Para penulis perlu bercermin, melihat dan memaknai prestasi para penulis besar, supaya mampu merendahkan diri.
Para penulis berkewajiban menciptakan suasana saling menghargai, saling menyemangati, saling mendukung.
Di atas langit masih ada langit!.
Mari bercermin kepada lima penulis novel terlaris di Indonesia: Andrea Hirata (Lasykar Pelangi), Dee, Dewi Lestari (Perahu Kertas), Dhony Digantoro (5 cm), Gita Sesa Wanda Cantika, Keke (Surat Kecil Kepada Tuhan) dan Habiburrahman El Shirazy (Ayat-ayat Cinta).
Mereka berkarya dengan ciri khas masing-masing. Tidak ada waktu untuk menyindir atau meremehkan karya-karya temannya.
Setiap penulis memiliki ciri khas (mungkin juga sedang mencari identitas meniru yang lain) , memiliki kekurangan dan keterbatasan.
Mungkin karena jam terbangnya masih rendah, atau pengetahuannya yang belum mendalam tentang hal yang ditulisnya, mungkin juga sedang menciptakan gaya penulisan yang baru. Waktu, waktu akan melengkapinya dan membuktikan usahanya.
Ingat, semua penulis (kecuali copy paste, atau menjiplak karya orang lain) , sekecil apapun karyanya, adalah pencipta peradaban.
Memberi teladan, jauh lebih baik dari sekedar mengkritik. Mari terus berkarya, tanpa menganggap yang lain lebih rendah atau lebih tinggi.
Andrea Hirata juga dulu tidak ada apa-apanya. Dia besar karena ketekunan dan kegigihannya. Dia tidak pernah membuang waktu diskusi yang tidak produktif, bahkan meluangkan waktunya mengajar motivasi kepada para penulis-penulis baru, sehingga nanti tercipta Andrea Hirata yang baru.
Menjadi penulis hebat, adalah menulis kepeduliannya atas masalah sekitarnya dan menyentuh kebutuhan besar dunia ini sehingga cara berfikir, bertindak dan memaknai mereka atas sesuatu lebih baik, mengajar, memotivasi lebih banyak lagi orang menjadi penulis hebat.
Bukan sebaliknya, membuat orang lain jadi takut menulis, apalagi sampai membunuh karakter teman sesama penulis!.
Meskipun ada penulis yang merasa sudah hebat di daerah kita, tokh belum bisa menyaingi mereka!. Apalagi dibanding dengan nama-nama di bawah ini.
Coba simak perjuangan dan semangat menulis dari para penulis-penulis dunia lainnya seperti William Shakespeare, George Orwell, J.K. Rowling, Kurt Vonnegut, Virginia Woolf, Ernest Hemingway, William Faulkner, Ayn Rand, James Joyce dan J.D. Salinger.
Setiap saya membaca karya mereka, saya sangat merasa kecil, dan tidak ada alasan bermegah diri.
Kita di Indonesia belum ada apa-apanya dalam prestasi menulis. Gunakan waktu meneladani semangat para penulis besar, diskusikan karya-karya mereka, ciptakan karya yang baru, ketimbang asyik berdiskusi siapa yang terbesar!.
Ingat, kesombongan, keangkuhan akan menghancurkan diri sendiri dan menghambat munculnya karya-karya baru yang kreatif.
Roy Martin Simamora, Rinto Tampubolon, Anthony Limtan, Eka Azwin Lubis, Lea Willsen, Liven Riawaty
Medan 9 September 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar