Oleh: Jannerson Girsang
Setiap orang memiliki persoalan masing-masing. Jangan merasa masalah kita yang paling pelik atau sebaliknya, jangan pula bersikap seolah kita paling tidak bermasalah.
Bagaimanapun hebatnya kita, tidak mungkin mampu menyelesaikan diri kita
sendiri, apalagi persoalan orang lain. Kita hanya mampu berbagi.
Tuhanlah yang menguatkan pekerjaan kita sehingga berbuah dan memberi
kekuatan bagi yang lain.
Saling berbagi adalah sikap yang benar. Seberat apapun masalah hidup yang kita jalani, semiskin apapun kita, Tuhan tetap menyisakan kekuatan bagi kita membantu yang lain. Sebaliknya, sehebat apapun kita, kita masih perlu ditolong orang lain.
Hidup saling tergantung satu dengan yang lain adalah perintah tertinggi dari hukum taurat dan kitab para nabi. Orang tidak ingin dirinya terhina, sehina apapun dia, semiskin apapun kehidupannya.
Bahkan kehidupan orang-orang yang menjelang ajalpun bisa menjadi kekuatan bagi kita. Mereka memiliki pengalaman hidup yang mungkin menyadarkan kita bahwa Tuhanlah sumber segalanya.
Setiap orang butuh pengakuan bahwa mereka juga mahluk Tuhan yang masih memiliki kekuatan berbuat sekecil apapun kebaikan untuk orang lain.
Sehebat apapun kita, kita tidak diperkenankan menganggap yang lain lemah, apalagi kita merasa berhak berkuasa atas mereka.
Memandang kekuatan dari sudut pandang dunia dan melupakan sumber kekuatan itu, di sanalah kelemahan kita. Sebaliknya menyadari kelemahan disertai iman dan pengharapan kepada Dia yang Maha Kuasa, di sanalah kekuatan kita.
Marilah sama-sama berbagi, karena di sanalah kekuatan yang abadi. Kerendahan hati akan muncul ketika kita mau berbagi. Kita akan menyadari bahwa kita sama-sama memiliki kelemahan dan kekuatan sekaligus.
Semoga kita semua mendapat lawatan Tuhan di masa-masa Adven ini, dan menyadarkan kita bahwa Dialah sumber kekuatan kita dalam memelihara kedamaian, keadilan dan memberi rasa peduli sesama. Kita hanya mampu berbagi, memancarkan kekuatan itu ke sekeliling kita.
Selamat Pagi.Medan, 12 Desember 2014
Saling berbagi adalah sikap yang benar. Seberat apapun masalah hidup yang kita jalani, semiskin apapun kita, Tuhan tetap menyisakan kekuatan bagi kita membantu yang lain. Sebaliknya, sehebat apapun kita, kita masih perlu ditolong orang lain.
Hidup saling tergantung satu dengan yang lain adalah perintah tertinggi dari hukum taurat dan kitab para nabi. Orang tidak ingin dirinya terhina, sehina apapun dia, semiskin apapun kehidupannya.
Bahkan kehidupan orang-orang yang menjelang ajalpun bisa menjadi kekuatan bagi kita. Mereka memiliki pengalaman hidup yang mungkin menyadarkan kita bahwa Tuhanlah sumber segalanya.
Setiap orang butuh pengakuan bahwa mereka juga mahluk Tuhan yang masih memiliki kekuatan berbuat sekecil apapun kebaikan untuk orang lain.
Sehebat apapun kita, kita tidak diperkenankan menganggap yang lain lemah, apalagi kita merasa berhak berkuasa atas mereka.
Memandang kekuatan dari sudut pandang dunia dan melupakan sumber kekuatan itu, di sanalah kelemahan kita. Sebaliknya menyadari kelemahan disertai iman dan pengharapan kepada Dia yang Maha Kuasa, di sanalah kekuatan kita.
Marilah sama-sama berbagi, karena di sanalah kekuatan yang abadi. Kerendahan hati akan muncul ketika kita mau berbagi. Kita akan menyadari bahwa kita sama-sama memiliki kelemahan dan kekuatan sekaligus.
Semoga kita semua mendapat lawatan Tuhan di masa-masa Adven ini, dan menyadarkan kita bahwa Dialah sumber kekuatan kita dalam memelihara kedamaian, keadilan dan memberi rasa peduli sesama. Kita hanya mampu berbagi, memancarkan kekuatan itu ke sekeliling kita.
Selamat Pagi.Medan, 12 Desember 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar