My 500 Words

Kamis, 16 Februari 2012

The Indonesian Golden Woman Singer: Anggun C Sasmi yang Menginspirasi (Jurnal Medan, 16 Pebruari 2012)


Oleh: Jannerson Girsang

Sumber foto: musikkitamusikindonesia.blogspot.com

Penyanyi asal Indonesia yang kini bermukim di Perancis, Anggun C Sasmi, awal tahun ini kembali mengukiri prestasi barunya. Akhir Januari 2012 lalu, Anggun terpilih mewakili Perancis ke Eurovision--sebuah ajang kompetisi bergengsi di Eropa. Lebih dari 40 negara di Eropa mengirimkan wakilnya untuk mengikuti kontes ini. ABBA dan Celine Dion dikabarkan pernah mengikuti acara ini.

Sebuah prestasi yang luar biasa bagi pelantun lagu Tua-tua Keladi yang popular di Indonesia di era 1990-an, mengingat dirinya baru menjadi warga Perancis sejak 2000. Semuanya berawal dari Indonesia!

Artis Indonesia di Le Parisien

Namanya menghiasi media terkenal di Perancis. Bangga dan percaya diri. Itulah kesan yang muncul saat membaca prestasi Anggun C Sasmi di situs Le Parisien (http://www.leparisien.fr)—harian terkemuka di Perancis, yang diposting pada 29 Januari 2012.

Melengkapi kisahnya berjudul ”Eurovision : Anggun défendra la France”, Le Parisien menampilkan foto perempuan kelahiran Jakarta 29 April 1974 ini di halaman depan. Media ini dengan bangga menampilkan Anggun yang mewakili Perancis ke Eurovision Contest 2012 yang akan berlangsung di Baku, Azerbaijan 26 Mei 2012.

“Banyak alasan mencoba kali ini penyanyi cantik asal Indonesia yang menyinari dunia” demikian Le Parisien.

“Ini adalah hadiah untukku sebagai orang asal Indonesia, dinaturalisasi menjadi warga Perancis sejak 2000. Saya boleh menggambarkan Perancis yang campuran, terdiri dari banyak budaya. Negara Anda (Perancis) telah memberi saya bahasa dan identitas yang indah. Saya tinggal di Perancis, menikah dengan orang Perancis, putri saya Kirana adalah orang Perancis dan dia makan nasi dan keju!", kata Anggun, kepada Le Parisien edisi 29 Januari 2012.

Anggun bersyukur berada di negeri Perancis dengan iklim yang memberinya identitas yang indah, menghormati prestasi. Negara Perancis memfasilitasi dan memberi ruang baginya untuk mengembangkan talentanya. Anggun sendiri melambangkan dirinya mewakili ragam budaya Perancis.

Tidak Cepat Puas

Buat pelajaran kita, Anggun bukan besar dalam sekejap. Dia meniti kariernya dari bawah, melangkah tahap demi tahap, hingga menjadi penyanyi terkenal. Perempuan yang menghabiskan masa remajanya di sekitar Tegalan, Matraman, Jakarta ini memulai karier menyanyinya sejak usia 7 tahun. Di usia sembilan tahun Anggun mulai rekaman album anak-anak.

Di bawah bimbingan musisi rock handal, Ian Antono, putri pasangan almarhum Darto Singo--seorang seniman Indonesia dan Dien Herdina ini, Anggun memulai debutnya lewat album Dunia Aku Punya (1986).  Anggun membius jutaan penggemarnya di seluruh tanah air ketika usianya masih di bawah 20 tahun. Masih ingat lagu Tua-tua Keladi bukan?. Lagu yang hits di era 90-an  menyusul sukses lagu-lagu Anggun sebelumnya, yakni "Mimpi" dan "Bayang-Bayang Ilusi". Anggun meraih penghargaan “Artis Indonesia Terpopuler 1990-1991″, bahkan kemudian dia mendapat julukan penyanyi populer di Asia.

Banyak orang bertanya-tanya, saat karier menyanyinya sedang di puncak Anggun malah memilih hijrah ke Perancis.

Snow in Sahara: Debut Internasional Anggun 

Cita-citanya menjadi penyanyi internasional telah terpatri dalam benaknya. Anggun hijrah ke Perancis pada 1994. "Saya bermimpi memiliki karir internasional ini, tetapi produser asing tidak akan datang ke Indonesia untuk mencari bakat ketika ada begitu banyak tersedia di negara mereka sendiri. Saya harus pergi ke sana. Saya ingin tahu, dan saya pikir itu baik untuk berubah. Di Indonesia, kami tidak memiliki banyak informasi datang, yang datang hanya dari satu sumber. Dan internet itu tidak sebesar seperti sekarang." ujar Anggun, dalam wawancara dengan majalah Billboard di Amerika Serikat, seperti dikutip Wikipedia.

Di belakang prestasinya tidak telepas dari nama-nama orang yang menanganinya, seperti Erick Banzi, Nikki Matheson. Erick Banzim, seorang komposer besar Perancis, memoles talenta menyanyinya dan menciptakan lagu "La neige au Sahara"  buat Anggun. Lagu ini kemudian diadaptasikan ke bahasa Inggris oleh penulis lagu Nikki Matheson, Snow in Sahara.

Lagunya melejit, tidak hanya di Eropa. Album ini dirilis resmi di lebih dari 33 negara di Eropa, Asia, dan Amerika. Seperti juga album Anggun sebelumnya, album ini meraih penjualan yang sukses.

Mungkin para pembaca ingat, sekitar 1998, televisi di Indonesia menyiarkan video klip Snow in Sahara--sebuah lagu yang awalnya asing di dengar telinga. Penyanyinya Anggun C Sasmi. Menonton penampilannya saat itu, membuat mata saya kembali mengingat di penyanyi lagu Tua-tua keladi itu. Kini, Anggun luar biasa!.

Berbagai media menyiarkan bahwa singlenya Snow on the Sahara itu menjadi hit dan mencapai posisi puncak di 15 negara, termasuk Italia dan Spanyol. Bahkan pada 1999, duduk di posisi Top 5 pada UK Club Charts di Inggris.
Anggun melakukan tour selama sembilan bulan keliling negara Amerika. Ia menjadi satu-satunya penyanyi Asia yang mendapat kehormatan tampil pada acara Divas Live di Las Vegas. Anggun adalah satu-satunya artis asal Indonesia untuk pernah mencapai tangga lagu AS dalam sejarah, demkian majalah Billboard di AS.

Lagu Snow in Sahara menghadiahkan Anggun penghargaan bergengsi Chevalier de l'Ordre des Arts et des Lettres dan dinobatkan menjadi duta PBB Duta untuk masalah kelaparan dan ketahanan pangan. Dia juga dikenal artis Asia paling sukses di luar Asia.

Tetap Cinta Indonesia

Anggun mencintai Indonesia dengan caranya sendiri. “Aku berbicara sama anakku hanya dalam bahasa Indonesia. Dia pintar bahasa Indonesia. Buatku itu salah satu kebanggan. Sisi nasionalisme buat seseorang itu bukan dari atribut yang kelihatan, apakah itu memakai batik atau lambang paspor. Buatku itu dimulai dari bahasa. Anak Indonesia harus bisa bahasa Indonesia, dong” demikian ungkapnya dalam sebuah wawancara dengan Yahoo Indonesia.

Anggun tetap menghargai bahasa ibunya. Dalam penampilannya beberapa kali tampil di televisi Indonesia, meski menguasai bahasa Perancis dan Inggeris dengan fasih, saat menggunakan bahasa Indonesia logat bicaranya tetap menjadi anak Matraman yang fasih dan tidak terkontaminasi dengan bahasa asing itu.

Meski mewakili Prancis, dalam releasenya ke berbagai media di tanah air, Anggun mengaku tetap membawa nama Indonesia. Meski sudah menjadi warga Perancis, Indonesianya masih kental. Apalagi, semua keluarga besarnya berada di Tanah Air.

Tahun lalu Anggun melakukan show di Indonesia, menggebrak panggung tanah air lewat konser bertajuk Konser Kilau Anggun, di JHCC. KOnsernya yang diselengarakan di Jakarta, 27 Nopember 2011 lalu itu memasang tiket seharga Rp 475 ribu hingga 5 juta rupiah. Wah, tiga sampai empat kali lipat dari upah minimum karyawan di Medan. .

20 lagu dari hitsnya, diantaranya Yang Aku Tunggu, Berkilaulah, Bayang Ilusi, Takut, Mimpi, Snow on the Sahara, Jadi Milikmu (Crazy), Rolling in the Deep, dan ditutup lagu yang ngetop di awal era 1990-an, Tua-tua Keladi, berhasil memupus kerinduan para fansnya di Indonesia.

Di tengah-tengah krisis multi dimensi yang melanda negeri ini, prestasi Anggun menjadi oase di tengah gurun. Berprestasilah, hadapi tantangan, jangan banyak mengeluh dan menyalahkan! Hindari KKN dan korupsi, ukir kreativitas yang menginspirasi. Selamat buat Anggun dan semoga sukses di Eurovision 2012!.

(Diolah dari Berbagai Sumber)


[1] Jurnal Medan, 16 Pebruari 2012.

Tidak ada komentar: