My 500 Words

Kamis, 11 September 2014

Kita Semua Salah, Semua Jahat, Jangan Membenarkan Diri

 Oleh; Jannerson Girsang

Dua sikap yang sama salahnya, sama jahatnya. Yang satu menyombongkan diri, yang satu seolah-olah merendah. Dua-duanya merasa benar, sama-sama membenarkan diri..

Sikap yang pertama, selalu merasa benar sama seperti orang Farisi-penatua-penatua agama Jahudi dalam kisah Perjanjian Lama, yang hanya melihat dirinya benar, kerjanya menghakimi, menyalahkan yang lain. "Terima kasih Tuhan, kami sudah berbuat baik, tidak sama dengan mereka yang lain".

Sikap yang kedua, merasa berdosa, mengaku dirinya berdosa, tapi hanya untuk membenarkan tindakannya yang terus menerus salah dan tidak mau berubah.. "Aku banyak dosa, tidak pantas jadi "orang baik". Biarlah mereka yang baik-baik itu melakukan yang benar. Biarlah aku korupsi terus, jangan munafiklah".

Sama sombongnya!

”We can't be as good as we'd want to, so the question then becomes, how do we cope with our own badness?. (Nick Hornby).

Kita tidak mampu sebaik yang kita inginkan (apalagi yang diinginkan Tuhan), lalu pertanyaannya kemudian adalah bagaimana kita mengatasi keburukan atau kejahatan kita sendiri?.

Kata para ahli, kita baru menggunakan otak kita 2-5% dari kapasitasnya, kita belum mau, dan tidak mampu terus menerus menyalakan lampu kita, tidak bersinar sebagaimana kemampuan kita.Tapi kita sudah merasa menggunakannya 100%, merasa sudah bersinar setiap saat.

Kita semua jahat, semua bersalah, karena setiap hari melakukan kesalahan, melakukan dosa.

Mari semua berubah ke arah yang lebih baik, mari semua memperbaiki diri, memaksimalkan otak yang banyak nganggur, menyalakan lampu kita lebih lama dari yang sekarang.

Tugas utama kita adalah saling mengasihi dan saling melayani. Saling mengampuni, menasehati dengan lembut dan saling mendukung, mendorong percaya diri, memotivasi, supaya setiap orang sadar kesalahannya, dan berubah memaksimalkan talentanya!

Tidak ada komentar: