My 500 Words

Kamis, 04 September 2014

In Memoriam Mandino (1923-1996) Membaca Meraih Hidup Baru (Rubrik Wacana, Medan Bisnis, 4 September 2014)



Oleh: Jannerson Girsang

Mungkin banyak diantara pembaca yang membaca buku setiap hari. Pasti diantara semua bacaan itu Anda menemukan sesuatu, meraih  hidup baru, pemikiran baru ke arah yang lebih baik. Masalahnya, bangsa kita baru sekitar 23% memperoleh informasi dari membaca.

Keteladanan Mandino seorang veteran Vietnam dalam membaca buku. menjadi penting dijadikan renungan dan inspirasi.  Lingkungan pekerjaannya membuat pria ini  sempat menjadi pecandu alkohol, dan menyebabkan dirinya keluar dari pekerjaannya, ditinggal keluarganya.

Membaca, membuat Mandino mampu meluruskan kembali jalan hidupnya.  Bahkan sebuah buku bisa menemukan potensi dirinya, kembali bangkit dan sukses. Membaca, memampukan Mandino menata dirinya, sukses kembali dalam pekerjaannya, bahkan menulis buku best seller dari pengalaman barunya.  

Membaca Meraih Hidup Baru

Jadikan membaca menjadi budaya memperoleh hidup baru, kegairahan baru, bukan malah membuat makin galau.  Sehingga membaca menjadi sebuah kegiatan rutin. Sebaliknya, fakta menujukkan bahwa masih sedikit diantara bangsa ini yang melakukan kegiatan membaca sampai pada tingkat seseorang mengambil makna dari bacaannya, belum membuatnya berubah.

Membaca tak lebih dari sekedar membaca pendahuluan, membolak-balik kertas-kertas yang dijilid dan diberi sampul mewah, tanpa memperoleh kekuatan baru dari bacaannya.

Tidak demikian halnya Mandino, penulis The Greatest Salesman In The World, buku best seller di Amerika yang bukunya terjual lebih dari  50 juta eksemplar dan buku-bukunya sudah diterjemahkan ke dalam lebih dari 25 bahasa.

Di balik kisah suksesnya, Mandino yang hidup antara 1923-1996, memiliki pengalaman unik membaca, keluar dari penderitaan dan keputusasaan.  

Pria ini membuktikan, siapa saja yang melek huruf  bisa meraih sukses seperti yang dialaminya Mandino bukanlah seorang akademisi. Sebelum sukses menjadi seorang penulis terkenal, Mandino--nama lengkapnya Augustine “Og” Mandino II  mengalami penderitaan hebat.   

Sebelum jatuh dalam penderitaan, Mandino adalah veteran perang Vietnam. Setelah menyelesaikan tugas militernya, dia beralih profesi menjadi salesman asuransi. Pekerjaan baru ini menuntutnya bekerja siang hari dan dan duduk di bar di malam hari.

Pola kerja seperti ini membuatnya menjadi seorang pecandu alkohol dan akhirnya tidak bisa mempertahankan pekerjaannya.

Bak kata pepatah, sudah jatuh ketimpa tangga. Gambaran keadaan yang dialaminya sesudah kehilangan pekerjaan. Dalam kesulitan seperti itu, Istrinya  Miriam "Mimi", bersama anak tunggal mereka,  meninggalkannya. Mandino kehilangan segalanya: pekerjaan, rumah dan keluarganya. Menghadapi suasana kehampaan hidup, mantan pilot pembom ini hampir saja bunuh diri.

Untung saja niatnya urung dan dia mencurahkan waktunya di perpustakaan yang menyediakan buku-buku yang kemudian menenangkan pikirannya yang sedang galau. Beda dengan banyak jalan yang ditempuh banyak remaja masa kini. Pikiran yang galau justru diatasi dengan obat-obat terlarang atau masuk ke tempat-temoat hiburan yang memberinya hiburan sesaat, tidak sampai merubah pola yang hidupnya lebih baik.   

Suatu ketika Mandino pergi ke perpustakaan. Saat memilah-milah buku di perpustakaan, Mandino tertarik kepada beberapa buku motivasi sukses. Dia memilih beberapa judul buku, membawanya ke  meja perpustakaan dan mulai membaca.

Hari-hari berikutnya, Mandino melanjutkan kunjungannya ke banyak perpustakaan lainnya di Amerika Serikat. Dia membaca ratusan judul buku yang berhubungan dengan sukses. Karena banyak waktu dicurahkan membaca, dia bisa mengurangi ketergantungan alkohol.

Hingga suatu ketika, dia tiba di  perpustakaan Concord, New Hampshire. Di sana Mandino menemukan buku klasik karya W. Clement Stone, Success Through a Positive Mental Attitude. Buku ini membuat kehidupan Mandino lebih baik.

Singkat cerita, Mandino tidak hanya lepas dari alkohol, bahkan dengan pengetahuan yang diperolehnya dari buku-buku itu, Mandino menemukan dirinya kembali, dan memiliki keberanian untuk memulai kembali hidupnya. Dia kemudian melamar pekerjaan di Combined Insurance.

Di kantor barunya, Mondino menerapkan prinsip-prinsip mencapai sukses dari buku-buku yang dibacanya. Mandino meraih kesuksesan demi kesuksesan.

Bahkan kemudian, dia menulis pengalamannya sendiri dalam  The Greatest Salesman In The World, buku yang pernah menjadi best seller dan klasik di bidangnya. Bukunya terjual lebih dari 50 juta eksemplar dan sudah diterjemahkan ke dalam lebih dari 25 bahasa.

Mandino memberi kita pelajaran bahwa seseorang bisa lepas dari penderitaannya dengan membaca, sekaligus meyakinkan bahwa membaca juga milik kaum awam, tidak hanya milik kaum intelektual dan tujuannya hanya untuk kepentingan ilmiah.


Penutup

Pengalaman Mandino, mengisyaratkan bahwa membaca wajib bagi siapa saja untuk meraih perubahan hidup. Sebuah renungan menarik. Masalahnya, menurut data BPS (2006), masyarakat Indonesia lebih memilih menonton televisi (85,9%) dan mendengarkan radio (40,3%) ketimbang membaca (23,5%). Artinya, membaca untuk mendapatkan informasi baru dilakukan oleh 23,5% dari total penduduk Indonesia, jauh di bawah Jepang dan Singapura, yang mencapai masing-masing 45% dan 55%.

Fakta itu menunjukkan bahwa kebanyakan bangsa kita masih memandang buku hanya merupakan kumpulan kertas, tinta dan lem. Christopher Morley, seorang wartawan dan penulis novel Amerika Serikat mengatakan: “Buku adalah hidup baru”.

Pengalaman Mandino mengungkapkan bahwa buku memiliki kekuatan, bahkan buku dapat membuatnya meraih hidup baru, melepaskannya dari penderitaan.  Dengan membaca Mandino menjadi seorang salesman sukses bahkan mampu menulis menjadi penulis buku terkenal.

Buku memiliki roh dan kekuatan membawa Anda meraih hidup baru. Membacalah, maka Anda akan keluar dari penderitaan, sekaligus meraih sukses yang lebih besar.

Di saat luberan informasi dalam era global semacam ini, membaca adalah salah satu cara membuat diri kita mampu menyaring informasi yang berguna bagi kita untuk memilih langkah terbaik dalam kehidupan ke depan.

Tidak ada komentar: