My 500 Words

Kamis, 12 Maret 2015

Menulis Berita: Mencetak Reporter dalam Dua Jam

Oleh: Jannerson Girsang

Menjadi reporter sebenarnya adalah tugas semua manusia yang ingin bercerita dengan benar, dan memenuhi unsur-unsur berita. Kita berkewajiban melaporkan sesuatu dengan benar dan bermanfaat bagi penerima pesan.

Artikel pendek ini  adalah sebagian bahan training yang saya sampaikan kepada wartawan buletin Penabur di Medan pada 18 Agustus 2013  dan mahasiswa dan dosen  STT Sumatera, 2014 yang lalu.

Untuk Anda yang ingin memperoleh pengetahuan dasar menjadi jurnalis cetak, silakan disimak! Saya jamin, dua jam, Anda sudah bisa menjadi reporter. Tidak sulit kok! Coba aja!.

Sebagai Reporter, Aku Harus? 

Seorang reporter akan bertemu orang dari berbeda lapisan masyarakat, menghadapi semua situasi (mampu membuatnya  bermanfaat untuk bahan berita), melaporkan dan menulis berbagai topik satu atau lebih berita setiap hari, bekerja setiap saat; siang atau malam, untuk melayani informasi yang dibutuhkan pembaca.

Reporter harus memiliki beberapa hal :

  Tertarik pada kehidupan sekitar
  Mencintai Bahasa
  Berfikir teratur dan  bersikap hati-hati
  Bersikap curiga
  Tabah
  Ramah
  Handal

Kemampuan:

  Pengetahuan jurnalistik dasar (menilai dan menulis berita)
  Pengetahuan umum (mampu melihat kesenjangan: kenyataan dan seharusnya)
  Semua orang bisa menjadi reporter! Paling tidak reporter untuk istrinya, sehingga berkata benar sesuai   fakta
 


Bagaimana Aku Bisa? 

Rudyard Kliping penemu  5w +1H mengatakan sebagai berikut:

“Saya tetap berhubungan dengan enam laki-laki yang jujur, (Mereka mengajarkan saya semua yang saya ketahui).  Nama-nama mereka adalah  Apa (What), Mengapa (Why), Kapan (When), Bagaimana (How), Dimana (Where), dan Siapa (Who)." Rudyard Kipling (1902)
   
Rudyard Klipping telah menolong reporter dengan enam kata sebagai alat mengumpulkan dan menyajikan informasi yang dibutuhkan pembaca.

Setiap saat di sekitarku ada 5W + 1 H 

5W + 1 H sangat menolong reporter untuk menggali informasi dan menulisnya dengan sistematis.
Jarar Siahaan menulis dalam blognya http://bataknews.wordpress.com menggambarkan penggunaan 5 W +1 H:

“Tadi pagi Waduh, lo tahu nggak, tadi tuh, sekitar pukul 7 [KAPAN], dekat lampu merah Jalan SM Raja [DI MANA], ada kecelakaan langsung terjadi di depan mata gua. Satu mobil sedan nabrak motor [APA]. Sopirnya [SIAPA] nggak apa-apa, tapi yang punya motor [SIAPA] tewas di tempat. Yang salah sih si korban. Gua sempat lihat, dia nggak peduli lampu merah, malah dia tancap gas motornya. Nah, waktu menerobos lampu merah itu, mobil sedan dari arah kanan juga sedang kencang, dia ketabrak dan jatuh, kepalanya berdarah [BAGAIMANA]. Kasihan banget. Gua sempat berhentikan motor gua, lalu bantu geser motor korban. Nggak lama polisi datang. Menurut polisi, ternyata motor dia tuh lagi putus rem [MENGAPA]. Padahal tadi sempat gua kira dia sengaja ngebut.”

Dengan 5 W + 1 H reporter dapat menyusun pertanyaan dan menulis berita secara mudah, lengkap dan cepat untuk disajikan kepada pembaca

Aku Belum Tau Menerapkannya. Gimana nih?

Misalkan Anda berada dalam ruangan pelatihan  dan melaporkan Pelatihan Jurnalistik dan Blogger Rohani kepada media Anda.

  Apa (What) : Apa peristiwa yang diliput?.
  Mengapa (Why). Mengapa terjadi peristiwa itu? (ACARA ATAU  EVEN. Lihat di TORnya, atau wawancara penyelenggaranya).
  Kapan (When). Kapan peristiwa terjadi? informasi berkaitan dengan waktu.
  Bagaimana (How). Bagaimana peristiwa berlangsung?. (cara penyajian, suasana dll)
  Dimana (Where). Dimana acaranya berlangsung? .
  Siapa (Who). Siapa aktor-aktor yang terlibat? (penyelenggaranya—siapa mereka, jumlah pesertanya—siapa saja mereka dari kalangan mana, dan pelatihnya—ceritakan profilnya).


Wah, Kebetulan Aku kan Sedang Training 

Di dalam kepala sudah harus ada pertanyaan-pertanyaan 5 W + 1 H. Sambil duduk, coba terapkan kata-kata Rudyard Kliping tadi:

  WHO.   30  peserta yang berasal dari wartawan pemula dan para pemuda Kristen yang berminat menjadi penulis atau wartawan.
  WHAT.  Pelatihan Jurnalistik dan Blog Rohani
  WHEN.  Sabtu 16 Agustus 2013 dari pukul 09---.
  WHERE.  Gedung Telkom Speedy, Jl. Mongonsidi Medan.
  WHY?.  (Nanti kutanyakan Panitianya: kok bisa-bisanya mereka menyelenggarakan training?).
  HOW.  Pelatihan diawali Pelatihan Jurnalistik yang disampaikan oleh Ir Jannerson Girsang dan disusul pembicara kedua Simon Pakpahan yang menyajikan    Blogger Rohani.  

Aku Harus Melengkapi Data!.  (Reporter tidak boleh hanya menggunakan apa yang dilihatnya, dia harus observasi). 

Saya mau wawancara dengan panitia. Ada satu pertanyaan yang belum terjawab. (Why). Mengapa training ini dilaksanakan? Mereka pasti memiliki hal-hal yang bermanfaat untuk dimasukkan karena mereka melihat sesuatu dari sudut yang berbeda dengan kerumunan.

Aku juga harus berbicara dengan peserta, gimana pendapat mereka tentang  training ini. (Apa sih manfaatnya training ini bagi kamu?)

Mmmh. Catatan statistik penting juga. Perlu jumlah orang yang hadir, lokasi, waktu, tema, juga hal-hal lain yang membuat peristiwa itu menonjol atau berbeda.

Oh ya, gambar juga. Aku harus mengambil gambar semua bagian-bagian penting. Ada pembicara, ada peserta, ada panitianya. Supaya nanti orang bisa melihat suasana training.

Kini Sudah Terkumpul Data 5W+1H 

  Who.  30  peserta yang berasal dari wartawan pemula dan para pemuda Kristen yang berminat menjadi penulis atau wartawan.
  What. Pelatihan Jurnalistik dan Blog Rohani
  WHEN. Sabtu 16 Agustus 2013 dari pukul 09---.
  WHERE. Gedung Telkom Speedy, Jl. Mongonsidi Medan.
  WHY?. Kata Ketua Panitianya: “Pelatihan ini dilakukan supaya semua peserta mampu menjadi wartawan harian lokal. Pemuda gereja saatnya bersuara melalui media”
  HOW/Bagaimana?. Pelatihan diawali Pelatihan Jurnalistik yang disampaikan oleh Ir Jannerson Girsang dan disusul pembicara kedua Simon Pakpahan yang menyajikan Blogger Rohani. Keduanya menampilkan cara mengajar jurnalistik dan membuat blogger dengan sangat sederhana, sehingga 100% persertanya mampu menulis berita di media dan akan membuat blog.
Gambarnya juga udah dapat. Bagus-bagus semua.

Mau Menulis. Tapi kok  Pusing Ya? 

Dulu juga saya pusing kok!. Kalau tidak pusing berarti Anda tidak normal. Ternyata menuliskan data menjadi berita ada Tekniknya, bukan asal tulis.

 Tetapkan Angle  (sudut pandang) berita melalui 5W+1H tadi.

Angle (sudut pandang, harus kutetapkan dulu).

Kata ahlinya: lead itu harus menunjukkan sudut pandang penulisan berita. Di alinea  pertama setidaknya sudah menyangkut 4 W dari 5W. Jadi membaca alinea pertama, pembaca sudah menangkap sari beritanya.  Kemudian susun dalam bentuk urutan seperti pyramida, menyusun hal-hal penting dari atas, hal yang kurang penting ke bawah.  Pymida terbalik. (Pusing lagi, apa pula itu?).

Caranya Gimana?

Misalnya, saya mau menyoroti tentang Pelatihan Jurnalistik dari angle peristiwanya (What). Maka saya akan mendahulukan cerita tentang Pelatihannya,    membahas persiapannya, pelaksanaannya dan kesulitan yang mereka hadapi.

Kalau saya mau mengambil angle tentang Penyelenggaranya, pembicaranya (Who) maka saya akan  menempatkannya sebagai lead berita. Saya akan memulai dengan  Panitia Penyelenggara mengadakan Training Jurnalistik kepasa 30 peserta diGedung Telkom Speedy, Jl. Mongonsidi Medan Medan, Sabtu 16 Agustus 2013. Saya akan menjelaskan siapa mereka mengapa mereka melakukannya dan apa kegiatan selanjutnya dari program ini.

Kalau saya mau membahas tentang Gedung  (Where) dimana Pelaksanaan Pelatihan ini dilaksanakan, maka saya akan bercerita tentang Hotel dan segala fasilitas yang mendukung kegiatan ini.

Kalau saya mau menyoroti tentang waktu pelaksanaan maka saya akan mulai dengan waktu penyelenggaraan, lamanya waktu, dan efektivitas waktu yang digunakan.

Kalau saya mau menyororti  bagaimana (How) cara berlangsungnya pelatihan maka proses pelatihannya menjadi titik tolak saya dalam membuat berita.  Demikian seterusnya.

Menuliskan ke dalam Bentuk Pyramida Terbalik

Menulis berita harus sistematis, mengikuti bentuk Pyramid. Dengan cara ini reporter dapat menulisnya dengan cepat dan sistematis, sehinga pembaca mudah memahaminya walaupun tidak seluruhnya dibaca.

Angle berita yang Anda pilih, tuliskan paling atas. Kemudian hal-hal terpenting, dan kurang penting ke bawah.

Sehingga susunannya seperti Pyramida.

Dalam lima menit, saya sudah menuliskan berirtanya menjadi seperti ini:

PELATIHAN JURNALISTIK DAN BLOGGER ROHANI

Medan – Majalah Tabloid Penabur menyelenggarakan Pelatihan Jurnalistik dan Blogger Rohani  kepada  Pemuda  gereja di Gedung Telkom Sppedy, Jalan Monginsidi Medan, 16 Agustus 2013.

Menurut Panitia Penyelenggara, sekitar 30 peserta mengikuti pelatihan ini. “Mereka berasal dari kalangan wartawan pemula, para pemuda Kristen yang berminat menjadi wartawan atau penulis rohani Kristen,” ujar Ketua Panitia Penyelenggara Training Jurnalistik Tabloid Penabur.

Majalah yang terbit bulanan dan bertiras 4000 eksemplar ini menghadirkan dua pembicara yakni Ir Jannerson Girsang yang menyajikan Pembekalan Jurnalistik untuk Pemula dan Simon Pakpahan menyampaikan modul berjudul:

Pembicara pertama, pria kelahiran Nagasaribu, 14 Januari 1961 itu, adalah seorang mantan wartawan, penulis artikel di berbagai media di Medan  dan penulis beberapa buku  biografi dan otobiografi beberapa tokoh di Sumatera Utara  sedangkan pembicara kedua adalah Vice of Director di Mitra Sarana Indonesia   Cloud Computing Specialist di Mitra Sarana Indonesia.

Ir Jannerson Girsang menjelaskan tentang teknis pekerjaan reporter, teknik penulisan berita, etika reporter Kristen, serta masa depan kehidupan seorang reporter. “Menjadi reporter dan penulis Kristen di masa depan sangatlah penting, karena tulisan-tulisan dan berita tentang pelayanan gereja sangat minim,” ujar penulis buku beberapa tokoh gereja ini.

Sementara itu, Simon Pakpahan  menjelaskan teknis penulisan di Blog Rohani, serta peran pelayanan pemuda Kristen melalui Blog.  “Andaikan setiap pemuda Kristen memiliki blog, maka berita tentang pelayanan gereja semakin banyhak, suara jemaat akan semakin terdengar ke seluruh penjuru dunia. Menulis di blog adalah menulis untuk dunia,” kata Simon Pakpahan.

Para peserta pelatihan  mengungkapkan manfaat mengikuti pelatihan. “Saya baru pertama kali mengikuti pelatihan jurnalistik. Ternyata menulis berita itu tidak sulit dan perlu lebih banyak pemuda dan jemaat yang mengikuti pelatihan seperti ini,” ujar X dari Pemuda gereja Y.

Acara ditutup oleh Pemred Tabloid Penabur, X Manuhutu.

Masing-masing Kelompok Membuat Berita dengan Angle Masing-masing! Bandingkan hasilnya.

Kok hasilnya belum enak dibaca ya?

Edit dan edit. Latihan dan latihan!

Menulis  atau menulis berita adalah ketrampilan, jadi harus diulang-ulang, lihat berita yang dibuat wartawan senior di Media lokal atau nasional.

Medan, 11 Maret 2015

Tidak ada komentar: