My 500 Words

Selasa, 10 Maret 2015

Kasih Yang Sempurna

Oleh: Jannerson Girsang

"Kita mungkin tidak bisa melakukan hal besar, Tapi kita bisa melakukan hal kecil dengan Cinta yang Besar" (Mother Theresa).

Malam ini aku sungguh bahagia. Sekitar pkl 22.00 Leman menelepon katanya ingin bertamu ke rumahku.

Aku terpaksa permisi pulang lebih dulu dari teman-teman dari kebaktian, karena ingin melihat Leman dalam keadaan sehat, setelah aku sempat mengkhawatirkannya,karena sempat koma akibat kecelakaan yang menimpanya.

Aku pasti akan mendengar kisah menarik, dari seorang teman yang pernah mengalami koma selama enam hari.

Beberapa waktu yang lalu temanku Leman mengalami kecelakaan di daerah Padang Bulan, lewat tengah malam, saat menuju ke rumahnya di daerah Simalingkar. Cukup parah dan sempat tak sadarkan diri selama enam hari di RS Columbia.

Saat itu, sore sudah mulai gelap. Aku sangat sedih saat naik lift menuju ruangannya di lantai empat. Yang membuatku lebih sedih, aku menemui Leman temanku yang baik, seorang pria periang, tergeletak tidak bisa merespon omonganku lagi. Ketika aku mendekat, aku menitikkan air mata sedih.

Mulut dan hidungnya dipasangi alat untuk membantu pernafasan, serta infus. Aku hanya puas menyaksikan nafasnya yang naik turun, tanpa merespon kedatanganku.

Saat itu di ruangannya dirawat, sebelum pulang aku berdoa, disaksikan istrinya Yenni, yang mendampinginya di RS. Semoga Tuhan menolongnya. Aku khawatir sekali keadaannya waktu itu. Tapi untung istrinya Yenni, yang setia mengenakan kerudung menutup kepalanya tetap tegar.

Malam ini Leman sudah di depanku, dan menyaksikan dirinya sungguh di luar dugaanku, bisa pulih kembali dalam waktu yang lebih cepat dari yang kuduga. Dia sudah bisa menyetir mobilnya sendiri.

Yang membuatku terharu, kata Leman "Aku harus membalas kunjungan abang ke rumah sakit". Meski tengah malam?. .

Selain kisah bahagia di atas, cerita kami yang justru paling menarik malam ini adalah si "tukang becak" yang menolongnya sesaat setelah kecelakaan terjadii.

"Tukang becak yang tak kukenal mengantarkanku ke rumah sakit, sesaat aku kecelakaan di sekitar Padang Bulan, tengah malam, beberapa waktu yang lalu. Aku tidak ingat apa-apa. Hanya orang-orang yang bercerita bahwa tukang becaklah yang membawaku ke rumah sakit" ujar Leman sahabatku, malam ini.

"Tidak ada barang yang hilang. Semua utuh, termasuk sepeda motor yang kupakai" kata Leman. Saat itu Leman mengendarai sepeda motor, karena takut terlambat ke kantornya, karena macet.

Kasihnya tulus tak meminta balas. Kecelakaan yang menimpa Leman terjadi sekitar pukul 00.00. Tidak ada orang yang lewat yang peduli selain si tukang becak. Dia mengantarkan temanku Leman yang sedang sekarat ke rumah sakit, hingga nyawanya bisa selamat.

Kasih sejati dari orang lain yang tidak kita kenal seringkali kita dapatkan!. Kita juga wajib menolong orang meski tak dikenal, dan tanpa meminta balas. Tentu, tidak banyak orang seperti tukang becak itu.

Si Tukang becak hanya ingin menolong, membawa orang yang sedang sekarat ke rumah sakit. Lemanpun tidak kenal sampai sekarang. Perbuatan baik yang tak menuntut balas jasa.

"Sampai sekarang saya tidak kenal dan tidak tau siapa si tukang becak itu", kata Leman.

Kasih yang sempurna, perbuatan kecil dengan cinta yang besar. "Kita mungkin tidak bisa melakukan hal besar, Tapi kita bisa melakukan hal kecil dengan Cinta yang Besar" (Mother Theresa).

Mereka yang lemah, yang miskin secara materi, bisa menjadi orang yang indah, orang yang dikenang sepanjang masa, walau itu tidak mereka perlukan. .


Medan,  5 Maret 2015


Tidak ada komentar: