Surakarta menjadi cantik, kegiatan relokasinya masuk rekor MURI, karena dinilai berhasil memanusiakan rakyat kecil di Surakarta supaya lebih beradab dan sejahtera, mendorong kreativitas anak-anak muda mewujudkan mobil ESEMKA dan segudang prestasi lainnya.

Kita berharap, Jokowi bukan saja menjadi walikota terbaik, tetapi lebih jauh dari itu mampu menginspirasi generasi muda bangsa ini memilih pemimpin berkarakter baik. Bekerja optimal dan memihak kepentingan rakyat. Kita berharap agar Jokowi sukses dalam memimpin DKI, dan menjadi model untuk para gubernur lainnya di Indonesia dan juga di berbagai negara di dunia ini.

Semoga Gubernur Sumatera Utara yang terpilih 7 Maret 2013 mendatang mampu meneladani karakter yang sudah dipertontonkan Jokowi, sehingga rakyat provinsi mampu mengelola kekayaan sumberdaya alamnya bagi kemakmuran seluruh rakyat.

Selamat buat Mas Jokowi dan lanjutkan perjuanganmu dan berpihak kepada rakyat banyak dan keteladananmu menjadi inspirasi khususnya buat para pemimpin dan rakyat di Provinsi Sumatera Utara dan Indonesia pada umumnya.***

Penulis berdomisili di Medan dan penulis Biografi.

Dimuat di Rubrik Opini Harian Analisa,  Kamis, 17 Jan 2013




Tidak ada komentar: