Oleh Jannerson Girsang
Pilgubsu tinggal setahun lagi. Menuju Pilgubsu 2013, tim-tim kampanye tentunya akan mempersiapkan konsep kampanye untuk menarik hati pemilih di provinsi Sumatera Utara. Menghadapi Pilgubsu kondisi dan jeritan rakyat, itulah yang akan ditawarkan para calon untuk merebut pemilih bagi gubernur provinsi yang terbentuk pada 16 April 1947 ini.
Provinsi dengan jumlah penduduk lebih dari 13 juta juta ini dalam masyarakat pluralis yang hidup di atas lahan subur dan kaya sumber alam yang menginginkan perubahan ke arah kehidupan yang lebih sejahtera, merindukan rasa aman dan harmonis dalam pergaulan mereka seharĂ-hari. Mereka akan memilih calon-calon yang mereka anggap mampu menolong mereka keluar dari kesulitan.
Membangun Sumut: Harmonis di Tengah Pluralitas
Fakta demografis menunjukkan bahwa propinsi yang memiliki lebih dari 9 juta pemilih ini (data Pilgubsu periode lalu) terdiri dari berbagai ragam suku, etnis, agama, bahasa daerah yang tersebar di 28 kabupaten dan kota dan lebih dari 40% tinggal di perkotaan.
Mereka terdiri dari suku Jawa, Melayu, Toba, Simalungun, Karo, Mandailing, Pakpak, Nias, Minang, Cina, India (Tamil, suku terbesar bangsa India di Sumatera Utara, Telugu, Malaiyalem, Kannada, Grahui, dan Tulu, Punjab), dan lain-lain.
Ribuan tempat ibadah berdiri di seantero provinsi ini sebagai tempat memuji kepada sang penciptaNya oleh penduduk yang terdiri dari beragam agama seperti Islam, Kristen Protestan, Katolik, Hindu, Budha, dan aliran kepercayaan. Sejak lama mereka hidup berdampingan secara damai.
Pengunjung yang mengunjungi Medan--ibu kota provinsi ini, hanya memerlukan jalan keliling beberapa jam akan dengan mudah mendengarkan ragam bahasa yang digunakan, mulai dari bahasa Jawa, Batak (Tapanuli, Mandailing/Angkola, Pakpak, Karo, Simalungun), Nias, Minang, Aceh, Cina (Hokkian, Mandarin), India (Tamil, Punjab dll) serta bahasa daerah lain.
Setiap suku di provinsi ini memiliki sistem kekerabatan yang berbeda, namun semuanya bersatu padu dan saling menghormati. Umumnya penduduk masuk ke dalam sebuah perkumpulan, apakah itu organisasi keagamaan, perkumpulan suku, marga, yang tumbuh hampir di setiap pelosok. Dalam satu lingkungan di kota atau desa, mereka bisa masuk ke beberapa kelompok sekaligus. Apakah itu perkumpulan marga, STM lingkungan yang beranggotalan semua suku-semua agama, organisasi keagamaan yang mereka yakini.
Masyarakat Sumatera Utara bersifat terbuka tanpa memandang asal-usul dan warna kulit, pandangan atau keyakinan tiap orang. Berbagai golongan di masyarakat juga mencerminkan keberagaman, baik berdasarkan agama, maupun kepercayaan berlatar budaya, yang jauh lebih tua dari kemunculan propinsi ini.
Setiap orang di propinsi ini bisa mempunyai pandangan sosial dan politik yang beragam dan tidak merasa takut mendukung siapa yang dekat di hatinya. Kebebasan mengeluarkan pendapat atau pandangan dihormati dan tidak dibatasi sejauh tidak mengganggu hak-hak orang lain. Hampir tidak terjadi percekcokan berarti diantara pendukung partai atau calon Gubernur di masa lalu.
Pandangan ini sudah berlangsung sejak lama, bahkan sebelum propinsi ini lahir.
Potensi Ekonomi
Dari sisi kehidupan penduduk, fakta menunjukkan bahwa di provinsi ini tak hanya terdapat golongan pengusaha dan pedagang, tetapi mereka adalah golongan tani, buruh, pekerja, profesi, pegawai dan nelayan. Pertalian diantara mereka saling ketergantungan satu sama lain, bukan polarisasikan.
Penduduk propinsi yang pluralis tersebut, berdiam di atas areal 7 juta hektar lahan dengan sumberdaya alam kaya. Petani dapat menanam tumbuhan dataran rendah dan dataran tinggi sepanjang tahun. Di atas lahannya terhampar jutaan hektar areal perkebunan karet, kelapa sawit, teh, kopi, bahkan tembakau Deli yang sangat terkenal itu.
Di bawah lahan terkandung barang tambang, minyak, gas, panas bumi serta sumberdaya tambang lainnya. Terdapat potensi tambang emas di Batangtoru, tambang timah hitam dan seng di Dairi, peleburan timah di Batubara dan geothermal Sarulla, di Sipirok. Di sebelah Barat terhampar Samudera Indonesia dan di sebelah Timur Selat Malaka yang kaya dengan ikan laut. Memang potensi ekonomi dan sumberdaya alam provinsi ini menyebabkan berbagai kepentingan hadir di provinsi ini. Lahan-lahan tersebut sebagian besar dikelola penduduk dan sebagian lagi dikelola perusahaan-perusahaan pemerintah dan swasta baik nasional maupun asing.
Tidak banyak kota di Indonesia seperti Medan yang memiliki hubungan erat dengan ibukota-ibukota negara asing seperti Kuala Lumpur di Malaysia, Singapura, Thailand. Ibu kota propinsi, Medan, terletak hanya satu jam penerbangan dari Singapura, Kuala Lumpur, dan memiliki jalur laut rutin ke beberapa kota pelabuhan di semenjung Malaysia. Dengan IMT-GT (Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle) hubungan propinsi ini dengan pantai Selatan Thailand juga makin berkembang. Demikian juga dengan propinsi Guang Dong di Cina.
Selain itu, propinsi ini memiliki pelabuhan laut besar seperti Belawan, Tanjung Balai, Sibolga, yang menghubungkan daerah ini dengan luar Sumatera Utara ke kota atau pulau lain di Indonesia bahkan ke luar negeri. Letaknya yang sangat strategis membuat propinsi ini juga merupakan wilayah transit propinsi Aceh, Sumatera Barat dan Riau. Praktis, propinsi ini memiliki “keluarga-keluarga” hubungan-hubungan dagang dengan masyarakat nasional maupun internasional.
Provinsi ini telah lama menjadi wilayah dimana perusahaan-perusahaan asing beroperasi, mulai dari perkebunanan, pertambangan, perbankan dan lain-lain. Perbankan asing yang dimulai oleh Standard Chartered Bank di tahun 1991, kemudian diikuti bank-bank asing lainnya seperti HSBC, AMRO Bank dan lain-lain. Restoran-restoran asing dan hotel-hotel asing sudah merambah kota Medan. Mereka memberikan kontribusi bagi penduduk daerah ini. Di Medan terdapat beberapa kantor perwakilan negara Asing seperti Amerika Serikat, Rusia, Jerman, Inggeris, Belanda, Turki, Malaysia, India dan lain-lain.
Kondisi geografisnya membentuk propinsi ini seolah terbelah menjadi dua bagian, yakni pantai Barat termasuk pulau Nias serta beberapa pulau kecil lainnya dengan kondisi tanah berbukit sampai pegunungan. Sedang pantai Timur adalah dataran rendah yang terhampar lebih lebar dan tanahnya relatif lebih subur. Issu penduduk di Pantai Barat relatif lebih tertinggal dibandingkan dengan pantai Timur, sempat mencuat beberapa waktu lalu dan tuntutan pemerkaran provinsi. Ini menjadi tantangan yang harus disikapi dengan bijaksana.
Issu-issu Menarik
Kami yakin, seluruh tim sukses sudah memiliki konsep pembangunan ke depan secara nasional. Akan tetapi, dari pengamatan kami beberapa catatan kekhasan masyarakat Sumatera Utara, penting mendapat perhatian sehingga kampanye anda bisa membumi di provinsi ini.
Keharmonisan yang terjalin di tengah-tengah perbedaan agama, suku perlu terus dikelola dan dipelihara dengan baik. Dalam kampanye perlu dijelaskan konsep yang mengakomodasi pentingnya usaha-usaha memantapkan keharmonisan masyarakat di Sumatera Utara lima tahun ke depan.
Potensi konflik akibat perbedaan secara ekonomi harus dicegah dengan memberikan prioritas meningkatkan kehidupan mereka yang miskin. Program-program pertanian dan pengembangan pedesaan sosial perlu dikembangkan dengan strategi yang lebih mampu menjangkau mereka. Demikian juga program-program pengentasan kemiskinan di perkotaan. Peran pengusaha penting difasilitas pemerintah dalam meningkatkan pendidikan pada kelompok miskin.
Meski secara potensial masyarakat petani dan nelayan memiliki peluang besar untuk maju, tetapi jutaan pemilih dari kelompok ini memerlukan perhatian khusus. Mereka masih menghadapi kesulitan berupa keahlian, permodalan, kelangkaan bibit, pupuk, dan harga produk-produknya yang tidak terjamin. Dalam periode tertentu, di daerah pertanian dataran tinggi masih ditemukan kasus kol, kentang, dibiarkan di tengah ladangnya tidak dipanen karena harganya yang sangat murah. Kejadian ini sudah berulang-ulang selama bertahun-tahun, dan belum pernah bisa diselesaikan oleh presiden manapun selama ini.
Untuk meningkatkan mobilitas kelancaran angkutan, kualitas jalan raya masih perlu mendapat jaminan. Kalau anda naik bus dari Medan menuju Sidikalang, atau dari Saribudolok ke Pematangsiantar, Pakkat-Barus, anda harus menjamin rakyat menikmati jalan mulus. Tidak ada lagi jalan yang di musim hujan layaknya seperti kubangan kerbau. Pelosok desa seperti Negeri Dolok atau Sindar Raya di pedalaman Simalungun, atau pedalaman Nias seperti pedalaman masuk dari Onolimburaya sana. Demikian juga beberapa lokasi pedalaman di berbagai kabupaten lainnya.
Bahkan di kota besar, seperti Medan sendiri (yang dilewati para pejabat setiap hari), masih banyak yang berlobang-lobang dan berdebu. Masyarakat perlu jaminan bahwa jalan raya (negara, provinsi, kabupaten) akan mulus lima tahun ke depan!
Saat ini kita masih mengalami pemadaman listrik, air PAM yang masih kayak bus tua yang harus istirahat beberapa jam sehari. Kondisi ini sudah berlangsung beberapa tahun bahkan beberapa periode Gubernur. Rakyat di daerah ini sudah bosan mendengar janji-janji.
Jaminan listrik dan air ke depan, akan merupakan nilai tambah Calon, karena sangat vital bagi rakyat! Jangan lagi beralasan PLN, PLN, atau PAM, PAM.
Di berbagai media kami mencatat, puluhan perusahaan melakukan PHK atas ribuan pekerjanya karena menghadapi krisis global. Selain itu, puluhan perusahaan besar yang menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar masih menghadapi kesulitan memulai operasinya (pertambangan, perkebunan besar) dengan berbagai masalah yang dihadapi.
Bisakah anda menjamin operasi perusahaan-perusahaan ini sukses dan mereka menyerap ribuan para pencari kerja putra-putri daerah ini, sehingga mereka tidak menganggur?
Issu-issu ini sungguh-sungguh terjadi di lapangan dan menambah issu-issu yang sudah anda buat. Tidak baik hanya sibuk dengan debat soal neo-liberal, ekonomi kerakyatan, menjual suku dan agama, yang bisa membuat bingung masyarakat. Apalagi, saling menjatuhkan sesama teman.
Perhatikanlah hal-hal di atas. Niscaya anda akan menang di daerah ini!.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar