Oleh: Jannerson Girsang
Menjadi
reporter sebenarnya adalah tugas semua manusia yang ingin bercerita
dengan benar, dan memenuhi unsur-unsur berita. Kita berkewajiban
melaporkan sesuatu dengan benar dan bermanfaat bagi penerima pesan.
Artikel
pendek ini adalah sebagian bahan training yang saya sampaikan kepada
wartawan buletin Penabur di Medan pada 18 Agustus 2013 dan mahasiswa
dan dosen STT Sumatera, 2014 yang lalu.
Untuk Anda yang ingin memperoleh pengetahuan dasar menjadi jurnalis cetak, silakan disimak! Saya jamin, dua jam, Anda sudah bisa menjadi reporter. Tidak sulit kok! Coba aja!.
Sebagai Reporter, Aku Harus?
Seorang
reporter akan bertemu orang dari berbeda lapisan masyarakat, menghadapi
semua situasi (mampu membuatnya bermanfaat untuk bahan berita),
melaporkan dan menulis berbagai topik satu atau lebih berita setiap
hari, bekerja setiap saat; siang atau malam, untuk melayani informasi
yang dibutuhkan pembaca.
Reporter harus memiliki beberapa hal :
Tertarik pada kehidupan sekitar
Mencintai Bahasa
Berfikir teratur dan bersikap hati-hati
Bersikap curiga
Tabah
Ramah
Handal
Kemampuan:
Pengetahuan jurnalistik dasar (menilai dan menulis berita)
Pengetahuan umum (mampu melihat kesenjangan: kenyataan dan seharusnya)
Semua orang bisa menjadi reporter! Paling tidak reporter untuk istrinya, sehingga berkata benar sesuai fakta
Bagaimana Aku Bisa?
Rudyard Kliping penemu 5w +1H mengatakan sebagai berikut:
“Saya
tetap berhubungan dengan enam laki-laki yang jujur, (Mereka mengajarkan
saya semua yang saya ketahui). Nama-nama mereka adalah Apa (What), Mengapa (Why), Kapan (When), Bagaimana (How), Dimana (Where), dan Siapa (Who)." Rudyard Kipling (1902)
Rudyard
Klipping telah menolong reporter dengan enam kata sebagai alat
mengumpulkan dan menyajikan informasi yang dibutuhkan pembaca.
Setiap saat di sekitarku ada 5W + 1 H
5W + 1 H sangat menolong reporter untuk menggali informasi dan menulisnya dengan sistematis.
Jarar Siahaan menulis dalam blognya http://bataknews.wordpress.com menggambarkan penggunaan 5 W +1 H:
“Tadi
pagi Waduh, lo tahu nggak, tadi tuh, sekitar pukul 7 [KAPAN], dekat
lampu merah Jalan SM Raja [DI MANA], ada kecelakaan langsung terjadi di
depan mata gua. Satu mobil sedan nabrak motor [APA]. Sopirnya [SIAPA]
nggak apa-apa, tapi yang punya motor [SIAPA] tewas di tempat. Yang salah
sih si korban. Gua sempat lihat, dia nggak peduli lampu merah, malah
dia tancap gas motornya. Nah, waktu menerobos lampu merah itu, mobil
sedan dari arah kanan juga sedang kencang, dia ketabrak dan jatuh,
kepalanya berdarah [BAGAIMANA]. Kasihan banget. Gua sempat berhentikan
motor gua, lalu bantu geser motor korban. Nggak lama polisi datang.
Menurut polisi, ternyata motor dia tuh lagi putus rem [MENGAPA]. Padahal
tadi sempat gua kira dia sengaja ngebut.”
Dengan 5 W + 1 H
reporter dapat menyusun pertanyaan dan menulis berita secara mudah,
lengkap dan cepat untuk disajikan kepada pembaca
Aku Belum Tau Menerapkannya. Gimana nih?
Misalkan Anda berada dalam ruangan pelatihan dan melaporkan Pelatihan Jurnalistik dan Blogger Rohani kepada media Anda.
Apa (What) : Apa peristiwa yang diliput?.
Mengapa (Why). Mengapa terjadi peristiwa itu? (ACARA ATAU EVEN. Lihat di TORnya, atau wawancara penyelenggaranya).
Kapan (When). Kapan peristiwa terjadi? informasi berkaitan dengan waktu.
Bagaimana (How). Bagaimana peristiwa berlangsung?. (cara penyajian, suasana dll)
Dimana (Where). Dimana acaranya berlangsung? .
Siapa (Who).
Siapa aktor-aktor yang terlibat? (penyelenggaranya—siapa mereka, jumlah
pesertanya—siapa saja mereka dari kalangan mana, dan
pelatihnya—ceritakan profilnya).
Wah, Kebetulan Aku kan Sedang Training
Di dalam kepala sudah harus ada pertanyaan-pertanyaan 5 W + 1 H. Sambil duduk, coba terapkan kata-kata Rudyard Kliping tadi:
WHO. 30 peserta yang berasal dari wartawan pemula dan para pemuda Kristen yang berminat menjadi penulis atau wartawan.
WHAT. Pelatihan Jurnalistik dan Blog Rohani
WHEN. Sabtu 16 Agustus 2013 dari pukul 09---.
WHERE. Gedung Telkom Speedy, Jl. Mongonsidi Medan.
WHY?. (Nanti kutanyakan Panitianya: kok bisa-bisanya mereka menyelenggarakan training?).
HOW.
Pelatihan diawali Pelatihan Jurnalistik yang disampaikan oleh Ir
Jannerson Girsang dan disusul pembicara kedua Simon Pakpahan yang
menyajikan Blogger Rohani.
Aku Harus Melengkapi Data!. (Reporter tidak boleh hanya menggunakan apa yang dilihatnya, dia harus observasi).
Saya
mau wawancara dengan panitia. Ada satu pertanyaan yang belum terjawab.
(Why). Mengapa training ini dilaksanakan? Mereka pasti memiliki hal-hal
yang bermanfaat untuk dimasukkan karena mereka melihat sesuatu dari
sudut yang berbeda dengan kerumunan.
Aku juga harus
berbicara dengan peserta, gimana pendapat mereka tentang training ini.
(Apa sih manfaatnya training ini bagi kamu?)
Mmmh. Catatan
statistik penting juga. Perlu jumlah orang yang hadir, lokasi, waktu,
tema, juga hal-hal lain yang membuat peristiwa itu menonjol atau
berbeda.
Oh ya, gambar juga. Aku harus mengambil gambar
semua bagian-bagian penting. Ada pembicara, ada peserta, ada panitianya.
Supaya nanti orang bisa melihat suasana training.
Kini Sudah Terkumpul Data 5W+1H
Who. 30 peserta yang berasal dari wartawan pemula dan para pemuda Kristen yang berminat menjadi penulis atau wartawan.
What. Pelatihan Jurnalistik dan Blog Rohani
WHEN. Sabtu 16 Agustus 2013 dari pukul 09---.
WHERE. Gedung Telkom Speedy, Jl. Mongonsidi Medan.
WHY?. Kata Ketua Panitianya: “Pelatihan ini dilakukan supaya semua
peserta mampu menjadi wartawan harian lokal. Pemuda gereja saatnya
bersuara melalui media”
HOW/Bagaimana?. Pelatihan diawali
Pelatihan Jurnalistik yang disampaikan oleh Ir Jannerson Girsang dan
disusul pembicara kedua Simon Pakpahan yang menyajikan Blogger Rohani.
Keduanya menampilkan cara mengajar jurnalistik dan membuat blogger
dengan sangat sederhana, sehingga 100% persertanya mampu menulis berita
di media dan akan membuat blog.
Gambarnya juga udah dapat. Bagus-bagus semua.
Mau Menulis. Tapi kok Pusing Ya?
Dulu
juga saya pusing kok!. Kalau tidak pusing berarti Anda tidak normal.
Ternyata menuliskan data menjadi berita ada Tekniknya, bukan asal tulis.
Tetapkan Angle (sudut pandang) berita melalui 5W+1H tadi.
Angle (sudut pandang, harus kutetapkan dulu).
Kata ahlinya: lead itu
harus menunjukkan sudut pandang penulisan berita. Di alinea pertama
setidaknya sudah menyangkut 4 W dari 5W. Jadi membaca alinea pertama,
pembaca sudah menangkap sari beritanya. Kemudian susun dalam bentuk
urutan seperti pyramida, menyusun hal-hal penting dari atas, hal yang
kurang penting ke bawah. Pymida terbalik. (Pusing lagi, apa pula
itu?).
Caranya Gimana?
Misalnya, saya mau
menyoroti tentang Pelatihan Jurnalistik dari angle peristiwanya (What).
Maka saya akan mendahulukan cerita tentang Pelatihannya, membahas
persiapannya, pelaksanaannya dan kesulitan yang mereka hadapi.
Kalau saya mau mengambil angle tentang Penyelenggaranya, pembicaranya (Who)
maka saya akan menempatkannya sebagai lead berita. Saya akan memulai
dengan Panitia Penyelenggara mengadakan Training Jurnalistik kepasa 30
peserta diGedung Telkom Speedy, Jl. Mongonsidi Medan Medan, Sabtu 16
Agustus 2013. Saya akan menjelaskan siapa mereka mengapa mereka
melakukannya dan apa kegiatan selanjutnya dari program ini.
Kalau
saya mau membahas tentang Gedung (Where) dimana Pelaksanaan Pelatihan
ini dilaksanakan, maka saya akan bercerita tentang Hotel dan segala
fasilitas yang mendukung kegiatan ini.
Kalau saya mau
menyoroti tentang waktu pelaksanaan maka saya akan mulai dengan waktu
penyelenggaraan, lamanya waktu, dan efektivitas waktu yang digunakan.
Kalau
saya mau menyororti bagaimana (How) cara berlangsungnya pelatihan maka
proses pelatihannya menjadi titik tolak saya dalam membuat berita.
Demikian seterusnya.
Menuliskan ke dalam Bentuk Pyramida Terbalik
Menulis
berita harus sistematis, mengikuti bentuk Pyramid. Dengan cara ini
reporter dapat menulisnya dengan cepat dan sistematis, sehinga pembaca
mudah memahaminya walaupun tidak seluruhnya dibaca.
Angle berita yang Anda pilih, tuliskan paling atas. Kemudian hal-hal terpenting, dan kurang penting ke bawah.
Sehingga susunannya seperti Pyramida.
Dalam lima menit, saya sudah menuliskan berirtanya menjadi seperti ini:
PELATIHAN JURNALISTIK DAN BLOGGER ROHANI
Medan
– Majalah Tabloid Penabur menyelenggarakan Pelatihan Jurnalistik dan
Blogger Rohani kepada Pemuda gereja di Gedung Telkom Sppedy, Jalan
Monginsidi Medan, 16 Agustus 2013.
Menurut Panitia
Penyelenggara, sekitar 30 peserta mengikuti pelatihan ini. “Mereka
berasal dari kalangan wartawan pemula, para pemuda Kristen yang berminat
menjadi wartawan atau penulis rohani Kristen,” ujar Ketua Panitia
Penyelenggara Training Jurnalistik Tabloid Penabur.
Majalah
yang terbit bulanan dan bertiras 4000 eksemplar ini menghadirkan dua
pembicara yakni Ir Jannerson Girsang yang menyajikan Pembekalan
Jurnalistik untuk Pemula dan Simon Pakpahan menyampaikan modul berjudul:
Pembicara
pertama, pria kelahiran Nagasaribu, 14 Januari 1961 itu, adalah seorang
mantan wartawan, penulis artikel di berbagai media di Medan dan
penulis beberapa buku biografi dan otobiografi beberapa tokoh di
Sumatera Utara sedangkan pembicara kedua adalah Vice of Director di
Mitra Sarana Indonesia Cloud Computing Specialist di Mitra Sarana
Indonesia.
Ir Jannerson Girsang menjelaskan tentang teknis
pekerjaan reporter, teknik penulisan berita, etika reporter Kristen,
serta masa depan kehidupan seorang reporter. “Menjadi reporter dan
penulis Kristen di masa depan sangatlah penting, karena tulisan-tulisan
dan berita tentang pelayanan gereja sangat minim,” ujar penulis buku
beberapa tokoh gereja ini.
Sementara itu, Simon Pakpahan
menjelaskan teknis penulisan di Blog Rohani, serta peran pelayanan
pemuda Kristen melalui Blog. “Andaikan setiap pemuda Kristen memiliki
blog, maka berita tentang pelayanan gereja semakin banyhak, suara jemaat
akan semakin terdengar ke seluruh penjuru dunia. Menulis di blog adalah
menulis untuk dunia,” kata Simon Pakpahan.
Para peserta
pelatihan mengungkapkan manfaat mengikuti pelatihan. “Saya baru pertama
kali mengikuti pelatihan jurnalistik. Ternyata menulis berita itu tidak
sulit dan perlu lebih banyak pemuda dan jemaat yang mengikuti pelatihan
seperti ini,” ujar X dari Pemuda gereja Y.
Acara ditutup oleh Pemred Tabloid Penabur, X Manuhutu.
Masing-masing Kelompok Membuat Berita dengan Angle Masing-masing! Bandingkan hasilnya.
Kok hasilnya belum enak dibaca ya?
Edit dan edit. Latihan dan latihan!
Menulis
atau menulis berita adalah ketrampilan, jadi harus diulang-ulang,
lihat berita yang dibuat wartawan senior di Media lokal atau nasional.
Medan, 11 Maret 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar