My 500 Words

Kamis, 14 Maret 2013

Pengalaman John Naisbit Membaca Buku dan Menulis (Harian Medan Bisnis, 28 Desember 2012)


Photo: John Naisbitt


Oleh : Jannerson Girsang




Pengalaman John Naisbit adalah contoh pembaca  dan penulis yang banyak menginspirasi dunia. Membaca membuatnya menjadi seorang penulis terkenal dunia dan telah menghasilkan berbagai buku best seller. Karya-karyanya mendunia dan memberi inspirasi bagi umat manusia melalui buku-buku terkenalnya Megatrend, Megatrend 2000, Mindset dan lain-lain.



Membaca bagi John Naisbit adalah membuka pintu dunia, merubah pandangan seseorang tentang dunia sekitarnya. Sebuah buku bisa merubah cara berfikir, dan  menularkannya kepada masyarakat melalui media (buku, artikel dan lain-lain).



”Pintu dunia itu benar-benar terbuka, saat saya untuk pertama kalinya membaca buku. Saya menemukan dunia dimana apapun yang terjadi. Setelah meninggalkan Utah, dunia bagaikan buku yang saya baca. Halaman demi halaman saya terbuka. Tiap halaman mengajarkan sesuatu yang baru,” demikian Naisbit menggambarkan bagaimana membaca buku merubah pemikirannya atas dunia sekelilingnya. 



Pria kelahiran Utah, 15 Januari 1929 itu mampu merubah pandangannya terhadap dunia, merubah nasibnya. Dia yang semula diharapkan menjadi missionaris, ternyata menjadi seorang penulis yang kini dijuluki futuris paling terkemuka di era modern dan filsuf global.



***



Dalam buku Mindset, Naisbitt menjelaskan bagaimana membaca telah membuka pikirannya atas apa yang terjadi di sekitarnya. Ditambah pengalaman dan pengetahuannya, dia menuliskannya melalui buku-bukunya serta media lainnya.

Megatrends adalah sebuah buku karya Naisbitt yang menyentuh angka penjualan 9 juta kopi. Kisah Naisbitt menulis Megatrends adalah sebuah teladan bagi penulis bagaimana peristiwa-peristiwa di sekitar penulis digabungkan dengan pengalaman dan pengetahuannya, menghasilkan karya-karya bermutu.



Tiap membaca buku dan mengamati sekelilingnya, Naisbit memperoleh inspirasi baru dan menghasilkan ”lampu” baru bagi masyarakat dunia.  ”Suatu hari, saya membeli koran Seattle Times di sebuah kios surat kabar di luar kota Chichago. Berita utama koran itu mengangkat isu bahwa dewan sekolah setempat telah mengambil suara untuk mendukung paket reformasi baru. Mata saya menyapu berbagai kepala berita di beberapa surat kabar lokal yang dijual di kios itu. Tiba-tiba, saya menyadari bahwa dengan membaca koran-koran lokal setiap hari, saya bisa menangkap pola-pola perubahan yang terjadi di seluruh negeri. Saya bisa menyibak apa yang terjadi di AS. Sayapun menemukan sebuah kunci yang selama ini dicari-cari—sebuah ilham”.



Awalnya apa yang mereka ketahui dan kesimpulan-kesimpulan yang mereka buat di muat dalam Urban Crisis Monitor. Dalam dasawarsa berikutnya, Naisbitt bekerja sama dengan berbagai perusahaan besar dan belajar lebih banyak lagi tentang masyarakat Amerika melalui metode konten analisis (content analysis method) adalah sebuah laporan yang memuat tentang apa yang diketahuinya dari kesimpulan Naisbitt bersama rekan-rekannya.



Penulis adalah orang yang mampu melihat sesuatu yang baru. Bukunya Megatrend mampu membuka mata dunia apa yang akan terjadi 2010, 2030. Memberi arah bagi manusia untuk menyikapi perkembangan baru.



***



Buku membuat pandangan umum berubah. Naisbitt meninggalkan desa kelahirannya di usia 17 tahun. Desa yang digambarkannya terkungkung oleh pegunungan Utah dan aturan-aturan Mormon.  Cara pandang masyarakat di sekitarnya adalah nasib seseorang sudah ditentukan berdasarkan pandangan hidup yang berlangsung generasi ke generasi.   



”Kehidupan kami sudah ditentukan, dan saya semula diharapkan menjadi missionaris. Selama dua tahun, saya pergi kemanapun gereja mengirim saya—begitu Tuhan memanggil, tidak ada kata tidak,”ujarnya.



Pandangan yang tidak berbeda dengan penduduk daerah pegunungan di wilayah Saribudolok, Simalungun dimana saya dibesarkan hingga masa remaja. Tiap hari, hanya berhadapan dengan Gunung Singgalang, Sipiso-piso, Sinabung, Sibayak.



Orang tua menasehatkan kami sekolah dan keluar kampung menjadi pegawai negeri, perawat, guru, pendeta di kota. Hampir tidak ada orang tua yang menginginkan anaknya menjadi petani apalagi menjadi penulis. Kita perlu waktu untu merubahnya, sehinga suatu ketika kita menghasilkan seorang penulis sekaliber Naisbit.          



Bagi penulis, membaca tidak hanya sekedar membolak balik buku dan mengisi otaknya dengan pengetahuan yang hanya berguna bagi dirinya sendiri. Dia harus berubah dan perubahan pemikirannya menghasilkan karya-karya baru, pandangan-pandangan baru yang mampu menjelaskan apa yang terjadi, dan bagaimana masyarakat menyikapi keadaan agar mampu menjalani kehidupannya secara kreatif. Hidup mereka menjadi berkat bagi orang lain.  



Membaca buku membuka mata Naisbitt yang tumbuh di  sebuah perkebunan gula di Selatan Utah di sebuah komunitas Mormon bernama Glenwood, membuatnya menjadi penulis terkenal. Naisbit bisa merubah pikirannya dan dunia ini melalui membaca dan menulis,  memberi ”lampu” penerangan bagi masyarakat di sekitar kita?.  Sebuah tantangan bagi para penulis yang ingin eksis!

Dimuat di Harian Medan Bisnis, 28 Desember 2012 




Tidak ada komentar: