My 500 Words

Sabtu, 07 Februari 2015

Bagi Tuhan Tiada Yang Tak Mungkin


Oleh: Jannerson Girsang

Singkirkan kekhawatiranmu. Tidak pernah apa yang dikhawatirkan terjadi. Tuhan selalu memberikan jauh dari apa yang kita pikirkan dan doakan!.

Sore ini, saya begitu senang, karena sudah melaksanakan dengan baik pemilihan pengurus Bapa dan Wanita GKPS Simalingkar periode 2015-2020.

Lima tahun yang lalu, saya sempat khawatir dengan keadaan saya, apakah mampu melaksanakan tugas sebagai vorhanger (memimpin 700-an orang jemaat). Sementara saya di awalnya memiliki beban berat.

Tinggal dua bulan lagi. Saya yakin akan mampu mengakhirnya dengan baik. Puji Tuhan. .
Sebenarnya saya flu, beberapa hari terakhir cukup sibuk dan butuh istirahat.

Tetapi rasa senang sepertinya mampu menghilangkan segala rasa penat dan tak nyaman. Tak perlu khawatir dengan kesehatan, karena kesembuhan, apalagi cuma virus flu datang dari "suka cita" dan minum air putih. .

Tiba di rumah saya minta diurut sama anakku Bernard dan tertidur sebentar. Cukup untuk menghilangkan kepenatan sehari.

Saya ingat tugas yang diberikan putri bungsu almarhum adikku Parker Girsang Trisha Melanie Girsang, siswa Kelas II, SMA Negeri 2 Bekasi.

Dua hari yang lalu dia minta saya membantu PRnya. "Bapatua, minta tolong dong buatkan biografi kakak untuk tugasku di sekolah," katanya melalui sms, saat saya masih di tempat acara pemakaman adik ayah saya di Pematangsiantar.

Icha mengirimkan draftnya dan saya mengeditnya. Mudah-mudahan cukup untuk memenuhi tugasnya.

Selesai mengedit PR putriku ini, saya mengirimnya melalui inboxnya. Saya menyempatkan diri mengamati FBnya.

Lantas, masuk ke FB almarhum adik saya. Meski adik saya sudah meninggal hampir lima tahun yang lalu, saya sekali-sekali masih bisa mengunjungi FBnya. Melihat aktivitas terakhirnya.

Itulah hebatnya FB.

Salah satu kekhawatiranku lima tahun lalu adalah Icha. Putri bungsu almarhum Parker Girsang, yang ditinggal ayahnya saat dia masih SD kelas 6. Lebih sedih lagi, dia sudah ditinggal ibunya ketika dia masih kelas 2 SD.

Saya kembali membolak-balik kejadian lima tahun yang lalu. Saya menemukan foto di bawah ini. Almarhum adik saya berdua dengan putri kami Icha, panggilan akrabnya.

Foto mereka di suatu pesta, April 2009, saat dia masih kelas 5 SD.

Tentu Icha tak pernah terbayang, kalau 14 bulan kemudian, ayahnya jatuh sakit dan meninggalkannya untuk selama-lamanya Juni 2010.

Hati saya trenyuh juga melihat foto ayah bersama putrinya. Trisha Melani, putri bungsu tiga bersaudara, dari almarhum adik saya begitu dekat dan manja kepada bapaknya. Bukan hanya di foto, tetapi kesehariannya memang begitu.

Khawatir pada awalnya, kalau Icha mampu berpisah selama-lamanya dengan ayahnya.
Saat ayahya meninggal, Icha baru lulus SD, dan memasuki SMP kelas I. Tak terbayang putri yang sangat manja kepada bapaknya, mampu berjuang, meski berpisah dengan ayah yang sangat dicintainya. Hidupnya memang sungguh sangat prihatin. Dia kehilangan Mama tercintanya, empat tahun sebelumnya, ketika dia masih kelas II SD. .

Saya mengamati FB putriku. Beberapa video tentang inspirasi Kristiani ternyata menjadi makanan rohaninya. Bagi Tuhan tak ada yang tak mungkin.

Kini Icha tumbuh menjadi gadis yang cantik dan pintar. Dua tahun lalu diterima sebagai siswa di SMA favorit, SMA Negeri I Bekasi.

Tak perlu banyak khawatir. Seperti ketika kita terbang di atas pesawat di ketinggian 11.600 meter. Kita tidak bisa berbuat apa-apa selain menyerahkan nasib kita kepada pilot. Kita pasti akan sampai.
"Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu" (1 Petrus 5:7).
.
Tak pernah terbayang kalau Icha di Tahun Baru kemaren bisa mengucapkan kata-kata ini.

"Nanti saya akan masuk UI seperti kakak. Bisa nggak ya bapatua," demikian janjinya kepadaku saat kami bertahun baru bersama di Ciater, Jawa Barat, 2-3 Januari lalu.

"Bagi Tuhan tidak ada yang tak mungkin sayang. Icha akan menjadi dokter!. Kau pasti bisa".
Oh, Tuhan. Betapa sayangMu kepada kami. Terima kasih Tuhan.

"Bapatua, nanti tulis kisah kami bertiga ya," katanya malam ini saat saya telepon memastikan kiriman PRnya udah diterima.

"Ya nang..pasti. Kalian adalah khotbah yang hidup bagi bapatua".
Cium sayang dari jauh!. Malam ini saya bersyukur bisa membantu PRmu. Semoga bermanfaat.


Medan, 18 Januari 2015

Tidak ada komentar: