My 500 Words

Jumat, 12 September 2014

Sate Super

Oleh: Jannerson Girsang

Saya teringat sebuah peristiwa, atau disingkat "sate super". Saya kira penceramahnya mau menjelaskan "sate" Madura, ternyata sebuah teknik sosialiasi dalam dua menit.

Saya pertama kali mendengar istilah itu  ketika menikmati presentasi motivasi dari motivator Triyono Sigit di Tuktuk Samosir, 31 Agustus 2014 lalu.

Apa pula itu Sate Super?. Ternyata sebuah teknik bercerita untuk mensosialisasikan sesuatu. Awalnya seorang peserta disuruh bercerita untuk memperkenalkan sebuah produk dalam dua menit.

Peserta yang belum pernah mendengar istilah "sate super", langsung berbicara. "Kami dari lembaga .... akan memperkenalkan produk ini. Bla...bla...bla". Membosankan!. Karena tidak mengandung sedikitpun emosi di dalamnya.

Ketika Mas Sigit menggantikan peserta tadi, beliau memulai dengan sebuah cerita yang dimulai dengan "Saya teringat sebuah peristiwa".

Kita yang mendengarnya terpana seolah turut dalam kisah tersebut, serta mendapat penjelasan yang menarik tentang produk yang diperkenalkan.

Sebuah kisah atau peristiwa yang menyentuh emosi langsung menarik perhatian pendengar.

Sayapun langsung membuat sebuah kisah untuk memperkenalkan proyek penerjemahan Alkitab bahasa Nias (contoh lho, karena di sana sudah ada Alkitab bahasa Nias.

"Saya teringat sebuah peristiwa. Beberapa tahun yang lalu, saya masuk ke pedalaman sebuah desa terpencil, yang berjarak kira-kira 10 kilometer dari jalan besar. Untuk dapat berkomunikasi, saya membutuhkan seorang penerjemah, karena tidak ada dari mereka yang mampu berbahasa Indonesia.

Saat saya menjelaskan sesuatu kepada penduduk desa itu, sebelum diterjemahkan mereka ketawa-ketawa aja. Suatu ketika, karena ingin tau apakah mereka benar-benar tidak tau berbahasa Indonesia, maka saya mencoba menyapa mereka, secara diam-diam, tanpa membawa penerjemah.

"Dimana rumahnya, Pak?,". Si bapak yang berusia 30 tahun itu tertawa malu. Lalu pergi menanyakan penerjemah saya. Dalam bahasa daerahnya, mungkin dia bertanya, "apa yang dikatakannya?".

Apakah bapak-bapak tidak kasihan melihat saudara-saudara kita seperti itu. Sedih sekali ya, bapak-bapak dan ibu-ibu?.

Pesan yang menggugah emosi, penting mengawali sebuah sosialisasi.Hingga mereka tertarik mendengar, tergugah untuk mengatahui, lalu sadar dan mau bertindak, sesuai dengan harapan sosialisasi!

Dua menit saya bercerita di depan orang-orang kaya dan mendengar kisah sedih saudara-saudaranya, pasti dong mereka mau membantu.

Sate Super, sebuah teknik, dua menit memperkenalkan produk, sosialisasi.

Sayangnya Pak Sigit hanya mengajarkannya 10 menit. Kita belum tau banyak. Masih banyak pertanyaan sebenarnya, tapi waktu sudah habis. 

Jadi maklum aja, sayapun masih perlu belajar lagi Mas Sigit!. Bantu ya. Dimana saya bisa memperlajarinya lebih mendalam lagi!

Medan, Dinihari, 11 September 2014

Tidak ada komentar: