Oleh: Jannerson Girsang
“Character cannot be developed in ease and quiet. Only through
experience of trial and suffering can the soul be strengthened, vision
cleared, ambition inspired, and success achieved.” (Helen Keller)
Ketika saya menulis biografi atau otobiografi, karakter tokoh sangat penting. Nilai seseorang terletak pada karakternya.
Salah satu cara menentukan karakter adalah dengan mengamati dan mencatat ucapan-ucapannya, ketika merespons sesuatu: tantangan, keberhasilannya, tanggapan orang lain terhadapnya.
Di FB semua orang yang memiliki akun, menuliskan responnya terhadap
keadaan sekelilingnya, responsnya terhadap teman, dan responnya terhadap
dirinya sendiri. Mereka menunjukkan karakternya masing-masing dan
tentunya menerima upah dari karakternya sendiri, karena karakter itu
berkekuatan mempengaruhi dan menimbulkan respon dari orang lain.
Ada yang
merespon positif, karena dia merasa terinspirasi, termotivasi dll, atau
ada juga merespon negatif karena merasa tersakiti, terlecehkan dll.
Karakter bisa menimbulkan dampak orang lain merasa senang,
terinspirasi, mendapat pelajaran, tertawa karena lucu. Hidupnya menjadi
lebih berharga, termotivasi.
Karakter yang muncul bisa
menimbulkan perasaan tidak nyaman, tersakiti, terlecehkan atau bahkan
menangis karena sedih. Hidupnya menjadi demotivasi.
Pengalaman saya dari sekian banyak tokoh yang saya amati, menunjukkan
bahwa seseorang berkarakter baik mampu : "menangis dengan orang yang
menangis, tertawa dengan orang yang tertawa".
Dia memaknai
orang lain sebagai penolong bagi dirinya dan memahami cara bertindak
bagaimana orang lain merasa agar hidupnya LEBIH berharga.
Tugas kita adalah mencari dan menjadikan sebanyak mungkin manusia dimana kita bisa sama-sama tertawa dalam kebahagiaan dan sama-sama menangis dalam kedukaan menuju "Long Life Friendship", bukan persahabatan hanya karena kepentingan sesaat, bukan, "kalau menguntungkan lanjut besahabat, kalau tidak pisah saja"
Sudah berapa orangkah kita memiliki teman yang bisa berbagi seperti itu?. Sebab hidup di dunia ini adalah menjadi berbuah bagi orang lain.
Buahnya, "Berapa orangkah yang kita doakan, dan sebaliknya mendoakan kita setiap hari". Berapa orang yang merindukan kita, atau lebih jauh, seorang ahli motivasi berkata: "How many people will cry when you die?"
Sesuatu yang perlu menjadi perenungan setiapsaat, tidak mudah, karena harus melintasi berbagai pengalaman ujian dan penderitaan.
Pengalaman Helen Keller, buta dan tuli sejak usia 19 bulan, tapi mampu menjadi pembicara, politisi dan 18 orang berpengaruh dunia, perlu kita simak.
"Karakter tidak dapat dikembangkan dengan mudah dan suasana tenang. Hanya melalui pengalaman ujian dan penderitaan jiwa karakter dapat semakin diperkuat, visi dibersihkan, ambisi diilhami, dan keberhasilan dicapai"
Karakter dapat dibentuk, tapi ada prosesnya! Mari kita bersama-sama berproses. Kita semua tidak sempuna. Proses perjalanan hidup akan menyempurnakannya.
Selamat Pagi!
Medan, 19 September 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar