Oleh: Jannerson Girsang
Manusia tak
pernah mampu menghindar dari malang (kapan, bagaimana, dimana dia
meninggal), dan tak pernah mampu menentukan nasib baik (kapan dia akan
kaya, selamat dll).!
Beberapa media melaporkan kisah sepasang suami istri yang bertugas sebagai pramugara dan pramugari Malaysian Airline.
Suatu ketika mereka menghadapi nasib, tetapi suatu ketika juga tak bisa menghindari sial atau malang.
Dalam peristiwa jatuhnya Malaysian Airline Service (MAS) MH 17 di perbatasan Ukraina-Rusia kemaren, sang suami jadi korban
Sementara dalam peristiwa jatuhnya MAS MH 370 Maret lalu, sang istri selamat.
Sang suami tidak dalam jadwal yang seharusnya bertugas, tetapi
menggantikan tugas temannya. Sementara sang istri selamat karena
tugasnya digantikan orang lain.
Pramugara Malaysia bernama
Sanjid Singh (41 tahun), korban kecelakaan MAS MH 17 itu seharusnya
tidak bertugas di penerbangan tersebut, tetapi malang baginya dia
bertukar tugas dengan seorang pramugari.
Manusia mengatakan: Nasib bagi pramugari yang digantikannya dan malang bagi Sanjid Singh.
Dalam peristiwa jatuhnya pesawat Malaysian Airline MH370, Maret lalu,
istri Sanjit Singh bertukar tugas dengan temannya dan selamat dari
peristiwa naas itu.
Manusia mengatakan: nasib bagi istri Sanjid dan malang bagi teman yang digantikannya.
Nasib tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak!.
Ayah Sanjit, begitu terpukul mendengar kematian anak laki-laki satu-satunya itu.
“I have undergone two heart bypasses. Our daughter waited until 4am to
tell us. She dare not tell us earlier. I am 71 and she (Sanjid’s
mother) is 73. We are in such a state. My whole body is shivering.
“We are heartbroken because he was our only son. What to do? What has happened, has happened,” kata ayahnya.
Manusia tak pernah mengetahui kapan dia akan beroleh nasib atau malang, hanya bisa berserah kepada yang Maha Kuasa.
Turut berduka atas pasangan ini, serta seluruh keluarga penumpang dan crew yang korban. .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar