Oleh: Jannerson Girsang
Mungkin banyak
diantara pembaca yang membaca buku setiap hari. Pasti diantara semua bacaan itu
Anda menemukan sesuatu, meraih hidup
baru, pemikiran baru ke arah yang lebih baik. Masalahnya, bangsa kita baru
sekitar 23% memperoleh informasi dari membaca.
Keteladanan Mandino
seorang veteran Vietnam dalam membaca buku. menjadi penting dijadikan renungan
dan inspirasi. Lingkungan pekerjaannya
membuat pria ini sempat menjadi pecandu
alkohol, dan menyebabkan dirinya keluar dari pekerjaannya, ditinggal keluarganya.
Membaca, membuat
Mandino mampu meluruskan kembali jalan hidupnya. Bahkan sebuah buku bisa menemukan potensi
dirinya, kembali bangkit dan sukses. Membaca, memampukan Mandino menata
dirinya, sukses kembali dalam pekerjaannya, bahkan menulis buku best seller dari pengalaman barunya.
Membaca Meraih Hidup Baru
Jadikan membaca
menjadi budaya memperoleh hidup baru, kegairahan baru, bukan malah membuat
makin galau. Sehingga membaca menjadi
sebuah kegiatan rutin. Sebaliknya, fakta menujukkan bahwa masih sedikit
diantara bangsa ini yang melakukan kegiatan membaca sampai pada tingkat
seseorang mengambil makna dari bacaannya, belum membuatnya berubah.
Membaca tak lebih
dari sekedar membaca pendahuluan, membolak-balik kertas-kertas yang dijilid dan
diberi sampul mewah, tanpa memperoleh kekuatan baru dari bacaannya.
Tidak demikian
halnya Mandino, penulis The Greatest
Salesman In The World, buku best
seller di Amerika yang bukunya terjual lebih dari 50 juta eksemplar dan buku-bukunya sudah diterjemahkan
ke dalam lebih dari 25 bahasa.
Di balik kisah
suksesnya, Mandino yang hidup antara 1923-1996, memiliki pengalaman unik
membaca, keluar dari penderitaan dan keputusasaan.
Pria ini
membuktikan, siapa saja yang melek huruf
bisa meraih sukses seperti yang dialaminya Mandino bukanlah seorang
akademisi. Sebelum sukses menjadi seorang penulis terkenal, Mandino--nama lengkapnya
Augustine “Og” Mandino II mengalami penderitaan
hebat.
Sebelum jatuh dalam
penderitaan, Mandino adalah veteran perang Vietnam. Setelah menyelesaikan tugas militernya, dia
beralih profesi menjadi salesman asuransi.
Pekerjaan baru ini menuntutnya bekerja siang hari dan dan duduk di bar di malam hari.
Pola kerja seperti
ini membuatnya menjadi seorang pecandu alkohol
dan akhirnya tidak bisa mempertahankan pekerjaannya.
Bak kata pepatah, sudah
jatuh ketimpa tangga. Gambaran keadaan yang dialaminya sesudah kehilangan
pekerjaan. Dalam kesulitan seperti itu, Istrinya Miriam "Mimi", bersama anak tunggal mereka, meninggalkannya. Mandino kehilangan
segalanya: pekerjaan, rumah dan keluarganya. Menghadapi suasana kehampaan
hidup, mantan pilot pembom ini hampir saja bunuh diri.
Untung saja niatnya
urung dan dia mencurahkan waktunya di perpustakaan yang menyediakan buku-buku
yang kemudian menenangkan pikirannya yang sedang galau. Beda dengan banyak
jalan yang ditempuh banyak remaja masa kini. Pikiran yang galau justru diatasi
dengan obat-obat terlarang atau masuk ke tempat-temoat hiburan yang memberinya
hiburan sesaat, tidak sampai merubah pola yang hidupnya lebih baik.
Suatu ketika Mandino
pergi ke perpustakaan. Saat memilah-milah buku di perpustakaan, Mandino
tertarik kepada beberapa buku motivasi sukses. Dia memilih beberapa judul buku,
membawanya ke meja perpustakaan dan
mulai membaca.
Hari-hari
berikutnya, Mandino melanjutkan kunjungannya ke banyak perpustakaan lainnya di
Amerika Serikat. Dia membaca ratusan judul buku yang berhubungan dengan sukses.
Karena banyak waktu dicurahkan membaca, dia bisa mengurangi ketergantungan
alkohol.
Hingga suatu ketika,
dia tiba di perpustakaan Concord, New
Hampshire. Di sana Mandino menemukan buku klasik karya W. Clement Stone, Success Through a Positive Mental Attitude. Buku
ini membuat kehidupan Mandino lebih
baik.
Singkat
cerita, Mandino tidak hanya lepas dari alkohol, bahkan dengan pengetahuan yang
diperolehnya dari buku-buku itu, Mandino menemukan dirinya kembali, dan memiliki
keberanian untuk memulai kembali hidupnya. Dia kemudian melamar pekerjaan di Combined Insurance.
Di
kantor barunya, Mondino menerapkan prinsip-prinsip mencapai sukses dari
buku-buku yang dibacanya. Mandino meraih kesuksesan demi kesuksesan.
Bahkan
kemudian, dia menulis pengalamannya sendiri dalam The
Greatest Salesman In The World, buku yang pernah menjadi best seller dan klasik di bidangnya.
Bukunya terjual lebih dari 50 juta eksemplar dan sudah diterjemahkan ke dalam
lebih dari 25 bahasa.
Mandino memberi kita
pelajaran bahwa seseorang bisa lepas dari penderitaannya dengan membaca, sekaligus meyakinkan bahwa membaca juga milik kaum awam, tidak hanya
milik kaum intelektual dan tujuannya hanya untuk kepentingan ilmiah.
Penutup
Pengalaman Mandino, mengisyaratkan bahwa membaca wajib bagi siapa saja untuk meraih perubahan hidup. Sebuah renungan menarik. Masalahnya, menurut data BPS (2006), masyarakat Indonesia lebih memilih menonton televisi (85,9%) dan mendengarkan radio (40,3%) ketimbang membaca (23,5%). Artinya, membaca untuk mendapatkan informasi baru dilakukan oleh 23,5% dari total penduduk Indonesia, jauh di bawah Jepang dan Singapura, yang mencapai masing-masing 45% dan 55%.
Fakta itu menunjukkan bahwa kebanyakan bangsa kita masih memandang buku hanya merupakan kumpulan kertas, tinta dan lem. Christopher Morley, seorang wartawan dan penulis novel Amerika Serikat mengatakan: “Buku adalah hidup baru”.
Pengalaman Mandino mengungkapkan bahwa buku memiliki kekuatan, bahkan buku dapat membuatnya meraih hidup baru, melepaskannya dari penderitaan. Dengan membaca Mandino menjadi seorang salesman sukses bahkan mampu menulis menjadi penulis buku terkenal.
Buku memiliki roh dan kekuatan membawa Anda meraih hidup baru. Membacalah, maka Anda akan keluar dari penderitaan, sekaligus meraih sukses yang lebih besar.
Di saat luberan informasi dalam era global semacam ini, membaca adalah salah satu cara membuat diri kita mampu menyaring informasi yang berguna bagi kita untuk memilih langkah terbaik dalam kehidupan ke depan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar